Gerakan Kesejahteraan untuk Tunarungu Indonesia (Gerkatin) melakukan sosialisasi belajar bahasa isyarat di Car Free Day (CFD), Jakarta, Minggu (11/9).
Penanganan anak autis membutuhkan perjuangan ekstra. Tak hanya pengetahuan dalam membimbing, tetapi juga butuh kesabaran.
Pengalaman tersebut dialami oleh Nani Siwanti (40) yang memiliki anak berkebutuhan khusus bernama Nijar (12).
Ketika ditemui di Sekolah Luar Biasa Negeri 4 Jakarta Utara, Nani menceritakan mula dia mengetahui Nijar berkebutuhan khusus ketika berusia satu tahun. Ketika itu, badan Nijar mengalami panas tinggi.
"Awal mula tahu autis tuh karena panas dia tidak turun-turun, dan juga langsung kejang-kejang terus dibawa ke rumah sakit. Satu minggu di rumah sakit terus agak aneh sama tingkah laku anak saya," ujar Nani kepada Suara.com.
Terkadang, Nani merasa iri dengan orangtua lain yang mempunyai anak yang tidak hiperaktif. Nijar, akta Nani, terlalu hiperaktif sehingga gurunya sampai kewalahan membimbing.
"Kadang saya iri sama anak lain, hidup normal, bisa sekolah umum bukan SLB, dan juga tidak telat kayak anak saya," kata Nani
Yang membuat hati Nani sedih adalah ketika Nijar di-bully teman-teman sepermainan. Teman-teman Nijar yang nakal kadang mengerjai Nijar dengan suara ledakan. Refleks Nijar ketika mendengar suara mengejutkan adalah mengambil barang milik teman.
"Kadang nih suka dikata-katain sama temannya, gara-gara aneh sendiri jadi saya juga kadang-kadang kesel sama ibu-ibu yang malah belain anaknya yang salah. Siapa sih ibu yang mau anaknya autis jadi harusnya ibu-ibu juga mikir kalau di posisi kita gimana," ujar nani.
Tapi berkat perjuangan Nani, Nijar sekarang duduk di bangku kelas empat. Nijar tetap bisa mengikuti pelajaran dan ibunya sangat bersyukur.
Nani berharap orangtua mendidik anak-anak untuk berempati dengan anak-anak berkebutuhan khusus.
Dengan demikian, kasus Farhan, mahasiswa semester II, angkatan 2016, jurusan Sistem Informasi di Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma, yang di-bully teman-temannya tak terulang lagi.
Kasus Farhan kini menjadi sorotan publik semenjak video bully viral di media sosial. Tiga rekannya yang melakukan bullying akan menerima hukuman dari kampus. [Rani Febriyani]
Pengalaman tersebut dialami oleh Nani Siwanti (40) yang memiliki anak berkebutuhan khusus bernama Nijar (12).
Ketika ditemui di Sekolah Luar Biasa Negeri 4 Jakarta Utara, Nani menceritakan mula dia mengetahui Nijar berkebutuhan khusus ketika berusia satu tahun. Ketika itu, badan Nijar mengalami panas tinggi.
"Awal mula tahu autis tuh karena panas dia tidak turun-turun, dan juga langsung kejang-kejang terus dibawa ke rumah sakit. Satu minggu di rumah sakit terus agak aneh sama tingkah laku anak saya," ujar Nani kepada Suara.com.
Terkadang, Nani merasa iri dengan orangtua lain yang mempunyai anak yang tidak hiperaktif. Nijar, akta Nani, terlalu hiperaktif sehingga gurunya sampai kewalahan membimbing.
"Kadang saya iri sama anak lain, hidup normal, bisa sekolah umum bukan SLB, dan juga tidak telat kayak anak saya," kata Nani
Yang membuat hati Nani sedih adalah ketika Nijar di-bully teman-teman sepermainan. Teman-teman Nijar yang nakal kadang mengerjai Nijar dengan suara ledakan. Refleks Nijar ketika mendengar suara mengejutkan adalah mengambil barang milik teman.
"Kadang nih suka dikata-katain sama temannya, gara-gara aneh sendiri jadi saya juga kadang-kadang kesel sama ibu-ibu yang malah belain anaknya yang salah. Siapa sih ibu yang mau anaknya autis jadi harusnya ibu-ibu juga mikir kalau di posisi kita gimana," ujar nani.
Tapi berkat perjuangan Nani, Nijar sekarang duduk di bangku kelas empat. Nijar tetap bisa mengikuti pelajaran dan ibunya sangat bersyukur.
Nani berharap orangtua mendidik anak-anak untuk berempati dengan anak-anak berkebutuhan khusus.
Dengan demikian, kasus Farhan, mahasiswa semester II, angkatan 2016, jurusan Sistem Informasi di Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma, yang di-bully teman-temannya tak terulang lagi.
Kasus Farhan kini menjadi sorotan publik semenjak video bully viral di media sosial. Tiga rekannya yang melakukan bullying akan menerima hukuman dari kampus. [Rani Febriyani]
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
BMKG Rilis Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di Sejumlah Kota, dari Pekanbaru Hingga Banten
-
Cuaca Hari Ini: Jakarta dan Sekitarnya Diguyur Hujan Ringan, Waspada Banjir
-
Bahlil Tepati Janji, Kirim Genset Hingga Tenda ke Warga Batang Toru & Pulihkan Infrastruktur Energi
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Prabowo Tinjau Banjir Langkat, Fokus Pemulihan Warga
-
Hadiri Final Soekarno Cup 2025 di Bali, Megawati Sampaikan Pesan Anak Muda Harus Dibina
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas
-
Tragedi Kalibata Jadi Alarm: Polisi Ingatkan Penagihan Paksa Kendaraan di Jalan Tak Dibenarkan!
-
Bicara Soal Pencopotan Gus Yahya, Cholil Nafis: Bukan Soal Tambang, Tapi Indikasi Penetrasi Zionis
-
Tinjau Lokasi Pengungsian Langkat, Prabowo Pastikan Terus Pantau Pemulihan Bencana di Sumut
-
Trauma Usai Jadi Korban Amukan Matel! Kapolda Bantu Modal hingga Jamin Keamanan Pedagang Kalibata