Suara.com - Rais 'Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma'ruf Amin meminta para kiai menjaga umat dari pengaruh paham radikalisme dan intoleransi.
Permintaan itu disampaikannya dalam kegiatan Halaqah Kebangsaan PCNU Kabupaten Garut di Pesantren As-Sa'adah, Limbangan, Garut, Jawa Barat, Minggu (17/9/2017).
"Peran ulama itu banyak, himayatul ummah (memelihara umat) sekaligus himayatul diin (memelihara Agama). Dua hal ini harus seiring sejalan," kata KH Ma'ruf Amin yang juga menjabat Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Ia mengatakan, atas dasar tersebut maka para kiai Nahdlatul Ulama harus berada di garda terdepan dalam menjaga dan memelihara umat, khususnya dari pengaruh paham radikal.
Cicit dari almarhum Syekh Nawawi Al-Bantani--salah satu ulama Indonesia yang pernah jadi imam di Masjdil Haram, Mekah--ini menekankan, pentingnya peran ulama sebagai penjaga umat dan tatanan kebangsaan.
Sementara itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang juga menjadi pembicara dalam kegiatan tersebut mengajak kader Nahdlatul Ulama agar mampu menguasai berbagai sektor dalam kehidupan kebangsaan.
Hal itu perlu dilakukan dalam rangka gerakan antitesa terhadap paham radikalisme dan intoleransi yang umumnya justru berkembang di kalangan kaum terdidik perkotaan.
Mereka yang terpengaruh dua paham itu karena saat remaja tidak sempat mengenyam pendidikan agama di pesantren. [Antara]
Baca Juga: Pakar: Teroris di Indonesia Bersumber dari Filipina
Berita Terkait
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Nama PBNU Terseret Kasus Haji, KPK Buka Suara: Benarkah Hanya Incar Orangnya, Bukan Organisasinya?
-
Geger Korupsi Haji Seret Kader PBNU, KH Marzuki Mustamar: KPK Angkut Saja Siapapun yang Salah!
-
KPK Telusuri Dana Korupsi Haji ke PBNU, Mahfud MD: Segera Tetapkan Tersangkanya Siapa Saja
-
Sinyal KPK Panggil Ketum PBNU Gus Yahya di Kasus Korupsi Kuota Haji, Aliran Dana Ditelusuri PPATK
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo