Suara.com - Direktur Wahid Insitute Zannubah Arrifah Cahfsoh atau Yenny Wahid menyebut ada lima orang yang tak memberikan restu untuk maju di Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur 2018.
Lima orang tersebut yang memutuskan dirinya untuk tidak maju bersaing dengan sesama kader Nahdlatul Ulama yakni Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul dan Khofifah Indar Parawansa.
"Semua yang terlibat ya bukan hanya kyai, ada lima orang yang memutuskan. Jumlahnya harus ganjil," ujar Yenny di Wahid Foundation, Jakarta, Kamis (4/1/2018).
Meski begitu, Yenny tak menyebut sosok kelima orang itu. Namun lima orang tersebut yakni Sinta Nuriyah Wahid yang merupakan ibunda, ayah mertua dan tiga orang kyai NU yang merupakan pemimpin spiritual Yenny.
"(Keluarga) Pasti, ibu saya, bapak mertua saya termasuk yang saya minta pertimbangan. Yang tiga lagi adalah spiritual leader, pemimpin spiritual. Jadi kyai, orangtua semua masuk. Suara bulat menahan saya untuk tidak maju pilkada Jawa Timur," kata dia.
Yenny pun menceritakan saat dirinya berkonsultasi dengan ibunya untuk maju di Pilkada Jawa Timur, Sinta Wahid berpesan untuk tidak mengejar kekuasaan atau jabatan. Ia pun diingatkan perihal sang ayah, Gus Dur yang menjadi presiden karena takdir bukan karena ambisi.
"Dari awal sudah ditanamkan hal itu, jangan cuma mengejar kekuasaan jabatan tapi yang dikejar kemanfaatan bagi umat dan masyarakat. Itulah yang kami pegang erat-erat," kata Yenny.
"Ibu saya selalu mengingatkan bapak saya jadi presiden pun takdir dari Allah jadi nggak pakai biaya politik, nggak pakai timses. Karena memang sudah ditakdirkan. Jadi jangan ngoyo mengejar jabatan. Jangan terlalu berambisi untuk jabatan tapi boleh ambisi untuk mengejar kebaikan," sambungnya.
Yenny pun menambahkan pertimbangan lain dirinya tak maju di Pilkada Jawa Timur, agar umat NU tidak terpolarisasi atau terpecah di Pilkada 2018.
Baca Juga: Cerita di Balik Yenny Wahid Menolak 'Pinangan' Prabowo
"Karena kami meyakini bahwa tugas sejarah dari keluarga Gus Dur adalah untuk menyatukan umat, terutama dalam hal ini umat NU yang punya potensi akan terpolarisasi atau terpecah dengan adanya pilkada 2018," ucap Yenny.
"Jadi kami punya tugas justru untuk memastikan masyakarat kemudian bebas dari konflik, mungkin bukan dari bebas konflik. Tapi kami ingin memastikan bahwa Pilkada itu tidak kemudian menyebabkan konflik yang melebar di tengah-tengah masyarakat, ini tugas kami sebagai keluarga Gusdur. Kami yakini, tugas kami adalah menjaga persatuan terutama di kalangan masyarakat NU," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Polda Undang Keluarga hingga KontraS Jumat Ini, 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Reno dan Farhan?
-
Saya Tanggung Jawab! Prabowo Ambil Alih Utang Whoosh, Sindir Jokowi?
-
Said Didu Curiga Prabowo Cabut 'Taring' Purbaya di Kasus Utang Whoosh: Demi Apa?
-
Tragedi KKN UIN Walisongo: 6 Fakta Pilu Mahasiswa Terseret Arus Sungai Hingga Tewas
-
Uya Kuya Dinyatakan Tidak Melanggar Kode Etik, Kini Aktif Lagi Sebagai Anggota DPR RI
-
Dendam Dipolisikan Kasus Narkoba, Carlos dkk Terancam Hukuman Mati Kasus Penembakan Husein
-
Sidang MKD: Adies Kadir Dinyatakan Tidak Melanggar Kode Etik, Diaktifkan Kembali sebagai Anggota DPR
-
Kronologi Guru di Trenggalek Dihajar Keluarga Murid di Rumahnya, Berawal dari Sita HP Siswi di Kelas
-
Mendadak Putra Mahkota Raja Solo Nyatakan Naik Tahta Jadi PB XIV di Hadapan Jasad Sang Ayah
-
IKJ Minta Dukungan Dana Abadi Kebudayaan, Pramono Anung Siap Tindaklanjuti