Wakil Ketua KPK Laode M Syarif merilis barang bukti hasil Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Walikota Batu, Malang di Jakarta, Minggu (17/9).
Baca 10 detik
Komisi Pemberantasan Korupsi mengajak masyarakat jangan memilih calon kepala daerah yang membagi-bagikan uang untuk mendapatkan dukungan.
"Saya ajak masyarakat Indonesia agar jangan terjebak dengan janji uang dari para calon atau kandidat. Saya katakan kalau kandidat mau bayar per pemilih atau suara, itu bukan yang baik, dia nggak bisa jual ide program ke masyarakat. Jangan pilih kandidat yang mau membayar," kata Wakil Ketua KPK Laode M. Syarif di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (16/1/2018).
KPK mencermati pilkada serentak yang akan berlangsung tahun ini. Lembaga antirasuah bekerjasama dengan Polri dan penyelenggara pemilu.
"Selama proses politik uang dan mahar politik penuhi unsur korupsi, pasti KPK bisa," katanya.
"KPK ada satgas khusus untuk menukar informasi antara Polri dengan KPK. Kalau Polri temukan sesuatu setelah diteliti ada korupsi, dilakukan penyelenggara negara atau org yang mewakili, berdasarkan keputusan rapat diserahkan ke KPK."
Kalau ada pengaduan masyarakat yang berhubungan dengan pidana pilkada, tapi bukan korupsi bisa disampaikan langsung ke Polri, diselesaikan mekanisme berlaku pidana pemilu.
Syarif mengatakan KPK terus mengingatkan orang yang maju dalam pilkada dan tim sukses yang membiayainya. Sebab, dukungan saat pilkada akan dibalas dengan kebijakan yang dapat merugikan masyarakat umum.
"Khusus pilkada sengaja kami sampaikan, terus terang bahwa memang kalau tim sukses atau tim biayai program kampanye pilkada, biasanya dibalas dengan kemudahan dapat proyek APBD di situ, dibalas pemberian beberapa izin di sana," katanya.
Komentar
Berita Terkait
-
Agar Masyarakat Lebih Peduli, Doli Golkar Kini Usul Pilpres-Pileg Juga Dipisah
-
MK Diskualifikasi Paslon pada Pilbup Mahakam Ulu karena Buat Kontrak Politik dengan Ketua RT
-
Prabowo Lantik 961 Kepala Daerah Serentak, Tjhai Chui Mie: Sangat Membanggakan Bagi Kami Semua
-
Kemendagri Bakal Kumpulkan Kepala Daerah Terpilih Lagi Besok di Monas, Persiapan Rinci Gladi Bersih Pelantikan
-
Hasil Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2024: Khofifah-Emil Puncaki Perolehan Suara Pilkada Serentak
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO