Yudi Latif [suara.com/Dian Rosmala]
Pancasila sebagai poros solidaritas kehidupan bangsa Indonesia yang majemuk mendapatkan tantangan dari politik identitas. Terutama di tahun politik, seperti sekarang.
Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila Yudi Latif mengatakan politik identitas sebenarnya tergantung pada elit partai. Selama mereka bisa menahan diri untuk tidak memanfaatkan identitas sebagai strategi politik, masyarakat tak akan terprovokasi.
"Sebenarnya titik krusialnya sangat tergantung pada sikap elitnya. Jadi kalau masyarakat banyak, biasanya sangat tergantung pada bagaimana perilaku dari elit politiknya," kata Yudi di DPR, Jakarta, Kamis (25/1/2018).
Untuk memperkuat Pancasila sebagai kekuatan pemersatu bangsa, UKP PIP akan berdialog dengan elit partai.
"Bahkan sebelumnya UKP itu ingin keliling mengunjungi berbagai ketua ketua partai politik juga. Meskipun ide ini tak selalu mudah dieksekusi, karena positioning dimana UKP PIP berada sendiri, jadi seringkali hal-hal seperti ini trust building perlu," tutur Yudi.
Kepentingan UKP PIP untuk menjaga persatuan bangsa sebagaimana terkandung dalam semangat Pancasila.
"UKP ini kepentingannya ideologi nasional. Tidak ada kepentingan jangka pendek, kadang-kadang prasangka seperti itu kan masih harus kita perjuangkan juga supaya trust building," kata Yudi.
"Nah mestinya kalau elitnya bisa cukup menahan diri, biasanya seheboh apapun rakyat biasanya jauh akan lebih terkendali," Yudi menambahkan.
Ancaman konflik
Di tempat terpisah, Ketua Forum Silaturahmi Anak Bangsa Suryo Susilo mengatakan pemilu dibayangi konflik.
“Jadi kita melihat situasi pilkada dan pilpres sekarang ini sangat rawan memiliki konflik, ancaman tersebut saya nilai paling besar datang dari Isu SARA dan HAM,” ujar Suryo di kantor Kementerian Koordinator Politik Hukum dan HAM.
Suryo siap menjadi mitra pemerintah untuk menjaga kerukunan dan kedamaian bangsa.
Suryo memimpin rombongan FSAB yang terdiri dari Catherine (putri pahlawan revolusi DI Panjaitan), Poppy Anasari (putri Murad Aidit, adik DN Aidit), Martinus Johan Mosi (keturunan Tionghoa, korban kerusuhan Mei ’98).
Suryo mengatakan mereka kini akrab. Padahal, mereka memiliki alasan yang kuat untuk saling membenci dan membalas dendam, namun itu tidak dilakukan.
“Kegiatan silaturahmi dan dialog yang berkali-kali, mereka sepakat untuk berhenti mewariskan konflik, dan tidak membuat konflik baru, dengan bergabung di FSAB,” katanya. (Lili Handayani)
Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila Yudi Latif mengatakan politik identitas sebenarnya tergantung pada elit partai. Selama mereka bisa menahan diri untuk tidak memanfaatkan identitas sebagai strategi politik, masyarakat tak akan terprovokasi.
"Sebenarnya titik krusialnya sangat tergantung pada sikap elitnya. Jadi kalau masyarakat banyak, biasanya sangat tergantung pada bagaimana perilaku dari elit politiknya," kata Yudi di DPR, Jakarta, Kamis (25/1/2018).
Untuk memperkuat Pancasila sebagai kekuatan pemersatu bangsa, UKP PIP akan berdialog dengan elit partai.
"Bahkan sebelumnya UKP itu ingin keliling mengunjungi berbagai ketua ketua partai politik juga. Meskipun ide ini tak selalu mudah dieksekusi, karena positioning dimana UKP PIP berada sendiri, jadi seringkali hal-hal seperti ini trust building perlu," tutur Yudi.
Kepentingan UKP PIP untuk menjaga persatuan bangsa sebagaimana terkandung dalam semangat Pancasila.
"UKP ini kepentingannya ideologi nasional. Tidak ada kepentingan jangka pendek, kadang-kadang prasangka seperti itu kan masih harus kita perjuangkan juga supaya trust building," kata Yudi.
"Nah mestinya kalau elitnya bisa cukup menahan diri, biasanya seheboh apapun rakyat biasanya jauh akan lebih terkendali," Yudi menambahkan.
Ancaman konflik
Di tempat terpisah, Ketua Forum Silaturahmi Anak Bangsa Suryo Susilo mengatakan pemilu dibayangi konflik.
“Jadi kita melihat situasi pilkada dan pilpres sekarang ini sangat rawan memiliki konflik, ancaman tersebut saya nilai paling besar datang dari Isu SARA dan HAM,” ujar Suryo di kantor Kementerian Koordinator Politik Hukum dan HAM.
Suryo siap menjadi mitra pemerintah untuk menjaga kerukunan dan kedamaian bangsa.
Suryo memimpin rombongan FSAB yang terdiri dari Catherine (putri pahlawan revolusi DI Panjaitan), Poppy Anasari (putri Murad Aidit, adik DN Aidit), Martinus Johan Mosi (keturunan Tionghoa, korban kerusuhan Mei ’98).
Suryo mengatakan mereka kini akrab. Padahal, mereka memiliki alasan yang kuat untuk saling membenci dan membalas dendam, namun itu tidak dilakukan.
“Kegiatan silaturahmi dan dialog yang berkali-kali, mereka sepakat untuk berhenti mewariskan konflik, dan tidak membuat konflik baru, dengan bergabung di FSAB,” katanya. (Lili Handayani)
Komentar
Berita Terkait
-
Sirene Darurat Intoleransi Meraung, Alissa Wahid Ajak Bangsa Kembali ke DNA Asli
-
Agar Masyarakat Lebih Peduli, Doli Golkar Kini Usul Pilpres-Pileg Juga Dipisah
-
MK Diskualifikasi Paslon pada Pilbup Mahakam Ulu karena Buat Kontrak Politik dengan Ketua RT
-
Prabowo Lantik 961 Kepala Daerah Serentak, Tjhai Chui Mie: Sangat Membanggakan Bagi Kami Semua
-
Kemendagri Bakal Kumpulkan Kepala Daerah Terpilih Lagi Besok di Monas, Persiapan Rinci Gladi Bersih Pelantikan
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar