Suara.com - Presiden Joko Widodo mengaku bahwa putra bungsunya, Kaesang Pangarep, adalah pelatih sulapnya sebelum tampil pada peringatan Hari Anak Nasional 2017.
"Di-training Kaesang, jadi saya dan Bu Jokowi di-training selama lima hari, setiap malam kalau pulang, malam pukul 23.00-24.00 WIB di-training, tidak tahu tadi bagus tidak, bagus ya?" kata Presiden seusai meninjau perumahan Griya Setia Bangsa di Pekanbaru, dikutip dari Antara, Minggu (23/7/2017).
Pada peringatan Hari Anak Nasional 2017 di Lapangan Gedung Daerah Pauhjanggi Provinsi Riau, Presiden dibantu Ibu Negara Iriana Joko Widodo setidaknya melakukan empat trik sulap.
Trik pertama adalah mengubah tongkat menjadi bunga, trik kedua memindahkan bola, trik ketiga mengeluarkan kotak-kotak kecil , dan trik terakhir kantong berisi jam tangan.
Presiden mengaku tidak ada rahasia dalam trik sulapnya selain belajar lebih dulu.
"Rahasianya belajar lima hari," kata Presiden.
Meski menjelaskan bahwa ia sudah berlatih, Presiden mengaku tidak jago bermain sulap.
"Namanya bukan tukang sulap, tidak jago, baru lima hari jadi kalau ketahuan sulapnya mohon maaf. Tadi anak-anak juga banyak yang nunjuk, Itu pak kelihatan Pak," kata Jokowi diiringi tawa.
Stop bullying
Presiden meminta masyarakat menghentikan perilaku bullying atau perundungan, termasuk di media sosial.
"Akan saya sampaikan kepada Menteri Pendidikan agar yang namanya bullying itu tidak muncul, sudah sering muncul dan menjadi viral di medsos. Kita harus stop itu," katanya.
Beberapa pekan terakhir beredar video perundungan terhadap siswi SMP di media sosial. Video itu menunjukkan sejumlah siswa SMP bergantian menjambak seorang siswi yang menggunakan seragam putih dan pada akhir video, siswi itu disuruh mencium tangan siswa dan siswa yang mem-bully-nya. Masih ada juga video perundungan terhadap seorang mahasiswa berkebutuhan khusus yang merupakan mahasiswa salah satu universitas swasta di Depok oleh teman-teman sekelasnya.
"Budaya dan tradisi seperti itu memang harus dihilangkan, mem-bully itu biasanya yang banyak, senior ke juniornya, junior ke senior tidak ada, yang banyak itu senior ke juniornya. Hal-hal seperti ini biasanya dimulai dari waktu penerimaan, pada MOS (Masa Orientasi Sekolah), ada Ospek, yang begitu harus dihilangkan," tambah Presiden.
Presiden menyarankan agar bullying diganti menjadi kegiatan yang dapat mendatangkan rasa hormat antara senior dan junior
"Seharusnya masa pengenalan itu dilarikan ke hal-hal yang memberikan respek ke senior, adiknya menghargai kakak kelasnya, kakak kelasnya mau menolong adiknya, membantu adiknya. Saya lihat di negara yang lain, ada kakak kelasnya menggendong adik kelasnya masuk sekolah, saya tanya apa artinya? Ya seniornya harus bantu adiknya, adiknya harus hormat ke seniornya," ungkap Presiden.
Tag
Berita Terkait
-
Said Didu Bongkar 5 Kedaulatan RI yang 'Dirampas' Jokowi demi Oligarki Selama Satu Dekade
-
Berapa Tarif Yakup Hasibuan? Pengacara Jokowi dalam Kasus Tuduhan Ijazah Palsu
-
Terpopuler: 7 Fakta Panas Ijazah Jokowi, Promo BRI Hemat Rp1,3 Juta
-
Kuasa Hukum Jokowi Singgung Narasi Sesat Jelang Gelar Perkara Ijazah Palsu
-
Polda Siapkan Gelar Perkara Khusus Kasus Ijazah Jokowi: Permintaan Roy Suryo Cs Jadi Pemicu?
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra