Suara.com - Agresi militer Armenia atas salah satu wilayah yang secara internasional diakui sebagai milik Azerbaijan, Nagorno-Karabakh, sejak 1991 masih terus berlanjut. Atas dasar demikian, Indonesia diminta bersuara untuk menghentikan agresi militer yang terjadi di kawasan tersebut.
Ditemui di Kedutaan Besar Azerbaijan, Kamis (31/8/2017), Duta Besar Azerbaijan Tamerlan Garayev mengungkapkan bahwa apa yang terjadi di Nagorno-Karabakh bukanlah sebuah konflik, tapi murni sebuah agresi militer dan okupasi oleh Armenia terhadap Azerbaijan.
"Hingga kini, pasukan Armenia masih menduduki wilayah Karabakh. Setiap hari, masih terdengar desingan peluru di seluruh penjuru daerah itu. Bahkan, terbaru, ada dua warga sipil yang terbunuh oleh pasukan Armenia, seorang nenek dan balita berusia dua tahun," ungkap Tamerlan.
Agresi Armenia terhadap Nagorno-Karabakh, lanjut Tamerlan, adalah tragedi kemanusiaan yang brutal, yang telah menewaskan ribuan orang dan ratusan ribu mengungsi.
"Kami bukanlah negara yang suka berperang. Kami ingin tragedi ini berakhir secara damai melalui dukungan komunitas internasional sebagai langkah mematuhi peraturan internasional," papar Tamerlan.
Salah satu upaya yang telah ditempuh pemerintah Azerbaijan adalah keberhasilan negara pecahan Uni Soviet tersebut untuk mendorong DK PBB mengeluarkan empat resolusi, yakni 822, 853, 874, dan 884.
"Namun kenyataanya, Armenia mengabaikan resolusi yang berisi penegasan mengenai wilayah Azerbaijan, dan seruan penarikan mundur pasukannya dari wilayah Azerbaijan yang diokupasi," lanjut Tamerlan.
Lebih lanjut, Tamerlan menyampaikan harapannya pada pemerintah Indonesia, sebagai salah satu anggota OKI, untuk mengambil sikap yang tegas atas agresi kemanusiaan yang dilakukan Armenia tersebut.
"Sebagai anggota OKI yang terbesar, kami berharap Indonesia dapat mengambil langkah konkret seperti yang dilakukan Turki, Arab Saudi, Pakistan, Bosnia atas agresi militer Armenia," tegasnya.
Secara hukum internasional, Karabakh masuk ke dalam teritori Azerbaijan. Tetapi sejak tahun 1991, perang dingin terjadi di antara keduanya sehingga mengakibatkan eskalasi meningkat di kawasan itu.
Disinyalir, sepanjang tahun 1991 hingga sekarang, korban konflik Azerbaijan - Armenia lebih dari 20.000 korban jiwa dan rakyat mengalami trauma mendalam akibat agresi tersebut. Menurut Tamerlan, invasi Armenia terhadap Azerbaijan tidak berbeda dari agresi militer Israel kepada Palestina ataupun India terhadap penduduk Kashmir. Invasi ini bermuara pada konflik teritorial dan pembumihangusan etnis tertentu.
"Seperti negara dunia lainnya, Indonesia sadar dan mendukung integritas teritori Azerbaijan. Di samping itu, kami mempunyai hubungan bilateral dan multilateral yang kuat terhadap Indonesia," pungkasnya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
Terkini
-
Kebahagiaan Orangtua Siswa SMK di Nabire Berkat Program Pendidikan Gratis
-
Sosialisasi Program Pendidikan Gratis, SMK Negeri 2 Nabire Hadirkan Wali Murid
-
BMKG Rilis Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di Sejumlah Kota, dari Pekanbaru Hingga Banten
-
Cuaca Hari Ini: Jakarta dan Sekitarnya Diguyur Hujan Ringan, Waspada Banjir
-
Bahlil Tepati Janji, Kirim Genset Hingga Tenda ke Warga Batang Toru & Pulihkan Infrastruktur Energi
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Prabowo Tinjau Banjir Langkat, Fokus Pemulihan Warga
-
Hadiri Final Soekarno Cup 2025 di Bali, Megawati Sampaikan Pesan Anak Muda Harus Dibina
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas
-
Tragedi Kalibata Jadi Alarm: Polisi Ingatkan Penagihan Paksa Kendaraan di Jalan Tak Dibenarkan!
-
Bicara Soal Pencopotan Gus Yahya, Cholil Nafis: Bukan Soal Tambang, Tapi Indikasi Penetrasi Zionis