Suara.com - Direktur Wahid Insitute Zannubah Arrifah Cahfsoh atau Yenny Wahid mengatakan tidak diizinkannya maju di Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur oleh kyai-kyai NU, dikhawatirkan suara umat Nahdlatul Ulama akan terpecah di Pilkada 2018.
Hal tersebut lantaran ada dua kader NU yang maju di Pilkada Jawa Timur yakni Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul dan Khofifah Indar Parawansa.
"Suara NU jelas akan terpecah, karena ada dua kanidat dari NU," ujar Yenny di Wahid Foundation, Jakarta, Kamis (4/1/2017).
Yenny menuturkan, harus ada pihak yang menyatukan warga NU jika terjadi potensi perpecahan, mengingat dua orang kader NU yang bersaing di Pilkada Jawa Timur.
"Untuk itu harus ada orang atau kelompok yang aktif ataupun upaya konflik yang mungkin terjadi dan harus dilakukan secara sadar secara aktif juga jangan cuma dibiarin aja dinamika yang terjadi," tutur dia.
"Kalau kita secara dibutuhkan adanya pihak yang bisa menyatukan NU. ketika ada potensi perpecahan yang mungkin terjadi ketika dari kubu bu Khofifah dan Pak Syaiful, itu mungkin secara rasional. kalau secara spritual, itu mekanismenya berbeda ya. Jadi memang saya mendapatkan gambaran bahwa lebih baik saya di Jakarta saja, bukan pindah ke Jawa Timur," sambungnya.
Sebelumnya, Rabu (3/1/2018) Yenny Wahid menolak diusung menjadi calon gubernur Jawa Timur. Penolakan tersebut disampaikan Yenny usai menggelar pertemuan di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO