Suara.com - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan kontrol penyebaran buku untuk peserta didik perlu pengawasan yang lebih ketat terlebih pada proses penyusunan buku sebelum diedarkan.
"Ini adalah keteledoran yang harusnya tidak terjadi. Ke depan, proses penyusunan buku itu harus benar-benar dicek dan ricek," kata Puan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu, menanggapi beredarnya buku pelajaran kelas 6 SD yang menyebutkan Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Buku pelajaran yang menyebutkan Yerusalem adalah Ibu Kota Israel itu ada pada buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas 6 SD yang diterbitkan oleh Intan Pariwara dan Yudistira. Pada halaman 64 tertera keterangan bahwa negara Israel beribukota Yerusalem.
Puan sangat menyesalkan kejadian itu karena buku tersebut sudah beredar sejak lama dan baru diketahui saat ini. Puan juga menyatakan sangat mendukung keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy yang menarik tautan tersebut dari situs Kemendikbud.
Menurut Puan kejadian itu merupakan bentuk pelanggaran dan harus dipertanggungjawabkan. Puan berharap Pusat Kurikulum dan Perbukuan memeriksa konten buku secara ketat sebelum diedarkan buku.
"Keinginan kami secepatnya buku tersebut ditarik dan dikoreksi segera pada edisi terbaru," tutur Puan.
Dia meminta sejumlah hal terkait buku pelajaran harus benar-benar diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang fatal. Karena apabila terjadi kesalahan dalam substansi yang diberikan akan berdampak pada proses pengajaran.
"Harus lebih diperhatikan, jangan sampai buku yang sudah beredar menimbulkan polemik," ucap Puan. (Antara)
Baca Juga: Sebelum Trump, Buku SD Tulis "Yerusalem adalah Ibu Kota Israel"
Berita Terkait
-
Jokowi: Indonesia akan Menyertai Palestina dalam Perjuangannya
-
Sebelum Trump, Buku SD Tulis "Yerusalem adalah Ibu Kota Israel"
-
Menlu Banyak Komunikasi ke Sejumlah Menlu Bahas Isu Palestina
-
Jokowi Tiba di Turki untuk Hadiri KTT OKI Membahas Palestina
-
Aher Kecam Pengakuan Sepihak Amerika Serikat Terkait Yerusalem
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Tak Mau PPP Terbelah, Agus Suparmanto Sebut Klaim Mardiono Cuma Dinamika Biasa
-
Zulhas Umumkan 6 Jurus Atasi Keracunan Massal MBG, Dapur Tak Bersertifikat Wajib Tutup!
-
Boni Hargens: Tim Transformasi Polri Bukan Tandingan, Tapi Bukti Inklusivitas Reformasi
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan, Eksekusi Terpidana Kasus Pencemaran Nama Baik JK Tetap Berlanjut