PIN solidaritas untuk Rohingya [suara.com/Andrea Prayoga]
Anggota Komunitas Taman Baca Masyarakat punya cara sendiri untuk menunjukkan solidaritas bagi masyarakat Rohingya yang kini menjadi korban konflik di Rakhine, Myanmar, Rabu (6/9/2017).
Di tengah aksi damai yang diikuti ribuan orang di depan kantor Kedutaan Besar Myanmar, Jalan H. Agus Salim, Menteng, Jakarta Pusat, mereka menjual PIN bertuliskan Stop Genoside Rohingya dan Sertakan Rohingya dalam Doa-doa Kita kepada peserta demonstrasi.
"Lewat kegiatan yang kami lakukan ini, kami ingin menunjukkan rasa kepedulian terhadap saudara-saudara yang ada di Rohingya, Myanmar," kata anggota Taman Baca Masyarakat, Yanti.
Setiap PIN dijual dengan harga Rp5 ribu. Hasil penjualan rencananya disalurkan ke Pos Keadilan Peduli Ummah yang merupakan lembaga kemanusiaan nasional.
"PIN yang kami jual ini, nanti dana nya kami kasih posko PKPU humanity, nah nantinya PKPU akan langsung menyalurkan dana bantuan itu ke Rohingya," ujar Yanti.
Dalam aksi hari ini, komunitas membawa seribu buah PIN. Selain dijual di tengah demonstrasi, PIN juga dijual secara online.
"Ini kami jual nggak hanya secara langsung, tapi lewat online juga kami jual, jadi buat teman-teman yang mungkin belum bisa mendapatkan PIN-nya, bisa dipesan lewat online," ujar Yanti.
Di tengah aksi damai yang diikuti ribuan orang di depan kantor Kedutaan Besar Myanmar, Jalan H. Agus Salim, Menteng, Jakarta Pusat, mereka menjual PIN bertuliskan Stop Genoside Rohingya dan Sertakan Rohingya dalam Doa-doa Kita kepada peserta demonstrasi.
"Lewat kegiatan yang kami lakukan ini, kami ingin menunjukkan rasa kepedulian terhadap saudara-saudara yang ada di Rohingya, Myanmar," kata anggota Taman Baca Masyarakat, Yanti.
Setiap PIN dijual dengan harga Rp5 ribu. Hasil penjualan rencananya disalurkan ke Pos Keadilan Peduli Ummah yang merupakan lembaga kemanusiaan nasional.
"PIN yang kami jual ini, nanti dana nya kami kasih posko PKPU humanity, nah nantinya PKPU akan langsung menyalurkan dana bantuan itu ke Rohingya," ujar Yanti.
Dalam aksi hari ini, komunitas membawa seribu buah PIN. Selain dijual di tengah demonstrasi, PIN juga dijual secara online.
"Ini kami jual nggak hanya secara langsung, tapi lewat online juga kami jual, jadi buat teman-teman yang mungkin belum bisa mendapatkan PIN-nya, bisa dipesan lewat online," ujar Yanti.
Di antara peserta demonstrasi membela etnis Rohingya di depan Kedutaan Besar, ada Sam Aliano (43). Sam Aliano dulu warga negara Turki dan sudah menjadi warga negara Indonesia. Dia berdiri membawa poster bertuliskan: Stop Myanmar Kill Our Brother.
Sam Aliano meminta pemerintah Myanmar menerima warga etnis Rohingya, seperti Indonesia menerima dirinya.
"Pemerintah Myanmar mengakui warga etnis Rohingya. Saya sebagai warga negara asing saya hanya beberapa tahun bisa untuk jadi WNI. Saya bandingkan diri saya sebagai warga negara asing, hanya beberapa tahun jadi WNI, tapi disana yang sudah tinggal ratusan tahun, tapi nggak diakui, kita lihat itu tidak ada keadilan, masa mereka nggak dikasih password. Jadi saya bangga jadi WNI," ujar Sam Aliano kepada Suara.com.
Sam Aliano meminta pemerintah Myanmar membuka dialog dengan etnis Rohingya. [Andrea Prayoga]
Sam Aliano meminta pemerintah Myanmar menerima warga etnis Rohingya, seperti Indonesia menerima dirinya.
"Pemerintah Myanmar mengakui warga etnis Rohingya. Saya sebagai warga negara asing saya hanya beberapa tahun bisa untuk jadi WNI. Saya bandingkan diri saya sebagai warga negara asing, hanya beberapa tahun jadi WNI, tapi disana yang sudah tinggal ratusan tahun, tapi nggak diakui, kita lihat itu tidak ada keadilan, masa mereka nggak dikasih password. Jadi saya bangga jadi WNI," ujar Sam Aliano kepada Suara.com.
Sam Aliano meminta pemerintah Myanmar membuka dialog dengan etnis Rohingya. [Andrea Prayoga]
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Di Balik Jeruji Besi: Nasib Tragis Ratusan Pengungsi Rohingya di Penjara Bangladesh
-
Ini Alasan Warga Aceh Tidak Ingin Menerima Pengungsi Rohingya
-
Puluhan Pengungsi Etnis Rohingya Dipindahkan dari Gedung PMI ke Kantor Bupati Aceh Barat, Mengapa?
-
Masa Depan Pengungsi Rohingya di Tanah Rencong, Sempat Ditolak Dua Kali Warga
-
Asal-usul Pengungsi Rohingya: Alami Persekusi di Myanmar dan Ditolak di Aceh
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
Terkini
-
Kenapa Penerima Bansos di Kantor Pos Harus Foto Diri dengan KTP dan KK? Ini Penjelasan Dirut PT Pos
-
Figur Publik Kritis Diteror, Koalisi Masyarakat Sipil Serukan Soliditas: Warga Jaga Warga!
-
Malam Tahun Baru, KAI Commuter Tambah 26 Perjalanan KRL Jabodetabek hingga Dini Hari
-
TNI Harus Swadaya Tangani Bencana, Ketua Banggar DPR Desak BNPB Lebih Gesit Koordinasi Anggaran
-
Kortas Tipikor Tetapkan 3 Tersangka Korupsi PJUTS ESDM, Negara Rugi Rp19,5 Miliar!
-
BLTS Rp 900 Ribu di Aceh Tamiang Disalurkan Manual, Kantor Pos Masih Rusak Pascabencana
-
Penanganan 7 Ruas Jalan Nasional Terdampak Pasca Bencana di Aceh Tamiang Berangsur Pulih
-
Rute Transjakarta 24 Jam dan Daftar Kantong Parkir Jakarta saat Malam Tahun Baru
-
Promo TransJakarta, MRT dan LRT Diperpanjang saat Tahun Baru 2026
-
Pemprov DKI Kirim Mobil Tangki Air untuk Warga Terdampak Banjir Sumatra