Novel Baswedan (capture @Dahnilanza)
Novel Baswedan memiliki surat yang berisi daftar nama penyidik KPK, termasuk namanya, lengkap dengan alamat rumah sampai rute perjalanan pulang pergi. Surat ini, katanya, untuk diberikan ke eksekutor. Novel enggan menyerahkan bukti-bukti dan petunjuk yang dimilikinya ke penyidik Polri karena pesimistis bakal ditindaklanjuti. Dia hanya akan menyampaikannya jika nanti dibentuk tim gabungan pencari fakta untuk mengungkap siapa pelaku dan dalang penyerangnya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan seharusnya Novel menyerahkan bukti ke penyidik sehingga bisa diproses.
"Ditanyakan ke dia, itu isu atau fakta hukum. Kalau isu kan perlu penyelidikan, kalau fakta yang tunjukkan," kata Argo di Koja, Jakarta Utara, Senin (31/7/2017)
Argo mengatakan setelah mendapatkan petunjuk dari Novel, tentu penyidik akan menangapinya sesuai dengan prosedur.
"Kalau itu fakta hukum kan ada saksi, ada bukti surat, ada saksi ahli silakan saja. Kami siap saja kok yang bersangkutan kapan dia diperiksa," kata dia.
Argo mengatakan informasi Novel yang disampaikan di acara Mata Najwa, Metro TV, tidak mengganggu proses penyelidikan yang sekarang berlangsung.
Di acara tersebut, Novel juga menyebut ada dua kelompok internal Polri yang memantau pergerakannya, salah satu kelompok disebutkan akan menerornya. Menanggapi hal itu, Argo membantah.
"Mana? Nggak ada. Ini murni tim mengungkap kasus," kata Argo.
Pengakuan Novel
Di acara Mata Najwa, Novel menunjukkan kertas surat rahasia yang berisi tentang nama penyidik KPK, alamat rumah, sampai rute perjalanan pulang dan pergi. Di antara nama penyidik yang jadi target yaitu Novel sendiri.
"Saya pernah mendapat surat. Tapi ini surat saya tunjukkan ke Mbak Najwa, tidak untuk diperlihatkan ke publik karena ada nama-nama penyidik. Saya mendapatkan surat, kertas, yang tulisannya adalah nama-nama penyidik, disebutkan identitas, disebutkan alamat, disebutkan rute pulangnya, dan lain-lain. Ini diberikan oleh seorang perwira Polri untuk seseorang untuk dilakukan eksekutor. Itu berbahaya sekali," kata Novel.
Dalam surat tersebut, bahkan sampai ditulis alamat rumah lama dan baru penyidik KPK, sampai nomor ponsel.
Apakah data ini diberikan untuk mencari eksekutor agar menghabisi penyidik KPK?
"Saya nggak tahu, barangkali mau disapa (Novel tertawa). Saya melihat ini upaya terorlah yang dilakukan. Saya melihat ya bisa dihabisi, bisa ditabrak," kata Novel.
Novel merasa Polri tidak berani mengungkap kasus penyerangan yang menimpanya. Novel bahkan menyebut oknum Polri terlibat dalam kasusnya.
"Saya dapat informasi dari internal Polri bahwa ada beberapa orang-orang di Polri yang ikut dalam pemantauan terhadap diri saya," kata Novel ketika tampil di acara Mata Najwa yang ditayangkan Metro TV, semalam.
Pemantauan tersebut dengan tujuan untuk mengamankan atau sebaliknya? Novel mengatakan tujuannya untuk kedua hal itu.
"Ada dua kelompok rasanya yang saya dapat informasi. Ada yang berupaya mengamankan, ada yang berupaya mencari-cari kesalahan, bahasanya begitu yang dibilang. Tetapi rasanya kok saya pikir jangan-jangan lebih dari itu," kata Novel.
Novel mengungkapkan kelompok yang melakukan pemantauan terhadapnya merupakan oknum yang masih aktif di Polri.
"Itulah makanya saya bilang kepada beberapa petinggi Polri yang sempat bertemu dengan saya. Saya bilang ini ada keterlibatan oknum Polri. Dan mestinya ini dilakukan dengan serius," kata Novel.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan seharusnya Novel menyerahkan bukti ke penyidik sehingga bisa diproses.
"Ditanyakan ke dia, itu isu atau fakta hukum. Kalau isu kan perlu penyelidikan, kalau fakta yang tunjukkan," kata Argo di Koja, Jakarta Utara, Senin (31/7/2017)
Argo mengatakan setelah mendapatkan petunjuk dari Novel, tentu penyidik akan menangapinya sesuai dengan prosedur.
"Kalau itu fakta hukum kan ada saksi, ada bukti surat, ada saksi ahli silakan saja. Kami siap saja kok yang bersangkutan kapan dia diperiksa," kata dia.
