Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengapresiasi peringatan HUT RI di Istana Merdeka, kemarin. Dia menganggap momentum itu menjadi tanda adanya kerukunan para elite politik.
Untuk pertamakalinya sejak pemilu presiden tahun 2014, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono datang memenuhi undangan Presiden Joko Widodo untuk merayakan hari kemerdekaan di Istana secara bersama-sama. Bahkan, usai upacara, mereka menghadiri jamuan makan siang.
"Oh iya tentu ini, kan berbicara tentang persatuan kita, bahwa kita berbeda-beda mungkin secara politik, tapi tujuan dan ideologis negara tetap kita satu. Politik itu selalu ada perbedaan, cara tapi tujuan tidak," kata Jusuf Kalla di DPR, Jakarta, Jumat (18/8/2018).
Jusuf Kalla yang juga turut hadir di antara Megawati dan Yudhoyono di Istana Merdeka mengatakan mereka tidak membicarakan hal-hal yang bersifat substansi pada waktu bertemua. Kendati demikian, pertemuan Ketua Umum PDI Perjuangan dan Ketua Umum Partai Demokrat tersebut merupakan sinyal positif.
"Itu biasa saja, ramah tamah, tidak membicarakan substansi," kata Politikus Senior Partai Golkar ini.
Apa kata warga?
Publik juga mengapresiasi pertemuan antara Megawati dan Yudhoyono.
Warga bernama Fitri (28) mengatakan pertemuan tersebut merupakan sinyal hubungan kedua poros kekuatan politik membaik.
"Saya sih melihatnya ada sinyal-sinyal baik, mungkin saja hubungan Bu Mega dan Pak SBY membaik. " ujar Fitri yang turut menyaksikan acara peringatan HUT RI di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (17/8/2017).
Fitri tak menyangka Yudhoyono beserta istri dan kedua putra mereka bersedia menghadiri undangan Presiden Joko Widodo untuk memperingati HUT RI yang ke 72 di Istana Merdeka. Pasalnya, sebelum-sebelumnya, Yudhoyono tidak hadir. Bukan rahasia lagi hubungan kedua tokoh merenggang semenjak Yudhoyono memenangkan pemilu presiden tahun 2004.
"Nggak nyangka saja, kok tumben-tumbennya Pak SBY datang ke Istana dan ketemu Bu Mega. Biasanya kan Pak SBY nggak pernah hadir kalau ada Bu Mega," kata Fitri.
Menurut dia bisa saja pertemuan tersebut merupakan pertanda Yudhoyono dan Partai Demokrat bakal mendukung pemerintahan Jokowi.
"Bisa jadi ada keluarga Pak SBY yang akan masuk di kabinet Pak Jokowi. Bisa juga ini langkah awal Pak SBY dukung Pak Jokowi," kata dia.
Hal yang sama dikatakan warga Depok bernama Dede (35) yang ditemui di depan Istana Merdeka.
"Pas saya lihat di layar tadi pagi, saya kaget, Pak SBY datang juga. Biasanya nggak pernah datang, kalau ada ibu Mega," tutur Dede.
Berita Terkait
-
Risma Apresiasi Sopir Ambulans dan Relawan Bencana: Bekerja Tanpa Libur, Tanpa Pamrih
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga