Suara.com - Keselamatan penerbangan di Indonesia yang meningkat pesat berimbas pada menurunnya jumlah kecelakaan penerbangan nasional di tahun 2017. Dari laporan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pada hari ini, Jumat (19/1/2018) menyatakan bahwa selama tahun 2017 jumlah kecelakaan (accident) penerbangan ada 7 kasus.
Dari semua kasus tersebut, dalam tahun 2017 tidak terdapat korban penumpang meninggal ( zerro passenger fatality), ada 22 korban luka-luka itupun hampir semua karena cuaca buruk (clear air turbulence). Jumlah kecelakaan dan korban meninggal dunia menurut KNKT menurun tajam dibanding 5 tahun kebelakang.
Pada tahun 2012, jumlah kecelakaan 13 kasus dengan korban 58 meninggal dunia, tahun 2013 ada 9 kasus dengan 2 korban meninggal, tahun 2014 ada 8 kasus dengan 169 korban meninggal, tahun 2015 ada 11 kasus dengan 65 korban jiwa, sedangkan tahun 2016 ada 19 kasus dan 30 korban meninggal dunia.
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso menyambut gembira hasil laporan KNKT tersebut. Menurutnya turunnya jumlah kecelakaan penerbangan tersebut merupakan imbas dari membaiknya implementasi keselamatan penerbangan nasional.
Terutama dalam hal implementasi pengawasan oleh regulator yaitu Ditjen Perhubungan Udara dan kepatuhan para penyelenggara penerbangan nasional seperti maskapai penerbangan, pengelola bandara, penyelenggara navigasi penerbangan, groundhandling, MRO serta masyarakat terhadap aturan-aturan penerbangan baik dari Internasional seperti annex ICAO maupun peraturan nasional seperti CASR.
"Kami selaku regulator menyambut baik dan sangat bangga terkait capaian kinerja keselamatan penerbangan nasional selama 2017 lalu. Tak lupa kami juga berterimakasih kepada para penyelenggara penerbangan atas kerjasama dan kerja kerasnya sehingga keselamatan penerbangan meningkat sehingga jumlah kecelakaan dan korban jiwa menurun tajam," kata Agus di Jakarta, Jumat (19/1/2018).
Menurut Agus, laporan dari KNKT tersebut merupakan jawaban yang sangat sempurna dari hasil ICVM audit USOAP dari ICAO di mana nilai efektif implementasi terkait keselamatan penerbangan Indonesia mencapai 81,15 persen, meningkat tajam dari audit tahun-tahun sebelumnya dan jauh di atas rata-rata dunia yang berada di angka 60 persen.
Namun demikian Agus juga mengingatkan para penyelenggara penerbangan untuk bisa mempertahankan dan meningkatkan capaian di tahun 2018 ini sehingga lebih baik dari tahun 2017 lalu.
Sementara itu, investigator KNKT untuk subkomite penerbangan, Capt. Nurcahyo Utomo juga menyatakan bahwa turunnya jumlah kecelakaan penerbangan mengindikasikan perbaikan keselamatan penerbangan. Salah satunya terkait masalah pengawasan oleh regulator yang juga semakin baik.
Baca Juga: Citilink Terakpan EFB di Kokpit Pesawat Terbang
Menurut Nurcahyo, sebagian besar kecelakaan di bidang penerbangan berkaitan dengan operasional di landasan pacu (runway excursion) yaitu mencapai 38,89 persen. Selain itu kejadian kecelakaan dan serius insiden tersebar di seluruh Indonesia. Di mana pulau Jawa mendominasi dengan 3 kecelakaan dan 15 serius insiden dan Papua dengan 3 kecelakaan dan 7 serius insiden.
"Pada tahun 2017 itu, KNKT telah menerbitkan 16 rekomendasi keselamatan yang ditujukan pada 7 operator pesawat udara, 3 operator bandara dan 6 untuk regulator," ujarnya.
Sementara itu Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (KPPU) Ditjen Perhubungan Udara Muzaffar Ismail menyambut baik laporan KNKT tersebut. Menurutnya hasil investigasi dan rekomendasi kasus kecelakaan dari KNKT merupakan masukan penting bagi regulator terutama dalam soal pengawasan.
Selaku regulator, Muzaffar juga berjanji akan menindaklanjuti rekomendasi-rekomendasi dari hasil laporan investigasi KNKT sehingga kejadian terkait kecelakaan penerbangan tersebut tidak terulang lagi di masa mendatang.
"Kami telah menyiapkan inspektor untuk melakukan pengawasan terkait keselamatan penerbangan. Inspektor tersebut kami didik dan kami latih bahkan kami lakukan on job training sebelum kami terjunkan bekerja. Dengan demikian mereka mempunyai tingkat kompetensi tinggi," ujar Muzaffar.
Tag
Berita Terkait
-
Daftar Maskapai RI yang Pakai Airbus A320
-
Diperingati Setiap 22 November, Ini Sejarah Hari Perhubungan Darat Nasional
-
Anggaran Rp19 Triliun Belum Terserap: Apa yang Terjadi di Kemenhub Menjelang Tutup Buku 2025?
-
Pemerintahan Prabowo Genap Setahun, Kemenhub Fokus Konektivitas dan Keselamatan
-
Tiga Kecelakaan dalam Sebulan, TransJakarta Gandeng KNKT Audit Total, Gubernur DKI Turun Tangan
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka