Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto [Suara.com/Agung]
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengakui pernah ada rencana pembunuhan terhadap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ketika masih menjabat gubernur Jakarta. Perencanaan tersebut terlacak diaplikasi Telegram.
"Itu (ancaman pembunuhan Ahok melalui telegram) ada laporannya, sudah diserahkan ke Menteri Kominfo," kata Setyo di Polda Metro Jaya, Kamis (20/7/2017)
Namun, Setyo tak menjelaskan secara rinci mengenai isi dan siapa pihak yang merencanakan pembunuhan terhadap Ahok. Kasus ini mengemuka setelah pemerintah berencana memblokir aplikasi Telegram karena sering dipakai untuk propaganda teroris.
Setyo mengatakan polisi bekerjasama dengan Kominfo untuk menindaklanjuti aktivitas mencurigakan di Telegram.
"Itu ada tujuh ratus halaman laporannya, laporan Menkominfo itu tentang telegram ada tujuh ratus. terkait dengan berbagai hal, ada ujaran kebencian, ada ancaman, ada terorisme, banyak. Dan Telegram sudah disomasi oleh kementerian Kominfo tapi tidak ada respon, oleh sebab itu, diblokir ditutup," kata Setyo.
Gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat juga mengakui mendapatkan bocoran ancaman pembunuhan Ahok melalui aplikasi percakapan tersebut
"Saya tidak main Telegram, tapi saya dapat info seperti itu. Makanya Telegram kemarin dapat sanksi diblokir Kominfo ya, ya blokir saja," kata Djarot usai menghadiri acara peluncuran buku: Ahok di Mata Mereka di Hotel Pullman, Jalan M. H. Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (19/7/2017).
Djarot mengaku sangat mendukung keputusan pemerintah yang telah menutup Telegram lantaran kerap digunakan kelompok teroris untuk menyebar propaganda.
"Karena di situ banyak sekali pembicaraan konten-konten tentang radikalisme salah satunya ancaman kepada Pak Ahok," kata Djarot.
"Itu (ancaman pembunuhan Ahok melalui telegram) ada laporannya, sudah diserahkan ke Menteri Kominfo," kata Setyo di Polda Metro Jaya, Kamis (20/7/2017)
Namun, Setyo tak menjelaskan secara rinci mengenai isi dan siapa pihak yang merencanakan pembunuhan terhadap Ahok. Kasus ini mengemuka setelah pemerintah berencana memblokir aplikasi Telegram karena sering dipakai untuk propaganda teroris.
Setyo mengatakan polisi bekerjasama dengan Kominfo untuk menindaklanjuti aktivitas mencurigakan di Telegram.
"Itu ada tujuh ratus halaman laporannya, laporan Menkominfo itu tentang telegram ada tujuh ratus. terkait dengan berbagai hal, ada ujaran kebencian, ada ancaman, ada terorisme, banyak. Dan Telegram sudah disomasi oleh kementerian Kominfo tapi tidak ada respon, oleh sebab itu, diblokir ditutup," kata Setyo.
Gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat juga mengakui mendapatkan bocoran ancaman pembunuhan Ahok melalui aplikasi percakapan tersebut
"Saya tidak main Telegram, tapi saya dapat info seperti itu. Makanya Telegram kemarin dapat sanksi diblokir Kominfo ya, ya blokir saja," kata Djarot usai menghadiri acara peluncuran buku: Ahok di Mata Mereka di Hotel Pullman, Jalan M. H. Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (19/7/2017).
Djarot mengaku sangat mendukung keputusan pemerintah yang telah menutup Telegram lantaran kerap digunakan kelompok teroris untuk menyebar propaganda.
"Karena di situ banyak sekali pembicaraan konten-konten tentang radikalisme salah satunya ancaman kepada Pak Ahok," kata Djarot.
Komentar
Berita Terkait
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
CEK FAKTA: Ahok Sebut Jokowi Terseret Korupsi Pertamina Rp 193,7
-
Dari Rival Sengit Jadi Kawan Koalisi? Anies Baswedan Jawab Soal Potensi 'Duet' dengan Ahok
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Pengamat Pendidikan Sebut Keputusan Gubernur Banten Nonaktifkan Kepsek SMAN 1 Cimarga 'Blunder'
- Biodata dan Pendidikan Gubernur Banten: Nonaktifkan Kepsek SMA 1 Cimarga usai Pukul Siswa Perokok
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
Pilihan
-
Patrick Kluivert Bongkar Cerita Makan Malam Terakhir Bersama Sebelum Dipecat
-
Dear PSSI! Ini 3 Pelatih Keturunan Indonesia yang Bisa Gantikan Patrick Kluivert
-
Proyek Sampah jadi Energi RI jadi Rebutan Global, Rosan: 107 Investor Sudah Daftar
-
Asus Hadirkan Revolusi Gaming Genggam Lewat ROG Xbox Ally, Sudah Bisa Dibeli Sekarang!
-
IHSG Rebound Fantastis di Sesi Pertama 16 Oktober 2025, Tembus Level 8.125
Terkini
-
Presiden Prabowo Bolehkan WNA Pimpin BUMN, KPK: Wajib Setor LHKPN!
-
Pramono Anung Bakal 'Sulap' Sumber Waras Jadi RS Kelas A yang Ikonik Setelah 10 Tahun Mangkrak
-
Kontak Senjata di Intan Jaya Pecah! 14 OPM Tewas Ditembak TNI dalam Operasi Pembebasan Sandera
-
MUI Resmikan Fatwa Syariah Penyaluran Zakat dan Infak melalui Skema Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
-
Jakarta Dilanda Panas Ekstrem, Ini Instruksi Pramono kepada Jajarannya
-
Mahfud MD 'Spill' Dugaan Korupsi Kereta Cepat Whoosh, Budi Prasetyo: Silakan Laporkan ke KPK
-
Kupang Diguncang Kasus Prostitusi Online Anak, Menteri PPPA Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Ahli Gizi Soroti Makan Bergizi Gratis: SPPG Polri Bisa Jadi Role Model Nasional
-
Trauma Kasus Lama? Gubernur Pramono Minta KPK Kawal Proyek Pembangunan RS Sumber Waras
-
Muncul Dugaan Kasus Trans7 vs Ponpes Lirboyo untuk Tutupi 4 Kasus Besar Ini