Suara.com - Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengatakanbulan Ramadan harus memperbanyak tali silaturahim dengan hati dan pikiran yang jernih. Ia mengibaratkan puasa sebagai perisai diri.
"Selain sebagai perisai diri, puasa juga disebut menahan diri. Saya tidak ingin secara rinci menyampaikan hikmah ramadan ini secara normatif keislaman, selain butir-butir hikmah yang bisa kita ambil," kata Haedar ketika berceramah dalam acara berbuka puasa bersama yang dihadiri Presiden Joko Widodo di kediaman Ketua MPR, Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, Jumat (2/6/2017).
Kemudian dia menjelaskan hikmah Ramadan. Sebagai perisai diri. Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa puasa itu perisai, maka janganlah engkau melakukan perbuatan keji.
"Kalau toh ada orang yang mengajak kita bertengkar di bulan Ramadan, katakan saja aku sedang berpuasa. Spririt dari sunnah substansinya adalah ikhsan atau jiwa mulia," ujar dia.
Haedar mengatakan jiwa mulia itu sederhana. Nabi Muhammad memberikan contoh tiga hal. Yang pertama menyambungkan silaturahim dengan orang yang memutuskan silaturahim. Kemudian mendatangi orang yang membangun bentang untuk tidak berdialog.
"Kedua, engkau halalkan pihak yang mengharamkan diri kita atau apapun yang berkaitan dengan kita. Kita sering membalas orang dengan kenegatifan yang sama. Rasul mengajarkan, orang yang mengharamkan kita justru kita halalkan," tutur dia.
Ketiga, berbuat lemah lembut kepada orang yang membenci dirimu. Di bulan ini, kata dia, seorang muslim harus menaikkan derajat spiritualitasnya.
"Di tengah bulan Ramadan kita sungguh harus naik tangga spiritual kita sebagai tokoh-tokoh bangsa di negeri tercinta ini," kata Haedar di hadapan Presiden Jokowi beserta para menteri dan pejabat negara," kata Haedar.
"Bulan Ramadan 1945 kita memproklamirkan kemerdekaan. Bahkan butir dan rangting yang jatuh di kala malam itu tak pernah terjadi kecuali karena kuasa Allah SWT. Bung Karno mengatakan, kalau saya muslim, buka dada saya, di situlah Islam. Ki. Bagus Hadikusumo, kunci terakhir piagam Jakarta, saya muslim dan saya bangsa Indonesia tulen," Haedar menambahkan.
Tag
Berita Terkait
-
Said Didu Bongkar 5 Kedaulatan RI yang 'Dirampas' Jokowi demi Oligarki Selama Satu Dekade
-
Berapa Tarif Yakup Hasibuan? Pengacara Jokowi dalam Kasus Tuduhan Ijazah Palsu
-
Terpopuler: 7 Fakta Panas Ijazah Jokowi, Promo BRI Hemat Rp1,3 Juta
-
Kuasa Hukum Jokowi Singgung Narasi Sesat Jelang Gelar Perkara Ijazah Palsu
-
Polda Siapkan Gelar Perkara Khusus Kasus Ijazah Jokowi: Permintaan Roy Suryo Cs Jadi Pemicu?
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU