Suara.com - Air muka Sayati menyuratkan kesedihan mendalam, saat satu peti jenazah dikeluarkan dari ruang post-mortem Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jumat (3/11/2017).
Kilapan air mata tampak di pipinya. Ia mengikuti peti jenazah itu keluar dengan tatapan penuh kenyerian. Dalam peti itu bersemayam anak satu-satunya yang tubuhnya tak lagi berbentuk sempurna.
Dianah, itulah nama putrinya yang menjadi korban kebakaran pabrik petasan di Kosambi, Tangerang, Banten, milik PT Panca Buana Cahaya Sukses.
Identitas Dianah baru teridentifikasi. Ia baru berusia 15 tahun, buruh anak di pabrik tersebut.
"Alhamdulillah, jasadnya sudah dikenali. Saya menanti sekali kabar putri saya. Ya, saya cuma bisa bersabar dan selalu berdoa terus. Pasrah dan ikhlas saja," kata Sayati.
Sayati lantas bercerita tentang perjalanan hidup Dianah hingga menjadi buruh anak, dan menjemput maut di pabrik nahas tersebut.
"Dia baru bekerja di pabrik itu sejak tiga minggu terakhir sebelum kebakaran. Dia di bagian packing (pengemasan)," tuturnya.
Ia mengatakan, keuangan keluarganya terbilang miskin sehingga tak mampu menyekolahkan Dianah seperti anak-anak kebanyakan. Ia dan sang suami hanya mampu menyekolahkan putri kesayangannya hingga selesai sekolah dasar.
Seperti yang terjadi pada kebanyakan anak-anak keluarga miskin, Dianah lantas menjadi buruh di pabrik petasan itu untuk membantu perekonomian ibu dan ayahnya.
Baca Juga: Persib Ogah Lanjutkan Laga, Kapten Persija: Masalah Nyali
Awalnya, kata Sayati, putrinya mendapat upah Rp55 ribu per hari. Namun, setelah sepekan bekerja, upah yang diterima Dianah malah turun menjadi Rp40 ribu per hari.
Padahal, tak jarang Dianah bekerja lembur hingga larut malam karena dituntut memenuhi target produksi petasan oleh si pemodal pemilik pabrik.
"Itu saya lihat dia kerja capai sekali. Saya kasihan lihatnya. Tapi dia mau bantu keluarga. Pernah pulang kerja sampai malam. Katanya kejar target," jelasnya.
Sayati pernah tak sampai hati melihat putri kecilnya bekerja banting tulang, tapi berupah rendah. Ia sempat meminta Dianah berhenti bekerja.
Namun, Dianah mengatakan, setelah putus sekolah, pabrik itulah satu-satunya tempat dia bisa mendapatkan teman.
Berita Terkait
-
Pekerjakan Anak, Bos Pabrik Kosambi Dipolisikan Keluarga
-
Ketika Pabrik Kosambi Meledak, Berlangsung Proyek Gedung Baru
-
17 Kantong Jenazah Korban Ledakan Pabrik Petasan Masih Misterius
-
Bupati Tangerang Ungkap Pelanggaran Pabrik Petasan Kosambi
-
Kembali Ditemukan 2 Kantong Jenazah Ledakan Pabrik Petasan
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Rakor Kemendagri Bersama Pemda: Pengendalian Inflasi sampai Imbauan Evaluasi Kenaikan Harga
-
Cegah Pencatutan Nama Buat Korupsi, Kemenkum Wajibkan Verifikasi Pemilik Asli Perusahaan via Notaris
-
Siap Rekonsiliasi dengan Kubu Agus, Mardiono Sebut Akan Difasilitasi 'Orang-orang Baik', Siapa?
-
Demo di Tengah Reses DPR: Mahasiswa Gelar 'Piknik Protes' Sambil Baca Buku, Cara Unik untuk Melawan
-
IETD 2025: Energi Bersih Bisa Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Bagaimana Caranya?
-
Berkaca dari Kasus Al-Khoziny, DPR Usulkan Pemerintah Beri Subsidi IMB untuk Pondok Pesantren
-
Susul Viral Tepuk Sakinah, Kini Heboh Tepuk Pajak dari Pegawai DJP
-
Di Depan Perwakilan Keluarga, Polisi Akui Belum Temukan HP Pribadi Arya Daru
-
Demo di DPR, Koalisi Sipil hingga Mahasiswa Desak Hentikan Represi dan Bebaskan Tahanan Politik
-
HUT ke-80 TNI di Monas Hasilkan 126,65 Ton Sampah!