Suara.com - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) memastikan, bakal menangguhkan bantuan dana senilai USD65 juta yang sedianya diberitakan kekepada Palestina.
Dana itu ”dibekukan” setelah Presiden AS Donald Trump mengkritik pendanaan tersebut pada dua pekan sebelumnya.
"Bantuan itu tidak dibatalkan, tapi hanya dibekukan sementara untuk pertimbangan lebih lanjut," juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert dalam konferensi pers yang dilansir Anadolu Agency, Rabu (17/1/2018).
Nauert mengatakan, AS masih akan mengirimkan USD60 juta dari total dana sebesar USD125 juta ke Badan Bantuan dan Urusan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA). Tapi, sisa dana USD65 juta akan ”dipetieskan”.
Ia mengatakan, kiriman sisa dana AS akan bergantung pada "beberapa perbaikan" yang akan dilakukan badan yang menyediakan layanan sosial dan kesehatan bagi para pengungsi Palestina di Tepi Barat, Gaza, Suriah, Lebanon dan Yordania tersebut.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengancam akan memotong bantuan untuk orang-orang Palestina, termasuk ke UNRWA, setelah Palestina mengecam keputusannya yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Sementara itu, Nauert mengklaim bahwa keputusan tersebut tidak didasari unsur politis atau berhubungan dengan deklarasi Trump, namun hanya sekadar kekhawatiran akan pengelolaan dana oleh UNRWA.
Ia juga mengatakan bahwa AS mengharapkan negara-negara lain untuk ikut terlibat dan menyumbangkan lebih banyak dana untuk badan tersebut.
Baca Juga: Siapa Pengganti Idrus, Yorrys: Tergantung User Saja, Kan
UNRWA, yang telah membantu lebih dari lima juta warga Palestina yang mengungsi akibat konflik Arab-Israel sejak 1948, dituding menyokong militan Palestina.
Pada Desember, Trump mengumumkan keputusannya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Keputusan sepihak tersebut memicu kecaman dan kritik dari negara-negara Arab dan Muslim.
Yerusalem masih menjadi poros konflik Israel-Palestina, karena Yerusalem Timur dicita-citakan sebagai ibu kota Palestina di masa mendatang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
Terkini
-
Masuk Dakwaan, 80 Konten Instagram Ini Jadi Senjata Jaksa Jerat Aktivis Delpedro Marhaen Cs
-
Badan Gizi Nasional Dorong UMKM dan Masyarakat Lokal Jadi Tulang Punggung Program MBG
-
58 Layanan Masyarakat Diusulkan Dicoret dari Keterlibatan Polri, Ada Pembuatan SIM Hingga SKCK
-
Anggota DPR Dorong Satgas Pascabencana Sumatera Bekerja Cepat: Jangan Sekadar Rapat!
-
Jakarta Kebakaran Lagi, 10 Warung di Kalideres Ludes Terbakar
-
Pemprov Aceh Surati PBB Minta Bantuan, Komisi II DPR: Tak Usah Diperdebatkan
-
Terungkap, Ada Nama Kakak Najwa Shihab di Grup Mas Menteri Core Team Nadiem Makarim
-
Gubsu Bobby Nasution: Pemerintah Pusat Sangat Membantu Pemulihan Pascabencana
-
Pemprov Aceh Minta Bantuan PBB, Nasir Djamil: Bukan Berarti Pusat Tak Sanggup, Ini Misi Kemanusiaan
-
Kuasa Hukum Kerry Sebut Tak Ada Dakwaan Soal Pengoplosan BBM di Kasus Pertamina