Suara.com - Saad al-Hariri pada Selasa (21/11/2017) kembali ke Beirut untuk pertama kalinya sejak ia menyatakan mundur sebagai perdana menteri Lebanon melalui pengumuman yang disampaikannya dari Arab Saudi.
Pengunduran dirinya Hariri telah membawa Lebanon jatuh ke dalam krisis politik.
Pengunduran yang tiba-tiba dinyatakan oleh Hariri pada 4 November itu mendorong Lebanon ke garis depan persaingan kawasan antara kerajaan Sunni Arab Saudi dan Syiah Iran.
Sekutu kuat Iran di Lebanon, Hisbullah, merupakan bagian dari pemerintahan.
Hariri disambut oleh para anggota pasukan keamanan ketika ia turun dari pesawat jet di bandar udara Beirut, seperti yang terlihat pada gambar di televisi yang menyiarkan kedatangannya.
Hariri merupakan sekutu politik Riyadh dan memegang kewarganegaraan Saudi. Ia menyebut kekhawatiran akan dibunuh serta bahwa Hisbullah sedang menabur pertikaian di dunia Arab sebagai alasan dirinya memutuskan mundur.
Presiden Lebanon Michel Aoun telah menyatakan ia tidak akan menerima permohonan pengunduran diri Hariri sampai sang perdana menteri kembali ke Beirut untuk menyampaikan permohonan itu secara resmi.
Sejumlah pengulas mengatakan, ketika Hariri menyampaikan pengunduran diri secara langsung, para panggota parlemen akan mencalonkannya untuk kembali menjabat sebagai perdana menteri dan Aoun akan memintanya untuk membentuk pemerintahan baru.
Keadaan itu membuka kemungkinan bahwa pembicaraan politik akan berlangsung dalam waktu lama seperti yang pernah terjadi hingga terwujudnya pembentukan pemerintah kesatuan nasional, yang membuat Hariri tahun lalu mendapatkan jabatan sebagai perdana menteri.
Sebelum tiba di Lebanon, Hariri melakukan pertemuan dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi di Kairo. Setelah pertemuan, Hariri mengatakan ia akan mengumumkan "posisi politiknya" di Lebanon.
Dalam suatu wawancara pada 12 November dari Arab Saudi dengan Future TV, yaitu stasiun televisi yang memiliki pertalian dengan partai politiknya, Hariri mengatakan ia akan kembali ke Lebanon untuk mengukuhkan pengunduran dirinya.
Namun, ia juga mempertahankan kemungkinan batal untuk mundur jika Hisbullah menghormati kebijakan Lebanon untuk tidak melibatkan diri dalam konflik-konflik kawasan seperti Yaman. (Antara)
Berita Terkait
-
Hasil Tenis ITF M15: Rifqi Fitriadi Melaju ke Perempat Final ITF M15 Kuala Lumpur
-
2 Negara yang Pernah Dikalahkan Timnas Indonesia Justru Berhasil Lolos ke Piala Dunia 2026
-
Arab Saudi Tawarkan Pengalaman Wisata Baru: Dari Kekayaan Budaya hingga Hiburan Kelas Dunia
-
KPK Usut Korupsi Kuota Haji Langsung ke Arab Saudi, Apa yang Sebenarnya Dicari?
-
Arab Saudi Catat Lonjakan Wisatawan, Target 150 Juta Turis 2030 Dicanangkan
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional