Suara.com - Ribuan buruh akan melakukan aksi demonstrasi ke Balai Kota, kantor Gubernur DKI Jakarta pada Jumat (10/11/2017). Massa buruh ini akan menggeruduk kantor Balai Kota untuk menolak Upah Minimun Provinsi DKI Jakarta 2018 senilai Rp3,648 juta yang diputuskan Gubernur Anies Baswedan.
"Hari Jumat 10 November nanti kami KSPI, SPI, FSUI dan elemen gerakan buruh lainnya akan aksi di Balai Kota dan di depan Istana. Kami menolak UMP 2018 yang diputuskan Gubernur DKI Anies Baswedan, karena upah yang ditetapkan sangat murah," kata Said Iqbal, Presiden KSPI di kantornya, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (8/11/2017).
Dia mengatakan, UMP DKI 2018 yang hanya sekitar Rp3,6 juta dinilai sangat kecil. Sebab upah buruh naiknya cuma 8,71 persen. Buruh menuntut UMP DKI 2018 senilai Rp3,9 juta.
"Kami minta UMP 2018 Rp3,9 juta. Sebab survei kebutuhan hidup layak (KHL) buruh di Jakarta tahun 2018 Rp3,6 (juta, red). Namun berdasarkan KHL ditambah inflasi angkanya yang kami temukan Rp3,9 (juta,red)," ujar dia.
Oleh sebab itu, buruh menuntut Pemprov DKI Jakarta mengubah UMP 2018 yang telah diputuskan itu. Dia mendesak agar Pemprov DKI tidak menggunakan PP no 78 tahun 2015 tentang pengupahan, sebab PP itu menggunakan UMP DKI 2018 yang telah diputuskan itu," kata dia.
Selain mendemo Anies-Sandi di Balai Kota, ribuan buruh yang juga akan hadir dari berbagai daerah akan melakukan aksi longmarch ke Istana Kepresidenan. Buruh menuntut Presiden Jokowi mencabut PP no 78 tahun 2015 tentang pengupahan.
"Kami mensetting aksi demonstrasi dari jam 10.00 pagi sampai malam di Balai Kota dan Istana. Kami akan aksi sampai ada hasil, sampai jam berapa kami belum tahu," ujar dia.
Dia menambahkan, estimasi massa buruh yang akan mengikuti aksi pada Jumat besok sebanyak 8.000 sampai 12.000 orang. Massa buruh akan datang dari Jabodetabek, Bandung, Cirebon, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan Lampung.
Berita Terkait
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Kekhawatiran Buruh Banyak PHK Jika Menkeu Purbaya Putuskan Kenaikan Cukai
-
Gudang Garam Lakukan PHK Massal, KSPI: Selamatkan Industri Rokok!
-
Ribuan Buruh Fokus Aksi 28 Agustus, Tak Ikut-ikut Demo di DPR Hari Ini
-
UMR Jakarta 2025: Kenaikan, Rincian, dan Perbandingannya di Jabodetabek
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
Terkini
-
Berkas Lengkap, Gugatan Rp125 Triliun ke Gibran Bakal Lanjut ke Mediasi Pekan Depan
-
Ribuan Anak Keracunan Gegara MBG, Anggaran Rp71 T Mengendap, DPR: Serahkan Saja ke Sekolah
-
Geger Bocah 8 Tahun di Penjaringan Jakut Membusuk di Indekos: Tubuh Banjir Darah dan Tanpa Busana!
-
Menkeu Purbaya Tolak Tax Amnesty, Apa Itu Pengampunan Pajak yang Bisa 'Sucikan' Harta Orang Kaya?
-
Tax Amnesty Jilid 3 Terancam Batal, Menkeu Purbaya Sebut Kebijakan Bikin Wajib Pajak 'Kibul-Kibul'
-
Kembali Diperiksa KPK usai Sita Uang Rp3 Miliar, Nasib Bupati Pati Sudewo di Ujung Tanduk?
-
Cak Imin Bicara Hal Mengerikan Usai Anak Muda Lebih Pilih PNS daripada Jadi Petani Menderita
-
Prabowo Berpidato Ketiga di Sidang Majelis Umum PBB, Bicara Usai Donald Trump
-
Diusir Usai Gunakan Baju Bendera Palestina, Legislator Belanda Ganti Baju dengan Corak Semangka
-
Ribuan Buruh Kepung DPR Hari Ini, 5.367 Aparat Dikerahkan Amankan Aksi Tolak Upah Murah!