Argo mengatakan informasi Novel yang disampaikan di acara Mata Najwa, Metro TV, tidak mengganggu proses penyelidikan yang sekarang berlangsung.
Di acara tersebut, Novel juga menyebut ada dua kelompok internal Polri yang memantau pergerakannya, salah satu kelompok disebutkan akan menerornya. Menanggapi hal itu, Argo membantah.
"Mana? Nggak ada. Ini murni tim mengungkap kasus," kata Argo.
Pengakuan Novel
Di acara Mata Najwa, Novel menunjukkan kertas surat rahasia yang berisi tentang nama penyidik KPK, alamat rumah, sampai rute perjalanan pulang dan pergi. Di antara nama penyidik yang jadi target yaitu Novel sendiri.
"Saya pernah mendapat surat. Tapi ini surat saya tunjukkan ke Mbak Najwa, tidak untuk diperlihatkan ke publik karena ada nama-nama penyidik. Saya mendapatkan surat, kertas, yang tulisannya adalah nama-nama penyidik, disebutkan identitas, disebutkan alamat, disebutkan rute pulangnya, dan lain-lain. Ini diberikan oleh seorang perwira Polri untuk seseorang untuk dilakukan eksekutor. Itu berbahaya sekali," kata Novel.
Dalam surat tersebut, bahkan sampai ditulis alamat rumah lama dan baru penyidik KPK, sampai nomor ponsel.
Apakah data ini diberikan untuk mencari eksekutor agar menghabisi penyidik KPK?
"Saya nggak tahu, barangkali mau disapa (Novel tertawa). Saya melihat ini upaya terorlah yang dilakukan. Saya melihat ya bisa dihabisi, bisa ditabrak," kata Novel.
Novel merasa Polri tidak berani mengungkap kasus penyerangan yang menimpanya. Novel bahkan menyebut oknum Polri terlibat dalam kasusnya.
"Saya dapat informasi dari internal Polri bahwa ada beberapa orang-orang di Polri yang ikut dalam pemantauan terhadap diri saya," kata Novel ketika tampil di acara Mata Najwa yang ditayangkan Metro TV, semalam.
Pemantauan tersebut dengan tujuan untuk mengamankan atau sebaliknya? Novel mengatakan tujuannya untuk kedua hal itu.
"Ada dua kelompok rasanya yang saya dapat informasi. Ada yang berupaya mengamankan, ada yang berupaya mencari-cari kesalahan, bahasanya begitu yang dibilang. Tetapi rasanya kok saya pikir jangan-jangan lebih dari itu," kata Novel.
Novel mengungkapkan kelompok yang melakukan pemantauan terhadapnya merupakan oknum yang masih aktif di Polri.
"Itulah makanya saya bilang kepada beberapa petinggi Polri yang sempat bertemu dengan saya. Saya bilang ini ada keterlibatan oknum Polri. Dan mestinya ini dilakukan dengan serius," kata Novel.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Novel Baswedan 'Senggol' Prabowo: Kembalikan Pegawai KPK Korban Firli, Ini Penegakan Hukum
-
Eks Pimpinan KPK Ungkap Latar Belakang Kasus Penyiraman Novel Baswedan
-
Kecewa ke Prabowo, Novel Baswedan Sebut Amnesti Hasto Tak Adil: Bagaimana dengan Pelaku Lain?
-
Novel Baswedan Blak-blakan Kritik Amnesti-Abolisi Prabowo: Tak Sesuai Pidato Sikat Habis Koruptor!
-
Eks Pimpinan KPK Ungkap Alasan Novel Baswedan Disiram Air Keras!
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
Terkini
-
DPR Dukung Penyelidikan Korupsi Whoosh: Tidak Boleh Tebang Pilih!
-
Biar Tetap Eksis di Dunia Pendidikan, Begini Tantangan Pesantren Gembleng Para Santri
-
Modal Senjata Mainan, Pelaku Curanmor di Cengkareng Tewas Usai Diamuk Warga
-
Prabowo Minta Bahasa Portugis Diajarkan di Sekolah, Mendikdasmen Hingga Sejarawan Bereaksi
-
Pihak BGN Tegaskan Uang Rp5 Juta untuk Orang yang Bikin Konten Positif MBG Cuma Guyon
-
5 Fakta Korupsi Eks Bupati Sleman Sri Purnomo, Pengadilan Ungkap Alasan Penahanan
-
Prabowo di Hari Sumpah Pemuda: Jangan Takut Bermimpi Besar, Indonesia Tak Akan Pernah Kalah!
-
Dukung Kreator & UMKM, Shopee Hadirkan Pengalaman Belanja Baru Bersama Meta
-
Viral Mandor TKA Dikeroyok di Morowali, Arogan Jadi Pemicu? Ini 4 Faktanya
-
Gus Ipul Tegaskan Stiker Miskin Inisiatif Daerah, Tapi Masalahnya Ada 2 Juta Data Salah Sasaran