Kawasan sekitar Tanah Abang [suara.com/Dian Rosmala]
Pemuda berinisial ST sibuk sekali mengatur arus kendaraan di depan Blok G, Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (6/11/2017). ST merupakan koordinator sukarelawan pengatur lalu lintas.
Di tengah kesibukan, wartawan Suara.com menemuinya untuk meminta pendapat seputar peran preman di Tanah Abang. ST berkata orang-orang yang punya pekerjaan sepertinya turut berkontribusi untuk membantu mobilitas masyarakat di pusat grosir terbesar di Asia Tenggara ini.
"Kami di sini juga cukup membantu bang. Kami mengatur lalu lintas, tapi sering disebut preman. Kami bukan preman, kami membantu, kami tidak cuma ngambil duitnya doang," ujar ST kepada Suara.com.
Tingginya aktivitas masyarakat di Tanah Abang membuat kawasan tersebut nyaris tak pernah tidur. Selalu ramai.
Terutama di bagian luar, sebagian besar trotoar pun sampai diserobot pedagang kaki lima yang ingin mendapatkan rezeki dari keramaian. Semrawut.
Pasar Tanah Abang ibarat magnet. Banyak kalangan bawah yang berkepentingan di sana. PKL, tukang angkat barang atau porter, tukang parkir.
ST tentu saja tak bisa berbuat banyak untuk mengatasi kesemrawutan. Dia bukan aparat pemerintah.
"Itu teman saya semua bang. Kalau mau mengatur mereka, caranya itu seperti apa? Saya di sini cari uang. Ya sama juga dengan mereka, sama-sama cari uang. Nggak mungkin kan kita larang," ujar ST.
Kesemrawutan di sekitar pasar bersejarah ini selalu menjadi perhatian dari generasi ke generasi pemimpin. Tak ada yang benar-benar berhasil mengatasinya.
Tak jadi soal bagi ST kalau nanti pemerintahan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno kembali menertibkan kawasan Tanah Abang. Yang terpenting bagi dia nasib sukarelawan pengatur lalu lintas, PKL, dan tukang parkir diperhatikan.
"Kalau ditanya kami maunya gimana, ya kami nggak tahu. Kami ikut saja kok sama pemerintah. Tapi ya memohon juga kami pikirkan. kami ini kan sama-sama punya anak," tutur ST.
ST mengaku kalau nanti dilibatkan pemerintah untuk mengatur kawasan Tanah Abang.
"Bagus dong kalau Pak Sandi ngajak kami semua bicara. Supaya kami juga tahu kan. Tapi ya tadi itu, saya tidak tahu kalau ditanya ini harus dibuat seperti apa," ujar ST.
Parmin ketika ditemui Suara.com di depan Blok G sedang berjualan. Dia seorang PKL.
Prinsipnya, Parmin tidak menolak ketertiban. Dia tidak menyoal apabila nanti dilarang berjualan di trotoar. Tapi sekali lagi, ini urusan perut. Parmin berharap betul pemerintah punya solusi konkrit buat orang-orang kecil.
"Ya kalau Satpol PP datang kan kami masuk bang. Kalau mereka pergi ya kami keluar lagi. Kami ini jualan. Anak kami sekolah. Kalau diminta tidak di sini (trotoar), yang nggak apa-apa sih, tapi sediakan kami tempat yang bisa buat jualan," kata Parmin.
Di tengah kesibukan, wartawan Suara.com menemuinya untuk meminta pendapat seputar peran preman di Tanah Abang. ST berkata orang-orang yang punya pekerjaan sepertinya turut berkontribusi untuk membantu mobilitas masyarakat di pusat grosir terbesar di Asia Tenggara ini.
"Kami di sini juga cukup membantu bang. Kami mengatur lalu lintas, tapi sering disebut preman. Kami bukan preman, kami membantu, kami tidak cuma ngambil duitnya doang," ujar ST kepada Suara.com.
Tingginya aktivitas masyarakat di Tanah Abang membuat kawasan tersebut nyaris tak pernah tidur. Selalu ramai.
Terutama di bagian luar, sebagian besar trotoar pun sampai diserobot pedagang kaki lima yang ingin mendapatkan rezeki dari keramaian. Semrawut.
Pasar Tanah Abang ibarat magnet. Banyak kalangan bawah yang berkepentingan di sana. PKL, tukang angkat barang atau porter, tukang parkir.
ST tentu saja tak bisa berbuat banyak untuk mengatasi kesemrawutan. Dia bukan aparat pemerintah.
"Itu teman saya semua bang. Kalau mau mengatur mereka, caranya itu seperti apa? Saya di sini cari uang. Ya sama juga dengan mereka, sama-sama cari uang. Nggak mungkin kan kita larang," ujar ST.
Kesemrawutan di sekitar pasar bersejarah ini selalu menjadi perhatian dari generasi ke generasi pemimpin. Tak ada yang benar-benar berhasil mengatasinya.
