Suara.com - Sebastian Vettel terancam disanksi turun lima tingkat saat start pada balapan seri 16 Formula 1 di Sirkuit Suzuka, Jepang, Minggu (8/10/2017).
Ancaman itu menyusul tabrakan antara dirinya dan pebalap Williams, Lance Stroll. Insiden terjadi setelah balapan di Sirkuit Sepang, Malaysia, akhir pekan lalu, selesai.
Ketika itu keduanya sama-sama hendak memasuki tikungan 5. Malang, bagian kiri mobil Ferrari yang dikendarai Vettel hancur setelah tertabrak mobil Stroll.
Vettel pun terpaksa menumpang mobil Pascal Wehrlein (Sauber) untuk sampai ke garasi tim.
Sementara itu, gearbox mobil Ferrari SF70H milik Vettel kemungkinan turut rusak akibat insiden itu, dan butuh gearbox baru pada balapan di Jepang.
Namun, konsekuensinya jika Vettel menggunakan gearbox baru, maka dia harus turun lima tingkat saat start.
Berdasarkan regulasi F1, pergantian gearbox hanya boleh dilakukan setelah enam balapan.
Foto: Sebastian Vettel menumpang mobil Pascal Wehrlein untuk sampai ke garasi tim. [AFP/Roslan Rahman]
Baca Juga: Soal APBD-P 2017, Djarot Ungkap Keberatannya Atas Permintaan DPRD
Itu artinya, pergantian gearbox baru boleh dilakukan pada seri 19 di Brasil, 12 November mendatang.
"Kami akan mengecek kondisi gearbox, tapi ya, sepertinya rusak," kata Vettel, dikutip dari Planet F1, Senin (2/10/2017).
"Jika terkena sanksi, maka itu akan jadi kejutan yang buruk pada balapan di Jepang," lanjut juara dunia F1 empat kali.
"Saya harap sih tidak disanksi karena, seperti yang saya katakan sebelumnya, itu kecelakaan yang seharusnya tidak terjadi," pungkas Vettel.
Berita Terkait
-
Drama McLaren di Monza: Oscar Piastri Dipaksa Mundur demi Lando Norris
-
Max Verstappen Tak Terbendung, Red Bull Kembali Juara di GP Italia 2025
-
Ferrari Krisis Podium, Leclerc Andalkan 3 Sirkuit Ini untuk Menang di F1 2025
-
GP Italia 2025: Lando Norris Pimpin Balapan, Max Verstappen Tetap Juara
-
Jadwal F1 GP Italia 2025: Pembuktian Ferarri di Hadapan Publik Sendiri
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'