Kapolri Jenderal Tito Karnavian [suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan Direktur Penyidikan KPK Brigjen Aris Budiman tidak pernah meminta izin kepadanya untuk menghadiri rapat dengar pendapat umum dengan pansus angket KPK pada Selasa (29/8/2017), malam.
Sebelum menghadiri undangan pansus angket, kata Tito, Wakapolri Komisaris Jenderal Syafruddin menginstruksikan kepada Kapolda Metro Jaya untuk menahan keberangkatan Aris ke DPR.
"Yang saya dengar dari wakapolri beri arahan ke Polda Metro untuk menahan dia supaya nggak berangkat ke pansus. Tetapi dia (Aris) menyampaikan, saya hormat, tapi kali ini hanya saya yang bisa membersihkan nama saya sendiri. Saya menunggu terlalu lama yang lain, ini menyangkut prinsip. Itu pendapat dia," ujar Tito di Mabes Polri, Selasa (5/9/2017).
Tito tak mau bicara lebih jauh mengenai polemik langkah Aris yang kemudian dianggap melawan instruksi pimpinan KPK agar tak datang ke DPR.
"Saya tak ingin berkomentar mengenai permasalahan anggota Polri yang sedang bertugas di KPK. Saya hargai KPK, saya tidak ingin Polri berbenturan dengan KPK. Saya nggak ingin kedua institusi ini jadi berseberangan, bersinergi akan lebih baik," kata Tito.
Tito menilai Aris merupakan figur yang berintegritas.
"Karena akademiknya dia doktor dari UI, dia orang yang hobi belajar. Pegang prinsip sangat loyal ke atas, loyal ke samping, dan loyal ke bawah," ujar dia.
"Dengan adanya dia datang ke pansus bahwa dia melihat sesuatu, dia berani tanpa ada izin dari pimpinan KPK maupun dari Kapolri. Saya nggak dapatkan (dimintai) izin, karena dia juga nggak komunikasi dengan saya, karena saya sedang naik haji," Tito menambahkan.
Sebelum menghadiri undangan pansus angket, kata Tito, Wakapolri Komisaris Jenderal Syafruddin menginstruksikan kepada Kapolda Metro Jaya untuk menahan keberangkatan Aris ke DPR.
"Yang saya dengar dari wakapolri beri arahan ke Polda Metro untuk menahan dia supaya nggak berangkat ke pansus. Tetapi dia (Aris) menyampaikan, saya hormat, tapi kali ini hanya saya yang bisa membersihkan nama saya sendiri. Saya menunggu terlalu lama yang lain, ini menyangkut prinsip. Itu pendapat dia," ujar Tito di Mabes Polri, Selasa (5/9/2017).
Tito tak mau bicara lebih jauh mengenai polemik langkah Aris yang kemudian dianggap melawan instruksi pimpinan KPK agar tak datang ke DPR.
"Saya tak ingin berkomentar mengenai permasalahan anggota Polri yang sedang bertugas di KPK. Saya hargai KPK, saya tidak ingin Polri berbenturan dengan KPK. Saya nggak ingin kedua institusi ini jadi berseberangan, bersinergi akan lebih baik," kata Tito.
Tito menilai Aris merupakan figur yang berintegritas.
"Karena akademiknya dia doktor dari UI, dia orang yang hobi belajar. Pegang prinsip sangat loyal ke atas, loyal ke samping, dan loyal ke bawah," ujar dia.
"Dengan adanya dia datang ke pansus bahwa dia melihat sesuatu, dia berani tanpa ada izin dari pimpinan KPK maupun dari Kapolri. Saya nggak dapatkan (dimintai) izin, karena dia juga nggak komunikasi dengan saya, karena saya sedang naik haji," Tito menambahkan.
Komentar
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
Terkini
-
KPK Ungkap Ada Pihak yang Berupaya Melarikan Diri pada OTT di Kalsel
-
Mengapa Cara Prabowo Tangani Bencana Begitu Beda dengan Zaman SBY? Ini Perbandingannya
-
Anak SD Diduga Bunuh Ibu di Medan: Kejanggalan Kasus dan Mengapa Polisi Sangat Berhati-hati
-
OTT KPK di Bekasi: Bupati Ade Kuswara Diduga Terima Suap Proyek
-
Roy Suryo Klaim Ijazah Jokowi Tetap Palsu Usai Gelar Perkara Khusus
-
KPK Sebut Tak Targetkan 3 OTT Dalam Sehari: Transaksi Terjadi Bersamaan
-
Penanganan Bencana Sumatra Masuki Fase Transisi, Pembangunan Hunian Dikebut
-
Salurkan Beasiswa PIP di Curup, Ketua DPD RI: Presiden Sungguh-Sungguh Tingkatkan Kualitas SDM
-
UMP Sumut Tahun 2026 Naik 7,9 Persen Jadi Rp 3.228.971
-
KPK Prihatin Tangkap Sejumlah Jaksa dalam Tiga OTT Beruntun