Suara.com - Derasnya hujan ternyata tak menyurutkan semangat warga Republik Demokrasi Rakyat Korea—nama resmi Korea Utara (Korut)—untuk mendatangi Istana Kumsusan.
Mereka datang untuk memberi penghormatan kepada kedua mantan pemimpin Korut, Kim Il Sung dan Kim Jong Il, yang sudah dibalsam dan disimpan di mausoleum depan istana tersebut.
Penghormatan itu, seperti dilansir Times Of India, bertepatan dengan hari peringatan kesepakatan penghentian Perang Korea, atau yang disebut oleh mereka sebagai "Hari Kemenangan". Hari itu selalu diperingati setiap tanggal 27 Juli.
Korut menyebut kesepakatan penghentian perang yang diteken pada tahun 1953 itu sebagai hari kemenangan. Sebabm tentara Korea Selatan dan Amerika Serikat saat itu tidak berhasil meruntuhkan republik mereka yang baru didirikan.
"Negeri kami selalu meraih kemenangan di semua bidang karena kepemimpinan Kim Il Sung dan Kim Jong Il. Mereka adalah penjaga bangsa Korea," tutur seorang warga bernama Hong Yong-Dok.
Ia mengatakan, AS adalah negara imperialis alias penjajah yang selalu menghasut suatu peperangan. Termasuk menghasut bangsa Korea.
Yong-Dok menuturkan, bangsa Korea yang seharusnya bersatu dalam sebuah negara berdaulat, lepas dari campur tangan asing, justru dihasut AS untuk berperang.
"Sejak dulu, AS selalu menghasut peperangan yang menimbulkan banyak korban dari kalangan rakyat. Ayah saya juga meninggal, dibunuh oleh tentara AS saat perang Korea. Karenanya, kami harus mengajarkan kepada generasi penerus untuk terus melawan imperialis AS hingga seluruh bangsa Korea kembali bersatu," tutur Yong-Dok yang datang ke Istana Sumsunan dengan cucunya.
Baca Juga: Penjelasan Agus Soal Pertemuan SBY dan Prabowo Semalam
Hal yang sama diutarakan pensiunan bernama Ri Sun-Gyong. Menurutnya, keluarga Kim tak pernah mengkhianati bangsa Korea, baik yang berada di selatan maupun utara.
"Aku selalu menangis ketika menemui pemimpin besar Kim Il Sung dan Kim Jong Il," tuturnya.
"Aku selalu merindukan mereka," tutur Sun-Gyong penuh emosi dan menahan tangisan.
Warga Korut selalu menganggap pendiri Korut Kim Il Sung sebagai pemimpin tertinggi. Teman akrab Presiden pertama RI Soekarno itu, selalu dianggap warga sebagai Ketua Partai Pekerja Korea (PPK), meski yang bersangkutan sudah wafat.
Begitu juga terhadap Kim Jong Il (ayah Kim jong Un), putra dan penerus Kim Il Sung. Warga Korut selalu menganggap Kim Jong Il sebagai Sekretaris Jenderal PKK.
Untuk diketahui, setelah Perang Dunia II selesai, persisnya tahun 1948, PBB, Uni Soviet, dan AS bersepakat bekas negeri jajahan Jepang di semenanjung Korea harus menjadi negara merdeka.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Viral! Gubernur Riau Kena OTT KPK, Wagub SF Hariyanto Banjir Ucapan Selamat
-
Dorong Pertumbuhan Industri, PLN Teken PJBTL 1.800 MVA di Jawa Barat dan Jawa Tengah
-
Aktif Lagi di DPR, Tangis Haru Adies Kadir dan Uya Kuya Pecah Usai MKD Nyatakan Tak Langgar Etik
-
Pasrah Gaji DPR Disetop 6 Bulan usai Sebut Rakyat Tolol, Hukuman MKD Bikin Ahmad Sahroni Kapok?
-
Siswa 13 Tahun Tewas di Sekolah Internasional Gading Serpong, Diduga Jatuh dari Lantai 8
-
Soeharto, Gus Dur dan Marsinah Penuhi Syarat Terima Gelar Pahlawan, Ini Penjelasan Fadli Zon
-
Jejak Digital Budi Arie Kejam: Dulu Projo Pro Jokowi, Kini Ngeles Demi Gabung Prabowo
-
Bau Busuk RDF Rorotan Bikin Geram! Ribuan Warga Ancam Demo Balai Kota, Gubernur Turun Tangan?
-
Terbukti Langgar Etik, MKD DPR Nonaktifkan Nafa Urbach, Eko Patrio, dan Ahmad Sahroni Tanpa Gaji
-
Angka Pengangguran di Jakarta Tembus 330 Ribu Orang, BPS Klaim Menurun, Benarkah?