Suara.com - Seluruh sekolah di Inggris, terutama sekolah-sekolah yayasan Islam, kekinian tak lagi dibolehkan melakukan segregasi atau pemisahan antara murid laki-laki dan perempuan. Segregasi dianggap sebagai bentuk diskriminasi gender.
Pelarangan tersebut, seperti dilansir The Guardian, Jumat (13/10/2017), menyusul keputusan pengadilan yang membatalkan ketentuan dibolehkannya melakukan segregasi di sekolah Al Hijrah, Birmingham.
Sekolah itu mendapat kritik dan dituntut dewan pengawas sekolah ke pengadilan tinggi agar tak lagi melakukan segregasi. Tahun 2016, manajemen Sekolah Al Hijrah memenangkan tuntutan tersebut.
Namun, Ofsted, badan standarisasi pendidikan di Inggris, melanjutkan kasus sekolah Al Hijrah ke pengadilan banding dan dinyatakan menang pada Oktober 2017.
Al Hijrah dinyatakan pengadilan tidak menerapan nilai-nilai kebudayaan Inggris yang mengadopsi persamaan gender.
Pasalnya, sekolah tersebut memisahkan murid laki-laki dan perempuan saat di kelas, istirahat belajar, maupun kegiatan ekstrakurikuler.
“Sekolah itu tak menanamkan hubungan sosial yang setara dan juga tak menyiapkan murid-muridnya untuk bisa memasuki kehidupan modern Inggris,” kata Direktur Ofsted Amanda Spielman.
Sementara majelis hakim banding menegaskan, pelarangan melakukan segregasi tak hanya berlaku untuk sekolah Al Hijrah maupun sekolah-sekolah Islam lainnya.
“Segregasi juga dilakukan di sedikitnya 20 sekolah yayasan Kristen dan Yahudi, dan kepada mereka diterapkan pelarangan yang sama,” demikian keputusan hakim.
Baca Juga: 4 Tewas Minum Miras Campur Jengkol, Penjualnya Diburu Polisi
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
KPK Buka-bukaan Asal Duit Rp300 M di Kasus Taspen: Bukan Pinjam Bank, Tapi dari Rekening Penampungan
-
Harapan Driver Ojol Selepas Nasib Mereka Dibahas Prabowo dan Dasco di Istana
-
Analis: Masa Depan Politik Budi Arie Suram Usai Ditolak Gerindra dan PSI
-
Soal Anggota Polri Aktif di Kementan, Menteri Amran: Justru Sangat Membantu
-
Pigai Ajak Publik Gugat UU KUHAP ke MK Jika Khawatir dengan Isinya: Kami Dukung, Saya Tidak Takut!
-
KPK Ungkap Alasan Bobby Nasution Belum Dihadirkan di Sidang Korupsi Jalan Sumut
-
Tak Bayar Utang Pajak Rp25,4 Miliar, DJP Sandera Pengusaha Semarang: Ini Efek Jera!
-
Broker 'Hantu' Korupsi Petral Terkuak, KPK: Modus Ini Bikin Harga Minyak Impor Jadi Mahal
-
Tepis Kekhawatiran Publik, Menteri HAM Klaim 80 Persen Revisi KUHAP Lindungi HAM
-
Raperda KTR Ancam 'Bunuh' Konser Musik Jakarta, Legislator: Banyak Mudharatnya