Suara.com - Sepuluh orang tewas dalam unjuk rasa di Iran pada Minggu, kata televisi setempat pada Senin (1/1/2018).
Unjuk rasa puluhan ribu orang di berbagai kota tersebut menunjukkan perlawanan terbesar warga terhadap kepemimpinan Iran sejak kerusuhan pro-reformasi pada 2009. Selain itu, seruan untuk meneruskan gerakan tersebut memunculkan kekhawatiran akan keguncangan politik.
"Dalam beberapa kejadian tadi malam, sekitar 10 orang tewas di beberapa kota," kata stasiun televisi pemerintah tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Iran adalah salah satu negara penghasil terbesar minyak dunia dan kekuatan utama kawasan, yang terlibat dalam kemelut kawasan di Suriah dan Yaman untuk memperebutkan pengaruh dengan Arab Saudi.
Keterlibatan Iran dalam sengketa kawasan itu membuat warga kecewa karena mereka ingin pemerintah lebih fokus menciptakan lapangan kerja daripada menghabiskan uang negara untuk perang di luar negeri.
Unjuk rasa pertama kali muncul di kota terbesar kedua Iran, Masshad, untuk menentang kenaikan harga-harga. Unjuk rasa itu kemudian meluas ke berbagai kota lain dan berkembang menjadi demonstrasi politik anti-pemerintah.
Sejumlah pengunjuk rasa bahkan meminta pemimpin agung Ayatollah Ali Khamenei untuk mundur dan menuding pemerintah sebagai pencuri.
Mereka mengaku marah atas korupsi dan krisis ekonomi di negara yang tingkat pengangguran anak mudanya mencapai 28,8 persen pada tahun lalu.
Unjuk rasa terus berlangsung sampai Minggu (31/12/2017) malam meskipun Presiden Hassan Rouhani meminta warga untuk kembali tenang. Dalam pidatonya, Rouhani mengatakan bahwa warga Iran memang berhak untuk mengkritik pemerintah, namun juga memperingatkan akan adanya pembubaran.
"Pemerintah tidak akan membiarkan mereka yang merusak fasilitas umum, melanggar aturan, dan menciptakan kerusuhan," kata Rouhani.
Hingga kini ratusan orang telah ditangkap.
Dua orang tewas ditembak di kota Izeh pada Minggu dan sejumlah orang lain terluka, demikian berita dari ILNA. Hingga kini belum diketahui apakah dua orang itu termasuk bagian dari 10 orang tewas yang diberitakan stasiun televisi negara.
"Saya tidak tahu apakah penembakan itu dilakukan oleh pengunjuk rasa atau polisi. Kasus ini tengah diselidiki," kata anggota parlemen Hedayatollah Khademi sebagaimana dikutip ILNA.
Sementara itu, di kota Shahin Shahr, demonstrasi berujung pada kerusuhan. Sejumlah video menunjukkan para pengunjuk rasa menyerang polisi dan menghancurkan sebuah mobil.
Untuk menanggapi unjuk rasa di berbagai kota itu, pemerintah menyatakan akan membatasi akses terhadap aplikasi pengirim pesan Telegram dan Instagram. Selain itu, muncul sejumlah laporan tentang kehilangan akses Internet di sejumlah wilayah. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Update Orang Hilang Peristiwa Agustus: Satu Telah Ditemukan, Dua Belum Kembali!
-
Tiga Mahasiswa Masih Hilang Sejak Unjuk Rasa Akhir Agustus, KontraS: Diduga Penghilangan Paksa
-
Tiga Mahasiswa Dinyatakan Hilang, Polda Metro Jaya Buka Posko Pengaduan
-
Ayah Muhammad Farhan Hamid Menanti: Sang Putra Hilang Usai Ikut Aksi Unjuk Rasa!
-
KontraS Temukan Dugaan Penghilangan Paksa pada Aksi Unjuk Rasa 25-31 Agustus!
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
Terkini
-
Viral Aksi Perpeloncoan Mahasiswa Baru Diduga Kampus Unsri, Dipaksa Cium Teman
-
Said Didu Bongkar Sinyal Keras Jokowi ke Prabowo: Ancaman 'Paket Maut' dan Kunci Tiket 2 Periode
-
Pusing hingga Muntah, Dinkes Garut Ungkap 600 Siswa Keracunan MBG: Alhamdulillah Semua Sudah Sehat
-
Geger Riwayat Pendidikan Gibran: Data KPU vs Setneg Bikin Geleng-geleng, S1 Dulu Baru Setara SMK?
-
Gugatan Rp125 Triliun Lanjut ke Mediasi, Gibran Bakal Hadir?
-
Geram Bunyi Tet Tok Wuk Wuk, DPR ke Polisi: Stop Kawal Artis-Selebgram, Presiden Saja yang Boleh!
-
Geger Penemuan Mayat Anak 8 Tahun di Kos Penjaringan: Apa yang Sebenarnya Terjadi?
-
Analisa Panas Ade Armando: PDIP, Anies dan Demokrat Otaki Isu Ijazah Palsu Jokowi, Dendam Politik?
-
Kapolri Bentuk Tim Reformasi Polri, Apa Target Awal yang Dibenahi?
-
Roy Suryo: Jangan Sampai Jaksa Agung Dikatai Ayam Sayur, Penjarakan Silfester Matutina Sekarang!