Suara.com - Warga Dusun Kayunan, Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, geger ketika meilhat seorang laki-laki mengamuk hendak menyerang setiap orang secara membabi buta memakai cangkul yang dibawanya.
Tak hanya membawa cangkul, warga juga dibuat histeris karena laki-laki itu turut menenteng potongan kepala manusia pada Selasa (7/11) malam.
Laki-laki yang belakangan diketahui bernama Jamiin tersebut, lantas membawa potongan kepala itu ke rumah saudaranya yang tengah mengadakan pengajian.
Kontan puluhan jemaah pengajian berhamburan, lari tunggang langgang setelah melihat Jamiin datang mengacungkan pacul dan menenteng kepala manusia.
“Orang itu namanya Jamiin. Sedangkan kepala yang ditentengnya itu adalah Jamiran, kakak kandung dia yang tinggal di Desa Sumurcinde, Kecamatan Soko,” tutur Sujud (54) warga yang saat itu mengikuti pengajian, seperti dilansir laman resmi Polri, Tribratanews, Kamis (9/11/2017).
Jamiin yang berusia 50 tahun, kata dia, berkeliaran dan mendatangi pengajian tanpa memakai busana apa pun. “Kepala yang ditentengnya juga masih mengucurkan darah,” tukasnya.
Sujud menduga, Jamiin mendatangi pengajian di rumah Adi (43) setelah memutilasi kakak kandungnya tersebut.
Baca Juga: Paus Fransiskus Diminta Tak Gunakan Istilah 'Rohingya'
“Jarak dari rumahnya ke rumah Pak Adi Cuma 30 meter. Karena melihat kondisinya tak wajar, jemaah pengajian spontan berlari menyelamatkan diri. Dia bawa cangkul, takut kembali membunuh,” tukasnya.
Benar saja, Adi sang pemilik rumah tempat pengahian, mengatakan Jamiin langsung merusak sejumlah perabotan yang ada di rumahmnya.
“Saya ini saudara iparnya. Rumah ini sebenarnya rumah orang tua, rumah mertua Jamiin. Ada sekitar satu jam kami bersembunyi setelah dia mengamuk. Sedangkan pemuda-pemuda desa mengejar Jamiin,” ungkapnya.
Jamiin yang sempat kabur, akhirnya bisa ditangkap dan dibawa ke Polsek Soko.
"Dia sempat melawan dan berteriak saat ditangkap. Dibantu warga, kami berhasil membawa pelaku. Dia juga sudah diberi baju,” kata Kapolres Tuban Ajun Komisaris Besar Sutrisno.
Sementara kepala Jamiran dan potongan tubuhnya telah dibawa ke RSUD dr Koesma Tuban untuk disambungkan dan diautopsi.
Berita Terkait
-
Geger! 9 Orang Dimutilasi Jadi 240 Potongan Disimpan di Apartemen
-
Nenek Mau Potong Bayi, Luka Parah pada Muka dan Leher
-
Aneh, Juni Tak Keguguran Tapi Memutilasi Bayinya, Kenapa?
-
Begini Kondisi Bayi di Kelapa Gading sebelum Dimutilasi Ibunya
-
Gila! Ibu Dibunuh, Bayinya Dikeluarkan dari Rahim, Lalu Dipotong
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Sopir Angkot Cegat Mikrotrans JAK41 di Velodrome, Dishub DKI Janji Evaluasi Rute
-
Ratusan Warga Prasejahtera di Banten Sambut Bahagia Sambungan Listrik Gratis dari PLN
-
Hasto PDIP: Ibu Megawati Lebih Pilih Bendungan dan Pupuk Daripada Kereta Cepat Whoosh
-
Putri Zulkifli Hasan Sambut Putusan MK: Saatnya Suara Perempuan Lebih Kuat di Pimpinan DPR
-
Projo Tetapkan 5 Resolusi, Siap Kawal Prabowo hingga 2029 dan Dukung Indonesia Emas 2045
-
Budi Arie Bawa Gerbong Projo ke Gerindra? Sinyal Kuat Usai Lepas Logo Jokowi
-
Cinta Terlarang Berujung Maut, Polisi Tega Habisi Nyawa Dosen di Bungo
-
Dua Tahun Lalu Sakit Berat, Kini Adies Kadir Didoakan Kembali di Majelis Habib Usman Bin Yahya
-
Makna Arahan Mendagri Tito Karnavian Soal Dukungan Pemda Terhadap PSN
-
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Wafat, Akhir Perjalanan Sang Pemersatu Takhta Mataram