Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan satu unit tambahan pesawat helikopter jenis PK-DAS Bell 412 untuk melakukan pemadaman kebakaran dengan teknik "water bombing" di wilayah Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh.
Kasubdit Kesehatan dan Air Bersih BNPB Jarwansyah di Meulaboh, Kamis, mengatakan penambahan satu unit helikopter water bombing bersama lima orang kru pesawat guna mendukung Satgas udara dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Aceh Barat.
"Berapa lokasi sudah dilakukan penyiraman, tapi yang bergerak itu Helikopter MI 17 yang kapasitas empat ton, tapi kalau Bell ini kapasitas satu ton belum. Hasil pemantaun pilot kru Heli Bell ternyata masih banyak ditemukan titik api di Aceh Barat," katanya.
Pernyataan itu disampaikan kepada wartawan usai menyambut kedatangan Helikopter Bell di Lapangan Batalion 116/ Garda Samudera (GS), Korem 012 Teuku Umar, Kecamatan Mereubo, Aceh Barat, Kamis, pukul 15.30 WIB.
BNPB masih berfokus melakukan upaya pemadaman karhutla di wilayah hukum Aceh Barat karena masih terpantau pesebaran titik api, meskipun sempat diguyur hujan dengan intensitas ringan beberapa saat pada pukul 10.30 WIB.
Sementara itu Helikopter jenis MI 17 VN, Kamis, pukul 11.00 WIB mulai melakukan pengeboman air, berangkat dari Bandara Cut Nyak Dhien, Nagan Raya, kemudian melakukan pengeboman air di wilayah Desa Lapang dan Suak Raya, Johan Pahlawan.
Water bombing dipimpin langsung Direktorat Bantuan Darurat BNPB, Bambang H, selama tiga jam melakukan pengeboman Heli MI 17 melakukan 20 kali pengeboman air, sebagian padam, namun kebakaran di bawah permukaan lahan gambut masih ditemukan, ditandai dengan masih muncul asap ke permukaan.
"Targetnya sore ini (Kamis) dilanjutkan, setelah nanti dari Suak Raya memang tuntas, saya sudah koordinasikan dengan tim Hely dan Tim SAR yang kita berangkatkan. Kita akan water bombing di titik-titik paling urgen," kata Bambang ketika ditemui di Bandara Cut Nyak Dhien, Nagan Raya, Aceh.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hingga Kamis (27/7) masih menemukan titik panas di wilayah Kabupaten Aceh Barat dan Nagan Raya, kedua kabupaten bertetangga itu kini dalam masa bencana menghadapi karhutla. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Tinggi Muka Air Laut di Pasar Ikan Jakut Siaga 1, Empat Pompa Dikerahkan Antisipasi Banjir Rob
-
Mentan Tegaskan Harga Pangan Stabil dan Produksi Surplus, Bantah Isu MBG Picu Kenaikan Harga
-
Program MBG Terancam Krisis Ahli Gizi, Pemerintah Janjikan Status PNS dan Percepatan Sertifikasi
-
PERSAGI Siapkan Lulusan Ahli Gizi untuk Perkuat Program Makan Bergizi Gratis
-
Hadapi Musim Hujan, Pemprov DKI Alokasikan Rp3,89 Triliun untuk Mitigasi Banjir
-
Banjir Rob Rendam Jalan Depan JIS, Petugas Gabungan Lakukan Penanganan Ini
-
Nadiem Calon Tersangka Korupsi Google Cloud di KPK, Kuasa Hukum Membantah
-
Kementan Targetkan Indonesia Mandiri Vaksin Hewan, Fasilitas di Surabaya Akan Ditingkatkan
-
KPK Akhirnya Ambil Alih Kasus Korupsi Petral dari Kejagung, Apa Alasannya?
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat