Suara.com - Presiden Joko Widodo memiliki rapor buruk selama tiga tahun. Di antaranya dalam hal penegakkan hukum, pelanggaran HAM, dan antikorupsi.
Hal itu dikatakan Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Arif Susanto. Tapi ada juga kerja Jokowi yang bagus.
"Kalau kita perhatikan, Jokowi mungkin punya rapor bagus di bidang lain, tapi saya bisa katakan rapor jeleknya Jokowi selama tiga tahun adalah penegakkan hukum, HAM, antikorupsi," ujar Arif di D Hotel, Jakarta, Selasa (26/12/2017).
Perihal anti korupsi, masih banyaknya pejabat yang ditangkap KPK. Hal tersebut kata Arif, merupakan bukti buruknya penegakkan anti korupsi di Indonesia.
"Soal antikorupsi, karena jumlah yang ditangkap KPK meningkat tapi jumlah pejabat yang ditangkap meningkat itu tanda buruk. Artinya ada masalah dengan antikorupsi," kata dia.
Arif juga mengatakan, belum dituntaskannya kasus pelanggaran HAM di era pemerintahan Jokowi.
"Pelangaran HAM, memang aksi Kamisan sudah selesai? Belum. Memangnya pembunuh Munir sudah ketahuan? Belum. Jadi ini PR besar," ucap Arif.
Arif pun menilai kesalahan Jokowi tersebut yakni mengangkat Menteri Hukum dan HAM dan Jaksa Agung dari politisi. Diketahui Menkumham Yasonna Laoly merupakan politisi PDI Perjuangan dan Jaksa Agung HM Prasetyo merupakan politisi dari Partai Nasdem.
"Kesalahan Jokowi adalah mengangkat Menkumham dan Jaksa Agung dari politikus. Selama Jaksa Agung dan Menkumham adalah politikus, tidak akan pernah prestasi hukumnya Jokowi bagus sampai 2019," tutur Arif.
Baca Juga: Kontras: Kasus Pelanggaran HAM di Era Jokowi Meningkat
Maka dari itu, ia menyarankan Jokowi mengganti Yasonna dan Prasetyo di dalam jajaran kabinetnya.
"Kalau Jokowi mau punya warisan bagus di bidang hukum dan HAM ganti Jaksa Agung dan Menkumham," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
Terkini
-
Uang Cicilan Rp 1,3 Miliar Disita KPK, Mercy BJ Habibie Batal Jadi Milik Ridwan Kamil
-
Disentil Buruh karena Lambat, DPR Janji Bikin UU Ketenagakerjaan Baru Secara Terbuka
-
Pimpinan DPR RI Terima Draf RUU Ketenagakerjaan dari Koalisi Serikat Buruh
-
Fokus Infrastruktur, Pemprov Jateng Terus Kebut Perbaikan Jalan pada 2025
-
Cukai Rokok 2026 Tidak Naik, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Mau Industri Kita Mati
-
Gibran Belajar Makan Empek-empek, Dokter Tifa Meledek: Pejabat Jadi Babu dan Babysitter ABK?
-
Mobil Mercy Antik B.J. Habibie Seret Ridwan Kamil ke Pusaran Korupsi, KPK Pastikan Panggil RK
-
Eks Pegawai KPK Ungkap Kisah Pilu Ibu Muda Ditahan Kasus Demo Agustus: Bayinya Terpaksa Putus ASI!
-
Alarm untuk Roy Suryo? Denny Darko Ramal Polemik Ijazah Jokowi Berakhir Bui: Mereka Akan Lupa Diri
-
Kabar Buruk! ICW Sebut Selama 2024; Kerugian Negara Tembus Rekor Rp279 T, Kinerja Aparat Anjlok