Suara.com - Uskup senior Myanmar meminta Paus Fransiskus tak menggunakan diksi "Rohingya", selama mengunjungi negeri itu pada November 2017.
Sri Paus, seperti dilansir Bangkok Post, Rabu (8/11/2017), berencana mengunjungi Myanmar untuk membantu menyelesaikan krisis kemanusiaan setelah militer negeri itu mempersekusi komunitas muslim Rohingya di wilayah Rakhine sejak Agustus lalu.
Paus Fransiskus melawat ke Myanmar selama tiga hari, yakni sejak tanggal 27 hingga 30 November. Setelahnya, ia akan ke Bangladesh, menemui 600.000 warga Rohingya yang mengungsi. Hari pertama kunjungannya ke Myanmar, Sri Paus akan menemui Konselor Negara Aung San Suu Kyi.
"Paus Fransiskus datang untuk memberikan bantuan kepada minoritas Muslim. Dia sudah mengatakan kepada kami, bahwa mereka (Rohingya) adalah orang-orang yang menderita dan membutuhkan pertolongan sekarang," kata Kardinal Gereja Katolik Roma di Myanmar, Charles Maung Bo.
Sri Paus, kata dia, selalu menggunakan kata "Rohingya" dalam setiap kesempatan mengampanyekan bantuan kemanusiaan dan penyelesaian krisis di Myanmar.
Tapi, kata Kardinal Maung Bo, Konselor Suu Kyi telah meminta para pemimpin asing untuk tidak menggunakan istilah Rohingya, karena menurutnya itu adalah bentuk inflamasi alias penghasutan.
Bo, yang ditunjuk oleh Paus Fransiskus pada tahun 2015 sebagai kardinal pertama dan satu-satunya di Myanmar, mengatakan pemimpin gereja di negara tersebut telah menasihati dirinya untuk meminta Sri Paus menghindari diksi tersebut.
"Permintaan dari gereja setempat sudah kami sampaikan kepada Sri Paus. Saya sendiri tak tahu, apakah Sri Paus akan mengindari atau tetap menggunakan diksi itu ketika berkunjung ke sini," tuturnya.
Walaupun nantinya Sri Paus tetap menggunakan istilah "Rohingya", Kardinal Maung Bo meminta pemerintah maupun pihak yang anti-Rohingya tak menilai secara politis.
Baca Juga: Siswa Bunuh Adik Kelas Demi Tunda Ujian dan Rapat Wali Murid
"Sri Paus pasti menggunakan istilah 'Rohingya' untuk mengidentifikasi suatu kaum yang mereka sendiri menyebut diri seperti itu. Ini harus dihormati," terangnya.
Untuk diketahui, mayoritas warga Myanmar tak mau menyebut komunitas di Rakhine dengan sebutan "Rohingya". Bagi mereka, orang-orang itu adalah imigran ilegal dari Bangladesh.
Sebabnya, dalam konsensus nasional, Myanmar hanya mengidentifikasi dan mengakui 135 suku bangsa dan tak termasuk Rohingya.
Sementara Paus Fransiskus, selama ini dikenal sebagai seorang tokoh yang selalu mengampanyekan keberpihakan kepada Rohingya. Ia menilai, komunitas tersebut ditindas pemerintah dan militer Myanmar hanya karena berbeda keyakinan.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
Terkini
-
Kritik Penunjukan Eks Tim Mawar Untung sebagai Dirut Antam, KontraS: Negara Abai Rekam Jejak HAM!
-
Mendagri Tito Serahkan Bantuan untuk Warga Terdampak Bencana di Sumbar
-
Detik-Detik Pengendara Motor Tewas Tertabrak Bus Minitrans di Pakubuwono Jaksel
-
Jawab Kritik Rektor Paramadina, Wamendiktisaintek Tegaskan Fokus Pemerintah Bukan Kuota PTN
-
Korsleting Dominasi Kasus Kebakaran Jakarta, Pengamat: Listriknya 'Spanyol', Separuh Nyolong!
-
Operasi Senyap KPK di Banten, Lima Orang Terjaring OTT Semalam
-
Waspada Cuaca Ekstrem, Distamhut DKI Pangkas 69 Ribu Pohon Rawan
-
Polisi Gadungan Bersenpi Peras Korban di ATM Pondok Gede, Motor dan Uang Rp 4,2 Juta Raib!
-
Jimly Asshiddiqie Sebut Cuma Ada Tiga Pejabat Berwenang yang Bisa Batalkan Perpol 10/2025
-
Pengembang Dibuat 'Panas Dingin', Apa Alasan Sebenarnya KDM Setop Sementara Izin Perumahan di Jabar?