Suara.com - Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria mengatakan pihaknya tak akan menyoal pernyataan La Nyalla Mattalitti yang menyebut dirinya diminta puluhan miliar rupiah oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk maju di Pilkada Jawa Timur.
"Kita tak pernah mempermasalahkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu kita besar-besarkan," kata Riza di DPR, Jakarta, Jumat (12/1/2018).
Riza mengaku mengenal La Nyalla sebagai orang baik. Bahkan, Riza sendiri termasuk kader Gerindra yang mendukung La Nyalla sebagai Calon Gubernur Jawa Timur karena jaringannya di Jawa Timur begitu luas.
"Saya termasuk yang berusaha agar beliau didukung beberapa partai. Dia orang yang baik, dikenal luas, dekat dengan santri, dia dekat dengan pesantren, saya kira ini yang perlu dipertimbangkan untuk menjadi Gubernur," ujar Riza menuturkan.
Kendati begitu, kata Riza, Partai Gerindra tidak bisa mengusung kandidat sendiri. Untuk itu, dibutuhkan persetujuan dari partai lain yang bisa diajak koalisi.
Menurut Riza, meski memiliki kedekatan dengan PKS dan PAN, Gerindra tak bisa memasksa dua partai itu untuk berkoalisi di Pilkada Jatim.
"Tidak mungkin di seluruh daerah teman koalisi harus terus bersama- sama. Teman-teman koalisi lain punya pilihan lain, harus dihormati. Sehingga Gerindra sendiri jadinya, Kemudian memutuskan dukung Gus Ipul," kata Riza.
"Saya yakin La Nyalla memahami, dia orang baik, dia bagus kontribusinya untuk kepentingan ummat, dan kami di partai bangga dengan La Nyalla yang mendukung Prabowo pada Pilpres lalu," ujarnya Riza menambahkan.
Kamis (11/1/2018) kemarin, kader Partai Gerindra La Nyalla menggelar konfrensi pers. Dia membeberkan bahwa dirinya sempat diminta oleh Prabowo menyiapkan dana sebesar Rp40 miliar jika ingin maju sebagai Cagub Jawa Timur. Namun La Nyalla tak menyanggupi permintaan tersebut.
Baca Juga: Didemo FPI, Ini Pernyataan Resmi Facebook Indonesia
Berita Terkait
-
La Nyalla Klaim 'Dipalak' Prabowo, Golkar: Biar Rakyat Menilai
-
La Nyalla Klaim 'Dipalak' Prabowo, Demokrat: Kalau Kami Tidak
-
La Nyalla Klaim 'Dipalak' Prabowo Rp40 M, Fadli Zon Membantah
-
Alasan Partai Gerindra Gabung Koalisi PDIP dan PKB di Jatim
-
Ini Bahayanya Jika Yenny Wahid Ikut Pilgub Jawa Timur
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal