Suara.com - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri telah menetapkan Marianus Sae dan Emilia Nomleni sebagai pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada Nusa Tenggara Timur 2018.
Marianus merupakan kader dari Partai Kebangkitan Bangsa. Sedangkan, Emi kader internal PDI Perjuangan.
Penetapan pasangan ini menimbulkan kekecewaan bagi beberapa kader PDIP. Salah satunya Ketua Dewan Pimpinan Cabang Labupaten Timor Tengah Utara, Ray Fernandes, yang langsung mengundurkan diri dari jabatan dan keanggotaanya sebagai kader PDIP.
Terkait pengunduran diri ini, Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus, menyebut aksi Ray malah menunjukan sikap seorang kader yang masih kekanak-kanakan.
"Ini jelas merupakan sikap cengeng yang berlebihan, emosional, tidak rasional, dan kekanak-kanakan. Dia tidak menunjukan sikap ksatria dan jiwa besar sebagaimana layaknya seorang kader Banteng yang mengaku telah berkeringat darah untuk partai," kata Petrus pada, Sabtu (23/12/2017).
Petrus sangat mendukung keputusan Megawati yang telah menggunakan wewenang khususnya untuk memutuskan sesuatu hal yang bersifat strategis.
Menurutnya, Megawati telah mengambil keputusan penting dan strtegis demi keikutsertaan partai dalam memenangkan Pilkada NTT yang harus segera diputuskan, dan keputusan itu sah serta mengikat, termasuk mengikat Ray Fernandes selaku kader partai.
"Sikap Ray Fernandes yang demikian justru jadi destruktif, karena bertolak belakang dengan klaim dirinya sebagai kader partai yang berkorban untuk kepentingan yang lebih besar," ujar Petrus.
Petrus mengatakan, alasan Ray yang mengatakan partai meninggalkan kader partai tidak rasional. Sebab keputusan Megawati sebagai ketua umum telah melalui pertimbangan yang matang.
Baca Juga: Tak Ada Kasus, Sjahruddin Rasul Sempat Berencana Mundur dari KPK
"Padahal sebagai sebuah keputusan strategis dan penting, penetapan tersebut telah melalui berbagai pertimbangan berdasarkan hasil survei dalam berapa forum rapat, termasuk rapat pleno DPP partai," katanya.
Menurut Petrus, seharusnya seorang kader harus memahami keputusan yang diambil oleh ketua umum, khususnya PDIP. Sebab, secara historis dan yuridis, kewenangan khusus ketum inilah yang membawa PDIP dari saat awal berdirinya hingga sekarang ini mampu berdiri kokoh.
Di samping itu, Petrus menilai, Megawati selalu bisa mengatasi upaya pihak lain termasuk kader Partai yang mencoba memaksakan kehendak untuk mempersulit partai dalam mewujudkan tujuan nasional, terutama soliditas kader partai dalam menghadapi dinamika pragmatisme yang melanda sebagian besar kader partai politik di Indonesia.
"PDIP mengusung balon dari kader partai lain untuk digandeng dengan kader PDIP secara berpasangan, bukanlah sesuatu hal yang baru, bukan pula sesuatu yang salah atau dilarang, akan tetapi keputusan ini memiliki legitimasi yang tinggi. Karena telah melalui proses yang panjang dengan mempertimbangkan segala aspek, tanpa ada maksud untuk menegasikan peran dan posisi kader-kader yang mengaku berkeringat darah untuk PDIP," tutupnya.
Berita Terkait
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Ditantang Megawati Sumbang Rp2 Miliar untuk Korban Banjir Sumatra, Pramono Anung: Samina wa Athona
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045