Tim pengacara tersangka Setya Novanto, Otto Hasibuan dan Fredrich Yunadi mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Kamis (23/11/2017). (suara.com/Nikolaus Tolen)
Pengacara Setya Novanto, Otto Hasibuan, menilai perkara yang dituduhkan kepada kliennya belum jelas. Novanto ditersangkakan memakai Pasal 2 ayat 1 subsider Pasal 3 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.
"Karena sampai sekarang terus terang saja, kita masih belum mengetahui secara pasti sebenarnya Pak Setnov ini diduga atau disangka melakukan perbuatan yang mana," kata Otto di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis (23/11/2017).
Otto mengatakan KPK belum menjabarkan secara konkrit perbuatan kliennya yang dianggap melanggar hukum.
"Pasalnya kan kita tahu, ada Pasal 2, Pasal 3 yaitu perbuatan melanggar hukum dan menyalahgunakan kewenangan, tapi in concreto yang dikatakan melawan hukum itu yang mana. Dan ini concreto yang dikatakan menyalahgunakan kewenangan itu yang mana. Nah, sampai sekarang itu kan belum terlihat dan juga belum terumuskan," katanya.
Novanto mengatakan perkara Novanto baru akan jelas setelah diperiksa penyidik dan ada dakwaan jaksa.
"Nah, oleh karena itu nanti kan kita bisa lihat setelah Pak Setnov diperiksa. Dari rangkaian pertanyaan kan kita akan tahu kira-kira diarahkan ke mana suatu perbuatan itu. Nah persisnya nanti itu akan kita tahu Kalau sudah ada dakwaan daripada jaksa. Baru kita tahu, oh Pak Setnov ini dituduh melakukan perbuatan merugikan negara karena melakukan ini," kata Otto.
"Jadi sampai sekarang kita nggak tahu. Kan selama ini kita lihat masih soal acaranya kan? Masih yang praperadilanlah. Iya kan? Penyidik kan lah. Tapi intisari perkara ini sampai sekarang kita masih gelap," Otto menambahkan.
Itu sebabnya, Otto meminta masyarakat tetap mengedepankan azas praduga tak bersalah.
"Jadi sampai sekarang kita belum tahu. Itu sebabnya saya katakan selama ini, marilah masyarakat bersabar menunggu, jangan sampai memberi judgement menyatakan dia bersalah. Kita sendiri belum tahu apa yang dituduhkan kepada dia," katanya.
Ia mengatakan Novanto hanya dituduh melanggar Pasal 2 dan Pasal 3 UU Nomor 30 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi.
"Hanya tuduhkan pasal 2 Pasal 3, tapi in concreto apakah dia mengambil uang atau menyuruh lakukan atau apakah memang memberikan kesempatan atau menerima uang itu sama sekali belum terlihat dalam perkara ini. Jadi mari Kita bersabar gitu loh. Jangan kita mendahului membentuk opini sebelumnya," kata Otto.
"Karena sampai sekarang terus terang saja, kita masih belum mengetahui secara pasti sebenarnya Pak Setnov ini diduga atau disangka melakukan perbuatan yang mana," kata Otto di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis (23/11/2017).
Otto mengatakan KPK belum menjabarkan secara konkrit perbuatan kliennya yang dianggap melanggar hukum.
"Pasalnya kan kita tahu, ada Pasal 2, Pasal 3 yaitu perbuatan melanggar hukum dan menyalahgunakan kewenangan, tapi in concreto yang dikatakan melawan hukum itu yang mana. Dan ini concreto yang dikatakan menyalahgunakan kewenangan itu yang mana. Nah, sampai sekarang itu kan belum terlihat dan juga belum terumuskan," katanya.
Novanto mengatakan perkara Novanto baru akan jelas setelah diperiksa penyidik dan ada dakwaan jaksa.
"Nah, oleh karena itu nanti kan kita bisa lihat setelah Pak Setnov diperiksa. Dari rangkaian pertanyaan kan kita akan tahu kira-kira diarahkan ke mana suatu perbuatan itu. Nah persisnya nanti itu akan kita tahu Kalau sudah ada dakwaan daripada jaksa. Baru kita tahu, oh Pak Setnov ini dituduh melakukan perbuatan merugikan negara karena melakukan ini," kata Otto.
"Jadi sampai sekarang kita nggak tahu. Kan selama ini kita lihat masih soal acaranya kan? Masih yang praperadilanlah. Iya kan? Penyidik kan lah. Tapi intisari perkara ini sampai sekarang kita masih gelap," Otto menambahkan.
Itu sebabnya, Otto meminta masyarakat tetap mengedepankan azas praduga tak bersalah.
"Jadi sampai sekarang kita belum tahu. Itu sebabnya saya katakan selama ini, marilah masyarakat bersabar menunggu, jangan sampai memberi judgement menyatakan dia bersalah. Kita sendiri belum tahu apa yang dituduhkan kepada dia," katanya.
Ia mengatakan Novanto hanya dituduh melanggar Pasal 2 dan Pasal 3 UU Nomor 30 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi.
"Hanya tuduhkan pasal 2 Pasal 3, tapi in concreto apakah dia mengambil uang atau menyuruh lakukan atau apakah memang memberikan kesempatan atau menerima uang itu sama sekali belum terlihat dalam perkara ini. Jadi mari Kita bersabar gitu loh. Jangan kita mendahului membentuk opini sebelumnya," kata Otto.
Komentar
Berita Terkait
-
Mengintip Rumah Setya Novanto di Kupang yang Dilelang KPK, Harganya Miliaran!
-
Pembebasan Bersyarat Setya Novanto Digugat! Cacat Hukum? Ini Kata Penggugat
-
Setnov Bebas Bersyarat, Arukki dan LP3HI Ajukan Gugatan ke PTUN Jakarta: Kecewa!
-
Terpopuler: Anak Setya Novanto Menikah, Gaji Pensiunan PNS Bakal Naik Oktober 2025?
-
Biodata dan Agama Rheza Herwindo, Anak Setya Novanto yang Nikahi Kerenina Sunny
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra