Satu korban yang meninggal atas nama Surnah (14 tahun) berhasil diidentifikasi dan telah diserahkan kepada keluarga korban untuk dibawa ke kampung halamannya di Tangerang, Banten. [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Jenazah Surnah (14) diserahkan kepada ibunya, Suti, di Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jumat (27/10/2017), malam. Surnah merupakan satu dari 47 korban kebakaran pabrik mercon di Kosambi, Tangerang, Banten, Kamis (26/10/2017).
Malam ini, jenazah dibawa pulang ke rumah duka di Kampung Salembaren RT 4, RW 16, Desa Belimbing. Rencananya, jenazah akan dikubur pada Sabtu (28/10/2017).
"Besok kemungkinan dikubur, sudah malam kalau sekarang," kata Suti.
Surnah merupakan jenazah pertama yang berhasil dikenali karena kondisinya sungguh mengenaskan.
Surnah yang lahir pada 8 Mei 2003 baru bekerja di pabrik mercon tersebut selama satu bulan. Dia bekerja di bagian packing barang.
Walaupun sedih, Suti lega karena tak perlu lama-lama menunggu kepastian putrinya. Soalnya, saat ini banyak keluarga korban yang masih menunggu hasil identifikasi jenazah.
"Saya bangga banget sudah ketemu anak saya. Walaupun fisik atau apapun keadaannya. Saya sudah bangga dan senang saya terima apa adanya saya pasrah saja," kata Suti.
Jenazah Surnah sebelumnya disimpan dalam kantong nomor 01 dengan nomor register kepolisian 344.
Ketua RW 15, Desa Belimbing, Tamsir, mengatakan 29 warganya menjadi korban kebakaran pabrik mercon, PT. Panca Buana Cahaya Sukses.
"Ada 20 yang meninggal, empat dirawat, lima masih belum ada kabarnya," kata Tamsir ketika ditemui di rumahnya.
Warga RW 15 bekerja di pabrik tersebut setelah direkrut mandor bernama Sutisna. Sutisna ini juga tinggal di RW 15.
Sutisna juga merekrut istrinya, Rohini, untuk bekerja di pabrik.
Saat kejadian naas, Sutisna sedang mengawasi para pekerja. Sutisna dan Rohini ikut menjadi korban yang meninggal dunia.
Sudah Tuhan yang mengatur. Ketika itu, dua anak Sutisna dan Rohini tidak ikut masuk ke lokasi.
"Pas mereka kerja, anaknya dua orang nggak ikut, selamat," ujar Tamsir.
Malam ini, jenazah dibawa pulang ke rumah duka di Kampung Salembaren RT 4, RW 16, Desa Belimbing. Rencananya, jenazah akan dikubur pada Sabtu (28/10/2017).
"Besok kemungkinan dikubur, sudah malam kalau sekarang," kata Suti.
Surnah merupakan jenazah pertama yang berhasil dikenali karena kondisinya sungguh mengenaskan.
Surnah yang lahir pada 8 Mei 2003 baru bekerja di pabrik mercon tersebut selama satu bulan. Dia bekerja di bagian packing barang.
Walaupun sedih, Suti lega karena tak perlu lama-lama menunggu kepastian putrinya. Soalnya, saat ini banyak keluarga korban yang masih menunggu hasil identifikasi jenazah.
"Saya bangga banget sudah ketemu anak saya. Walaupun fisik atau apapun keadaannya. Saya sudah bangga dan senang saya terima apa adanya saya pasrah saja," kata Suti.
Jenazah Surnah sebelumnya disimpan dalam kantong nomor 01 dengan nomor register kepolisian 344.
Ketua RW 15, Desa Belimbing, Tamsir, mengatakan 29 warganya menjadi korban kebakaran pabrik mercon, PT. Panca Buana Cahaya Sukses.
"Ada 20 yang meninggal, empat dirawat, lima masih belum ada kabarnya," kata Tamsir ketika ditemui di rumahnya.
Warga RW 15 bekerja di pabrik tersebut setelah direkrut mandor bernama Sutisna. Sutisna ini juga tinggal di RW 15.
Sutisna juga merekrut istrinya, Rohini, untuk bekerja di pabrik.
Saat kejadian naas, Sutisna sedang mengawasi para pekerja. Sutisna dan Rohini ikut menjadi korban yang meninggal dunia.
Sudah Tuhan yang mengatur. Ketika itu, dua anak Sutisna dan Rohini tidak ikut masuk ke lokasi.
"Pas mereka kerja, anaknya dua orang nggak ikut, selamat," ujar Tamsir.
Komentar
Berita Terkait
-
Hukum Menyalakan Petasan dalam Islam: Perbuatan Bahaya dan Mubazir
-
5 Fakta Ledakan Bahan Petasan di Magelang: Belasan Rumah Hancur, Jasad Korban Tak Utuh
-
Ledakan Petasan Maut di Magelang, Satu Orang Meninggal dan 11 Rumah Rusak
-
Ledakan Dahsyat di Blitar, Ketahui 4 Risiko Bermain Petasan
-
Kronologi Ledakan Rumah Produksi Mercon di Blitar, Ada Korban Tertimbun Puing Bangunan
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu