Suara.com - Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher), mengungkapkan bela sungkawa atas bencana gempa bumi berkekuatan 6,9 skala richter di 6 km arah Tenggara Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jabar. Aher mengimbau masyarakat agar tetap melalukan ativitas normal pasca gempa, namun tetap harus waspada.
Gempa yang berlangsung lebih dari 30 detik ini merupakan gempa berskala menengah, yang terasa hingga ke sejumlah wilayah Pulau Jawa. Lima menit setelah gempa terjadi, sistem diseminasi BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami untuk wilayah selatan Jabar, Jateng, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Selanjutnya, BMKG melakukan monitoring tsunami gauge di Pangandaran, Pamayang Sari, Binangeun (Banten) dan Pacitan (Jateng).
Berdasarkan hasil monitoring di beberapa stasiun tsunami gauge yang dekat dengan pusat gempa menunjukkan tidak ada rekaman kenaikan muka air laut, sehingga BMKG mengakhiri peringatan dini tsunami pada pukul 02.26 WIB, atau sekitar 2 jam setelah gempa terjadi.
“Karena dikhawatirkan ada potensi tsunami, jadi masyarakat di Pangandaran, Cipatujah, dan di Pameungpeuk sudah siap-siap keluar rumah untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Tapi dua jam kemudian dinyatakan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami. Semalam masyarakat sudah bisa kembali lagi ke rumahnya dan pagi ini sudah bisa beraktivitas, tapi ingat harus tetap waspada,” pesan Aher, saat ditemui di Bandung, Jabar, Sabtu (16/12/17).
“Sejak pagi sudah mulai didata tentang kerusakan apa saja yang terjadi akibat musibah ini. Sudah ada laporan dari Tasikmalaya, Pangadaran, Garut, Ciamis, dan sekitarnya. Ada kerusakan rumah, sekolah, Pusat Layanan Masyarakat, perkantoran dan akan segera kita tangani,” katanya.
“Kalau dijumlahkan lumayan. Ada 300-an rumah berupa rusak berat, sedang, dan ringan. Ada beberapa SMA/SMK, RSUD di Tasikmalaya juga retak-retak. Korban bencana kebanyakan luka-luka,” sambung Aher.
Aher menambahkan, penanganan pacsa bencana yang dilakukan saat ini diantaranya dengan mengevakuasi warga serta melakukan mitigasi bencana atau upaya untuk mengurangi resiko bencana.
“Tentu kalau yang rumahnya baik-baik saja, selesai dan aman, walaupun masih ada trauma. Sekarang kita data rumah-rumah yang rusak. Penanganannya, pertama, menenangkan masyarakat, lalu kami akan melakukan mitigasi dan normalisasi pascabencana,” katanya.
“Insya Allah tertangani,” Aher menambahkan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mencari informasi pada sumber-sumber yang dapat dipercaya terkait perkembangan situasi pascagempa. Kepala Pelaksana BPBD Jabar, Dicky Saromi, mengatakan, untuk keakuratan informasi, masyarakat dihimbau mengakses informasi dari media yang kredibel dan media sosial BPBD, BMKG, dan BNPB.
"Menyusul banyaknya berita hoaks yang beredar, kami menganjurkan masyarakat untuk mencari informasi perkembangan melalui (misal) twitter BPBD Jabar di @BPBDJabar," katanya.
Data mutakhir dari BPBD Jabar per 16 Desember 2017 Pukul 19.00 WIB mengenai "Dampak Kerusakan Rumah dan Saran Akibat Kejadian Gempa Tasikmalaya 15 Desember 2017 di 8 Kabupaten /Kota di 76 Kecamatan: sebagai berikut:
1. Rumah Total: 668 Unit
a. Rusak Ringan: 217 Unit
b. Rusak Sedang: 291 Unit
c. Rusak Berat: 160 Unit
2. Sarana dan Prasarana
a. SD: 10 Unit
b. SMP: 1 Unit
c. SMA: 4 Unit
d. Mesjid: 6 Unit
e. Kantor: 2 Unit
f. PAUD: 1 Unit
g. Madrasah: 10 unit
h. Aula: 1 unit
i. Rumah Sakit: 1 Unit
3. Korban
a. Meninggal Dunia: 1 Orang
b. Luka-Luka: 6 Orang
c. Pengungsi: 200 Orang (Posko)
Dicky mengungkapkan, posko pengungsi yang sudah dibangun baru di Kabupaten Ciamis sebagai yang terdampak paling parah.
"Kami juga mengirimkan kebutuhan logistik ke Ciamis, berupa makanan siap saji, tenda, family kit, kebutuhan anak. Ini terutama karena stok logistik di Ciamis sudah menipis," jelasnya.
Sampai saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan para petugas di lapangan dari BNPB dalam konteks kedaruratan. Sedangkan untuk rehabilitasi pascabencana, katanya,masih memerlukan waktu pengkajian lanjutan.
Berita Terkait
-
Bejat! Pemuda Mabuk di Tasikmalaya Tega Cabuli Nenek 85 Tahun yang Tinggal Sendiri
-
Gempa Magnitudo 6,5 Leeward Island, BMKG: Tidak Ada Potensi Tsunami di Indonesia
-
Heboh usai Disidak Dedi Mulyadi, Eks Pimpinan KPK Sindir Iklan Aqua: Fakta atau Fiksi?
-
Polemik Dana Pemprov yang 'Parkir': Mengapa Jabar Bantah, DKI 'Jujur', dan BI Buka Data?
-
Sejumlah Daerah Papua Diguncang Gempa 6,6 Magnitudo, Masyarakat Diminta Waspada, Ada Susulan?
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Berdayakan UMKM dan Keuangan Inklusif Desa, BNI Raih Outstanding Contribution to Empowering MSMEs
-
Heboh Pria Cepak di Tanah Abang Tabrakan Diri ke Mobil, Aksinya Diolok-olok: Akting Kurang Natural
-
Dibiayai Rakyat Sampai Masuk Lubang Kubur, Menhan Minta Prajurit TNI Hormati dan Lindungi Rakyat
-
Prabowo 'Gebrak Meja', Utang Whoosh Rp1,2 T per Tahun Dibayar Pakai Duit Rampasan Koruptor
-
Terkuak! Alasan Bripda W Habisi Dosen di Jambi, Skenario Licik Gagal Total Gara-gara Wig
-
Cekik hingga Tinju Korbannya, 2 Cewek Kasus Penganiayaan di Sulsel Cuma Dihukum Bersihkan Posyandu
-
Istana Pasang Badan! 7 Fakta Prabowo Siap Gelontorkan Rp1,2 T per Tahun untuk Bayar Utang Whoosh
-
Detik-detik Mengerikan Banjir Bandang Seret Mahasiswa KKN UIN Walisongo di Kendal, 3 Tewas 3 Hilang
-
Keji! Nenek Mutmainah Tewas, Jasadnya Diduga Dibakar dan Dibuang Perampok ke Hutan
-
Subsidi Menyusut, Biaya Naik: Ini Alasan Transjakarta Wacanakan Tarif Baru