Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto mengumumkan struktur kepengurusan DPP Partai Golkar, di Jakarta, Senin (30/5). [suara.com/Oke Atmaja]
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fachry Ali menyarankan Ketua DPR Setya Novanto segera menyerahkan diri ke KPK karena kalau terlalu lama menghilang bisa merugikan diri sendiri dan Partai Golongan Karya.
"Sebaiknya dia (Novanto) segera menyerahkan diri, karena yang rugi itu bukan hanya dia, tetapi juga Partai Golkar. Apalagi tahun 2018 pilkada serentak, bagaimana dengan nasib Golkar sendiri," ujar Fachry kepada Suara.com, Kamis (16/11/2017).
Menurut Fachry langkah terbaik bagi tersangka kasus korupsi proyek e-KTP itu sekarang adalah kooperatif dengan penegak hukum.
"Kalau dia (Novanto) kemarin ikut proses hukum KPK, mungkin dia masih bisa menggugat, tapi kalau sudah kabur dia sudah tidak bisa lagi,"tandas Fachry.
Pengamat politik dari Saiful Mujani Research and Consulting Jayadi Hanan juga menyarankan Novanto menyerahkan diri ke KPK dan menjelaskan semuanya secara jujur.
"Kalau terus begini kan menyandera Partai Golkar, bisa-bisa persepsi masyarakat kepada Golkar akan terus negatif dan akan sulit diperbaiki,"ujar Jayadi.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham mencurigai ada pihak-pihak tertentu yang sengaja terus ”menggoreng” status ketua umumnya untuk memperburuk citra partai.
"Ada pihak-pihak yang ingin mengait-ngaitkan langsung, berarti itu sudah dapat dipertanyakan niatnya. Orang itu barangkali sudah punya skenario-skenario agar Golkar ini semakin terpuruk," kata Idrus di Mabes Polri, Jakarta.
Idrus meminta semua kader dan pengurus Partai Golkar tidak terpancing orang-orang yang menggunakan kasus korupsi e-KTP untuk mendesak Novanto mundur dari jabatan sebagai ketua umum.
"Tidak usahlah ada yang minta mundur, ada minta diberhentikan. Saya kira sudahlah. Kami serahkan kepada sistem yang ada. Sepanjang itu kader, kami pahami semua," kata dia.
"Melalui proses-proses yang ada ini, kami punya keyakinan nanti Pak Novanto juga tahu diri. Pak Novanto juga akan memahami proses-proses yang ada," Idrus menambahkan.
Idrus juga meyakini polemik soal penetapan Novanto sebagai tersangka bisa cepat teratasi apabila struktur kepengurusan di internal partai tetap solid.
Selain itu, Idrus juga meminta masyarakat bisa cerdas memilah informasi agar tak menyangkut-pautkan masalah pribadi Novanto dengan Partai Golkar.
"Ya, jadi ini kan kadang-kadang diseret-seret bahwa ini persoalan Golkar. Ini persoalan DPR. Ini kan kadang-kadang terjadi kerancuan. Tapi saya punya keyakinan, rakyat Indonesia sangat cerdas memilah-milah masalah-masalah itu," kata dia. (Julistania)
"Sebaiknya dia (Novanto) segera menyerahkan diri, karena yang rugi itu bukan hanya dia, tetapi juga Partai Golkar. Apalagi tahun 2018 pilkada serentak, bagaimana dengan nasib Golkar sendiri," ujar Fachry kepada Suara.com, Kamis (16/11/2017).
Menurut Fachry langkah terbaik bagi tersangka kasus korupsi proyek e-KTP itu sekarang adalah kooperatif dengan penegak hukum.
"Kalau dia (Novanto) kemarin ikut proses hukum KPK, mungkin dia masih bisa menggugat, tapi kalau sudah kabur dia sudah tidak bisa lagi,"tandas Fachry.
Pengamat politik dari Saiful Mujani Research and Consulting Jayadi Hanan juga menyarankan Novanto menyerahkan diri ke KPK dan menjelaskan semuanya secara jujur.
