Suara.com - Putri Presiden ke empat Abdurrahman Wahid, Zannubah Arrfah Cahfsoh atau Yenny Wahid membeberkan alasan dirinya menolak pinangan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk usung di Pilkada Jawa Timur.
Yenny mengaku tak menolak, namun tak mendapat izin dari kyai dan sesepuh di organisasi Islam Nahdlatul Ulama.
"Saya tidak menolak tawaran dari Pak Prabowo, cuma memang saya tidak mendapat izin dari para sesepuh. Sehingga memang tidak bisa ikut dalam pemilihan gubernur di Jawa Timur," ujar Yenny di Wahid Foundation, Jakarta, Kamis (4/1/2018).
Direktur Wahid Institute meyakini tugas sejarah keluarga Gus Dur utamanya untuk menyatukan umat, terutama umat NU yang berpotensi terpolarisasi atau terpecah di Pilkada 2018.
"Jadi kami punya tugas justru untuk memastikan masyakarat kemudian bebas dari konflik, mungkin bukan dari bebas konflik, tapi kami ingin memastikan bahwa Pilkada itu tidak kemudian menyebabkan konflik yang melebar di tengah-tengah masyarakat, ini tugas kami sebagai keluarga Gusdur. Kami yakini, tugas kami adalah menjaga persatuan terutama di kalangan masyarakat NU," ucap dia.
Yenny menceritakan, pada 26 Desember 2017 dirinya diminta Prabowo berkoalisi dengan Gerindra untuk maju di Pilkada Jawa Timur. Yenny pun rencananya akan dipasangkan dengan mantan pembalap Moreno Suprapto yang merupakan kader Gerindra.
"Jadi beberapa hari sebelum tahun baru memang Pak Prabowo minta untuk bertemu, kemudian saya datang ditemani oleh bapak mertua saya. Kemudian beliau (Prabowo) menawarkan agar bisa ikut dalam menjadi calon Gerindra dan koalisi Gerindra dan menjadi cagub Jawa Timur," kata Yenny.
Namun setelah berkonsultasi dengan sesepuh NU serta pertimbangan-pertimbangan rasional, Yenny pun memutuskan untuk menolak pinangan Prabowo.
"Tentunya dalam tradisi kami semua hal yang masuk harus kita proses yang baik secara akal, rasional dan secara spiritual. Kalau di NU disebutnya dalil aqli dan dalil naqli. Jadi kemudian kami janjian ketemu lagi setelah tahun baru bagi saya untuk menyampaikan jawaban dan ternyata memang izinnya nggak keluar dari para sesepuh yang saya konsultasikan dan juga pertimbangan rasionalnya adalah Pilkada Jawa Timur punya potensi untuk memecah umat NU menjadi beberapa kubu," tutur Yenny.
Baca Juga: Jika Yenny Wahid Ikut Pilkada Jatim, Apa Kata Khofifah?
Ia pun menambahkan, harus adanya pihak yang berkontribusi untuk menyatukan masyarakat NU agar tidak terpecah di Pilkada 2018.
"Justru harus ada memainkan peran untuk menyatukan mereka. Kalau ikut terjun ke dalam arena berkompetisi, maka justru akan berkontribusi terhadap perpecahan tidak bisa menyatukan kelompok-kelompok yang ada," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Cegah Penyalahgunaan, MKD Pangkas Titik Anggaran Reses Anggota DPR Menjadi 22
-
Sanjungan PSI Usai Prabowo Putuskan Siap Bayar Utang Whoosh: Cerminan Sikap Negarawan Jernih
-
Rumah Dijarah, MKD Pertimbangkan Keringanan Hukuman untuk Sahroni, Eko Patrio, dan Uya Kuya
-
Tertangkap! 14 ABG Pelaku Tawuran di Pesanggrahan Jaksel Bawa Sajam hingga Air Cabai
-
Bukan Penipuan! Ternyata Ini Motif Pria Tabrakan Diri ke Mobil di Tanah Abang
-
Resmi! Gubernur Riau Jadi Tersangka, Langsung Ditahan 20 Hari!
-
PSI Minta Satpol PP Tegas Tertibkan Parkir Liar di Trotoar: Sudah Ganggu Pejalan Kaki!
-
Drama di MKD DPR Berakhir: Uya Kuya Lolos dari Sanksi Kode Etik
-
Drama Penangkapan Gubernur Riau: Kabur Saat OTT, Berakhir Diciduk KPK di Kafe
-
Usman Hamid Sebut Soeharto Meninggal Berstatus Terdakwa: Sulit Dianggap Pahlawan