Tak jadi soal bagi ST kalau nanti pemerintahan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno kembali menertibkan kawasan Tanah Abang. Yang terpenting bagi dia nasib sukarelawan pengatur lalu lintas, PKL, dan tukang parkir diperhatikan.
"Kalau ditanya kami maunya gimana, ya kami nggak tahu. Kami ikut saja kok sama pemerintah. Tapi ya memohon juga kami pikirkan. kami ini kan sama-sama punya anak," tutur ST.
ST mengaku kalau nanti dilibatkan pemerintah untuk mengatur kawasan Tanah Abang.
"Bagus dong kalau Pak Sandi ngajak kami semua bicara. Supaya kami juga tahu kan. Tapi ya tadi itu, saya tidak tahu kalau ditanya ini harus dibuat seperti apa," ujar ST.
Parmin ketika ditemui Suara.com di depan Blok G sedang berjualan. Dia seorang PKL.
Prinsipnya, Parmin tidak menolak ketertiban. Dia tidak menyoal apabila nanti dilarang berjualan di trotoar. Tapi sekali lagi, ini urusan perut. Parmin berharap betul pemerintah punya solusi konkrit buat orang-orang kecil.
"Ya kalau Satpol PP datang kan kami masuk bang. Kalau mereka pergi ya kami keluar lagi. Kami ini jualan. Anak kami sekolah. Kalau diminta tidak di sini (trotoar), yang nggak apa-apa sih, tapi sediakan kami tempat yang bisa buat jualan," kata Parmin.
Ketika ditanya soal konsep penataan seperti apa yang ideal untuk PKL di Tanah Abang, Parmin tak mau mikir berat-berat. Sederhana saja buat dia, yang penting tidak kehilangan mata pencaharian. Titik.
"Kami mah orang kecil. Nggak tahulah harus kasih solusi gimana. Pokoknya kami tetap bisa cari uang dah. Jangan kita disuruh pergi, tapi hilang semua pekerjaan kita," kata Parmin.
Akan libatkan preman
Sebelumnya, Anies dan Sandiaga akan melibatkan preman Tanah Abang untuk membicarakan konsep penataan kawasan sekitar jantung ekonomi Jakarta ini. Perspektif mereka dibutuhkan agar solusi yang diputuskan nanti betul-betul tepat.
"Mereka (preman) mendukung. Yang paling mendukung teman-teman dari daerah sana yang mendukung penataan," ujar Sandiaga di Balai Kota Jakarta, Jumat (3/11/2017).
Anies mengatakan rancangan penataan kawasan Tanah Abang sebetulnya sudah ada. Tinggal sosialisasi saja.
"Sudah ada rancangannya, tapi kami tidak akan sosialisasikan sebelum kami implementasi di sana. Jadi kami tidak akan ceritakan rencana, jadi kami akan tunjukkan," kata Anies.
Komentar
Berita Terkait
-
PKL Bukan Sekadar Formalitas, Saatnya Mahasiswa Belajar dari Realitas
-
Pramono Tebar Janji Manis ke PKL, Bisa Gelar Lapak Tanpa Diusik Satpol PP
-
Bank Jakarta Gandeng APKLI Perjuangan, Perluas Akses Layanan Keuangan UMKM dan PKL
-
Jangan Lewatkan! Ini Dia Cara Punya Rumah Subsidi dengan Cicilan Ringan Banget
-
Ricuh! Detik-detik PKL hingga Emak-emak Serang Satpam Diduga Gegara Dilarang Mangkal di TMII
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Agus Suparmanto Dinilai Bisa Jadi Kunci Perubahan PPP, Dukungan Keluarga Mbah Moen Jadi Modal
-
Longsor Freeport: 2 Pekerja Berhasil Ditemukan , 5 Orang Masih dalam Pencarian
-
Hitung-hitungan Jelang Muktamar X PPP: Mardiono Disebut Masih Kuat dari Agus Suparmanto
-
Jokowi Beri Arahan 'Prabowo-Gibran 2 Periode', Relawan Prabowo: Tergantung Masyarakat Memilih
-
DPR Desak Penghentian Sementara PSN Kebun Tebu Merauke: Hak Adat Tak Boleh Dikorbankan
-
Usai Pecat Anggota DPRD Gorontalo, PDIP Beri Pesan: Jangan Cederai Hati Rakyat!
-
Mahasiswa Green Leadership Academy Tanam Semangat Baru di Tabung Harmoni Hijau
-
Profil Alvin Akawijaya Putra, Bupati Buton Kontroversial yang Hilang Sebulan saat Dicari Mahasiswa
-
Mendagri Tito Sebut Bakal Ada 806 SPPG Baru: Lahannya Sudah Siap
-
'Warga Peduli Warga', 98 Resolution Network Bagikan Seribu Sembako untuk Ojol Jakarta