"Kalau terus begini kan menyandera Partai Golkar, bisa-bisa persepsi masyarakat kepada Golkar akan terus negatif dan akan sulit diperbaiki,"ujar Jayadi.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham mencurigai ada pihak-pihak tertentu yang sengaja terus ”menggoreng” status ketua umumnya untuk memperburuk citra partai.
"Ada pihak-pihak yang ingin mengait-ngaitkan langsung, berarti itu sudah dapat dipertanyakan niatnya. Orang itu barangkali sudah punya skenario-skenario agar Golkar ini semakin terpuruk," kata Idrus di Mabes Polri, Jakarta.
Idrus meminta semua kader dan pengurus Partai Golkar tidak terpancing orang-orang yang menggunakan kasus korupsi e-KTP untuk mendesak Novanto mundur dari jabatan sebagai ketua umum.
"Tidak usahlah ada yang minta mundur, ada minta diberhentikan. Saya kira sudahlah. Kami serahkan kepada sistem yang ada. Sepanjang itu kader, kami pahami semua," kata dia.
"Melalui proses-proses yang ada ini, kami punya keyakinan nanti Pak Novanto juga tahu diri. Pak Novanto juga akan memahami proses-proses yang ada," Idrus menambahkan.
Idrus juga meyakini polemik soal penetapan Novanto sebagai tersangka bisa cepat teratasi apabila struktur kepengurusan di internal partai tetap solid.
Selain itu, Idrus juga meminta masyarakat bisa cerdas memilah informasi agar tak menyangkut-pautkan masalah pribadi Novanto dengan Partai Golkar.
"Ya, jadi ini kan kadang-kadang diseret-seret bahwa ini persoalan Golkar. Ini persoalan DPR. Ini kan kadang-kadang terjadi kerancuan. Tapi saya punya keyakinan, rakyat Indonesia sangat cerdas memilah-milah masalah-masalah itu," kata dia. (Julistania)
Komentar
Berita Terkait
-
Sindiran Pedas? Akademisi Sebut Jejak Sopir Sahroni, Noel, Setnov, Bahlil, hingga Haji Isam
-
Bukan di Bawah Bahlil, Golkar Siapkan Posisi 'Dewa' untuk Setya Novanto?
-
"Enaknya Jadi Setnov": Koruptor Rp 2,3 Triliun Bebas, Keadilan Jadi Lelucon?
-
Politisi NasDem Bela Remisi Setnov? 'Fine-Fine Saja' Lalu Singgung Amnesti Hasto dan Tom Lembong
-
Bebas dari Penjara, Kekayaan Setya Novanto Tembus Ratusan Miliar!
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- Jelajah Rasa! Ini Daftar Kota di Jawa Tengah yang Jadi Surganya Pecinta Kuliner
Pilihan
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
Terkini
-
Karma Instan! Usai Sesumbar Rampok Uang Negara, Wahyudin Moridu Kini Banting Setir Jualan Es Batu
-
Keraguan Publik Atas Keaslian Ijazah Jokowi Kian Membara Meski Bareskrim Menyatakan Asli
-
Imbas Ortu Meleng, Anak di Depok Nyangkut di Mesin Cuci, Begini Nasibnya!
-
Skandal Proyek Satelit Kemenhan, Kejagung Buru CEO Asal Hungaria Gabor Kuti
-
Puan 'Bangga' Presiden Indonesia Comeback Pidato di PBB Usai Satu Dekade Absen: Ini yang Ditunggu
-
Pemerintah Siapkan 20.000 Program Kerja Magang Akhir 2025, Bagaimana Cara Daftarnya?
-
Strategi Hilirisasi Pertanian Jadi Bahasan Mendagri untuk Atasi Middle Income Trap
-
KPK Dukung Prabowo Rombak Komite TPPU: Penting untuk Pemulihan Aset Negara
-
'Jual' Anak 6 Tahun yang Dicabuli Eks Kapolres Ngada, Mahasiswi Fani Dituntut 12 Tahun Penjara
-
Kronologi Mencekam Sekuriti-Pekerja Toba Pulp Lestari Serbu Warga Adat Sihaporas, Ibu-ibu Dipukuli