Bachtiar Nasir [suara.com/Dian Rosmala]
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan selain Hizbut Tahrir Indonesia, pemerintah akan membubarkan lima organisasi kemasyarakatan lagi yang dinilai anti terhadap Pancasila. Itu disampaikan Tjahjo di Century Park, Senayan, Jakarta, pada Sabtu (12/8/2017).
Menanggapi Tjahjo, Ketua GNPF MUI yang juga pimpinan AQL Islamic Center Bachtiar Nasir berharap pemerintah memberi ruang bagi ormas untuk mengklarifikasi apa yang dituduhkan kepada mereka.
"Negara setidaknya memberikan bimbingan juga (kepada ormas) jika mereka dinilai punya niatan keliru," kata Bachtiar di AQL Islamic Center, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (14/8/ 2017).
Sebab, kata Bachtiar, dengan adanya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tentang Ormas yang digunakan sebagai alat pemerintah untuk membubarkan ormas, melahirkan persepsi publik bahwa pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla otoriter.
"Tuduhan-tuduhan ini tentu adalah refleksi dari beberapa tokoh nasional akibat Perppu itu. Barangkali yang dianggap menunjukkan otoriternya rezim saat ini," tutur Bachtiar.
Dengan dibukanya ruang dialog antara pemerintah dan ormas yang anggap anti Pancasila, kata Bachtiar, kesepahaman bersama akan terbangun.
"Bahkan tugas negara tentunya juga memberikan bimbingan kepada ormas-ormas yang dianggap menyimpang dari ideologi negara," kata Bachtiar.
"Untuk itulah saya berharap baik kepada pemerintah, juga kepada Ormas yang dituduhkan untuk segera memberikan klarifikasi," Bachtiar menambahkan.
Menanggapi Tjahjo, Ketua GNPF MUI yang juga pimpinan AQL Islamic Center Bachtiar Nasir berharap pemerintah memberi ruang bagi ormas untuk mengklarifikasi apa yang dituduhkan kepada mereka.
"Negara setidaknya memberikan bimbingan juga (kepada ormas) jika mereka dinilai punya niatan keliru," kata Bachtiar di AQL Islamic Center, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (14/8/ 2017).
Sebab, kata Bachtiar, dengan adanya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tentang Ormas yang digunakan sebagai alat pemerintah untuk membubarkan ormas, melahirkan persepsi publik bahwa pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla otoriter.
"Tuduhan-tuduhan ini tentu adalah refleksi dari beberapa tokoh nasional akibat Perppu itu. Barangkali yang dianggap menunjukkan otoriternya rezim saat ini," tutur Bachtiar.
Dengan dibukanya ruang dialog antara pemerintah dan ormas yang anggap anti Pancasila, kata Bachtiar, kesepahaman bersama akan terbangun.
"Bahkan tugas negara tentunya juga memberikan bimbingan kepada ormas-ormas yang dianggap menyimpang dari ideologi negara," kata Bachtiar.
"Untuk itulah saya berharap baik kepada pemerintah, juga kepada Ormas yang dituduhkan untuk segera memberikan klarifikasi," Bachtiar menambahkan.
Tag
Komentar
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
Nasib Diumumkan KPK Hari Ini, Gubernur Riau Wahid Bakal Tersangka usai Kena OTT?
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO