Suara.com - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, Dave Laksono, meminta pengurus partai mengevaluasi menyeluruh kader-kader Partai Golkar.
Hal ini menyusul tersangkutnya tujuh kader Partai Golkar dalam pusaran korupsi dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan terakhir.
Terakhir, kader partai berlambang pohon beringin tersebut yang tersandung kasus korupsi adalah Aditya Anugrah Moha.
Anggota DPR Komisi XI dari Fraksi Golkar ini terjaring dalam operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Bersamaan dengan itu, KPK menangkap Ketua Pengadilan Tinggi Sulawesi Utara Sudiwardono di sebuah hotel di Jakarta Pusat pada, Jumat (6/10/2017) malam.
KPK langsung menetapkan Aditya dan Sudiwardono sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait putusan banding perkara kasus dugaan korupsi tunjangan penghasilan aparatur pemerintah desa (TPAPD) Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, tahun 2010.
"Ini memang sudah waktunya kita mengevaluasi kader kita bagaimana tindak tanduknya di daerah mereka," kata Dave di DPR, Senayan, Jakarta, Senin (9/10/2017).
Secara spesifik, Dave menekankan evaluasi tersebut terhadap kader Partai Golkar yang menjadi kepala daerah dan pimpinan DPRD.
Sebab, menurut Dave, perilaku koruptif seringkali dilakukan dengan memanfaatkan jabatan yang diemban.
Baca Juga: Bayar Rp165 Ribu, 'Tamu' Prostitusi Gay T1 Diberi Fasilitas Ini
"Agar setiap kebijakan atau sikap yang mereka ambil jangan sampai bertabrakan dengan UU yang berlaku. Dan jangan sampai ada main-main anggaran dan aturan yang bertujuan untuk memperkaya diri," ujar Dave.
Di samping itu, putra dari politisi senior Partai Golkar, Agung Laksono, ini mengecam perilaku koruptif kader partai yang telah mencoreng nama baik Partai Golkar.
Dave menjelaskan, sejatinya sudah ada sistem di dalam Partai Golkar yang mengatur terkait perilaku para kadernya. Namun, sistem itu belum dipatuhi sepenuhnya.
Selain itu, ada juga kader yang tidak menyadari bahwa apa yang diperbuat ternyata melanggar aturan.
"Jadi perlu pendidikan lagi supaya aturannya itu lebih dipertegas, lebih jelas. Bisa berbentuk seminar atau Bimtek kalau daerah. Atau short course untuk yang di DPR RI. Supaya benar-benar mengerti, memahami tupoksi kepala daerah. Terutama yang baru menjabat," pungkas Dave.
Berita Terkait
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Diduga Terima Ijon Proyek hingga Rp 14,2 Miliar, Bupati Bekasi dan Ayahnya Ditahan KPK
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur