Suara.com - Dewan Kota Oxford, Inggris, mencopot gelar kerhormatan "Freedom of Oxford" yang dulu pernah diberikan kepada Konselor Myanmar Aung San Suu Kyi.
Pencopotan gelar itu, seperti dilansir Rusia Today, Selasa (3/10/2017), sebagai simbolisasi kecaman terhadap Suu Kyi yang dianggap gagal mencegah "pembersihan etnis" komunitas Rohingya.
Suu Kyi mendapat gelar kehormatan tersebut pada tahun 1997. Gelar itu dulu diberikan untuk penghormatan perjuangannya mewujudkan demokrasi di tengah penindasan junta militer Myanmar.
Namun, sejak krisis kemanusiaan Rohingya kembali mencuat, gelar itu dianggap "tidak lagi cocok diberikan kepadanya," demikian pernyataan resmi Dewan Kota Oxford.
Pemimpin Dewan Kota Oxford Bob Price mengatakan, pencopotan gelar kehormatan itu atas dasar desakan anggota dewan maupun masyarakat kota tersebut.
"Seluruh warga maupun perwakilan mereka di dewan kota sangat terkejut atas sikap Suu Kyi mengenai krisis Rohingya. Kebungkaman dan ketidakberpihakannya terhadap Rohingya sangat mengejutkan kami," tutur Bob.
Ia mengatakan, nama baik Suu Kyi yang dulu sangat dihormati dan dijadikan teladan berdemokrasi di Oxford kekinian runtuh sejak krisis Rohingya terjadi.
Sebelumnya, Sekolah Tinggi St Hugh di Oxford University lebih dulu mencopot lukisan diri Suu Kyi, yang terpajang di gerbang utama kampusnya.
Baca Juga: ISIS Rilis Video Dua Tentara Rusia yang Ditawan
Pencopotan tersebut, seperti dilansir The Guardian, Sabtu (30/9), sebagai bentuk protes atas sikap diam Suu Kyi ketika ribuan komunitas Rohingya dipersekusi oleh militer Myanmar.
Foto Suu Kyi muda ketika kuliah di sekolah tersebut, diganti dengan lukisan baru sumbangan seniman Jepang, Yoshihiro Takada, sejak Kamis (28/9).
"Sekolah St Hugh menerima hadiah lukisan baru awal bulan September dan akan dipamerkan di gerbang utama. Sementara lukisan Aung San Suu Kyi sudah dicopot dan disimpan," demikian pernyataan resmi rektorat sekolah tersebut.
Sementara buletin mahasiswa St Hugh, The Swan, menuliskan artikel bahwa lukisan Suu Kyi itu dicopot atas dasar keputusan rapat antara rektorat, perwakilan mahasiswa, dan diikuti Rektor Dame Elish Angiolini.
Lukisan Suu Kyi dibuat oleh seniman Chen Yanning pada tahun 1997. Lukisan itu lantas dimiliki oleh suami Suu Kyi yang juga akademisi Oxford, Michael ARis.
Setelah Aris meninggal tahun 1999, lukisan itu diberikan dan dipajang oleh Sekolah Tinggi St Hugh.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Dana Bagi Hasil Jakarta dari Pemerintah Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Siapkan Skema Ini
-
KemenPPPA Dorong Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Pasca Kasus Keracunan
-
BGN Enggan Bicara Sanksi untuk Dapur MBG, Malah Sebut Mereka 'Pejuang Tanah Air'
-
Agus Suparmanto Sah Pimpin PPP, Mahkamah Partai Bantah Dualisme Usai Muktamar X Ancol
-
DPRD DKI Sidak 4 Lahan Parkir Ilegal, Pemprov Kehilangan Potensi Pendapatan Rp70 M per Tahun
-
Patok di Wilayah IUP PT WKM Jadi Perkara Pidana, Pengacara: Itu Dipasang di Belakang Police Line
-
Divonis 16 Tahun! Eks Dirut Asabri Siapkan PK, Singgung Kekeliruan Hakim
-
Eks Dirut PGN Ditahan KPK! Terima Suap SGD 500 Ribu, Sempat Beri 'Uang Perkenalan'
-
Ikutilah PLN Journalist Awards 2025, Apresiasi Bagi Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional
-
Soal Arahan Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Gus Yasin: PPP Selalu Sejalan dengan Pemerintah