Antri nonton gerhana bulan di TIM [suara.com/Bowo Raharjo]
Sebanyak 70 petugas keamanan dikerahkan untuk menjaga Taman Ismail Marzuki selama peristiwa gerhana bulan total, malam ini. TIM merupakan salah satu titik yang akan didatangi masyarakat untuk ikut menyaksikan super blue blood moon.
"Pertama keamanan tentunya sudah kami siapkan. Dari kepolisian kami minta monitoringnya," ujar Kepala Satuan Pelaksana Teknis Pertunjukan dan Publikasi Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, Eko Wahyu Wibowo di Plaza Teater Jakarta, TIM, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat.
Panitia menyiapkan 16 teleskop, 13 di antaranya diperuntukkan untuk pengunjung. Berapa lama waktu untuk memakai alat itu, tergantung jumlah pengunjung.
"Tergantung nanti pengunjungnya. Kalau sedikit nanti lama bolehlah. Kalau lama ya kita atur, gantian," kata dia.
Selain teleskop, pengelola juga menyediakan dua layar lebar. Satu alat ditempatkan di mobile observatory (luar ruangan). Dan satunya di dalam Planetarium. Dari layar itu, warga yang tak mau mengantri teropong bisa ikut menyaksikan supermoon.
Petang ini, Jakarta diguyur hujan. Kalau sampai nanti tetap hujan, pengunjung bisa melakukan pemantauan dari dalam ruangan Planetarium.
"Kalau mendung saja nggak kelihatan. Untuk itu kami sediakan streaming. Kalau hujan kita streaming dari tempat yang kita bisa amati," kata dia.
"Ada lima channel nanti kita tinggal lihat, lima channel itu mana yang terlihat dari berbagai wilayah," Eko menambahkan.
Ngantri
Saat ini, ratusan warga sudah mulai berdatangan ke Plaza Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki,. Mereka dari berbagai daerah, datang untuk menonton super blue blood moon.
"Pertama keamanan tentunya sudah kami siapkan. Dari kepolisian kami minta monitoringnya," ujar Kepala Satuan Pelaksana Teknis Pertunjukan dan Publikasi Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, Eko Wahyu Wibowo di Plaza Teater Jakarta, TIM, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat.
Panitia menyiapkan 16 teleskop, 13 di antaranya diperuntukkan untuk pengunjung. Berapa lama waktu untuk memakai alat itu, tergantung jumlah pengunjung.
"Tergantung nanti pengunjungnya. Kalau sedikit nanti lama bolehlah. Kalau lama ya kita atur, gantian," kata dia.
Selain teleskop, pengelola juga menyediakan dua layar lebar. Satu alat ditempatkan di mobile observatory (luar ruangan). Dan satunya di dalam Planetarium. Dari layar itu, warga yang tak mau mengantri teropong bisa ikut menyaksikan supermoon.
Petang ini, Jakarta diguyur hujan. Kalau sampai nanti tetap hujan, pengunjung bisa melakukan pemantauan dari dalam ruangan Planetarium.
"Kalau mendung saja nggak kelihatan. Untuk itu kami sediakan streaming. Kalau hujan kita streaming dari tempat yang kita bisa amati," kata dia.
"Ada lima channel nanti kita tinggal lihat, lima channel itu mana yang terlihat dari berbagai wilayah," Eko menambahkan.
Ngantri
Saat ini, ratusan warga sudah mulai berdatangan ke Plaza Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki,. Mereka dari berbagai daerah, datang untuk menonton super blue blood moon.
Mereka mengantri sejak pukul 16.40 WIB di tempat registrasi, padahal registrasi baru buka pukul 17.15 WIB.
Rifka (48), salah satu warga yang ikut antri. Dia ingin ikut menggunakan teleskop.
"Antri untuk registrasi. Anak dikasih tugas sekolah," ujar Rifka kepada Suara.com.
Rifka berharap cuaca mendukung sehingga bisa leluasa nonton gerhana.
"Setelah registrasi mau ulang lagi, mau manggil anak lagi di rumah. Mulainya setengah tujuh kan katanya," kata dia.
Rifka punya anak. Anaknya yang duduk di bangku kelas 4 SD ditugaskan untuk memantau fenomena alam secara langsung.
"Dikasih tugas sama gurunya lihat supermoon. Anak saya sekolah di PSKD Kwitang. Untuk tugas sains," kata dia.
Tini, warga Jakarta Utara, juga ikut ngantri. Dia ingin menyaksikan fenomena alam yang terjadi hanya 150 tahun sekali.
"Ya sengaja saja mau ke sini. Saya baca informasi kalau alat teleskopnya ada beberapa ya di sini, banyak. Ini kan alatnya khusus untuk astronomi," kata perempuan berusia 31 tahun.
"Ke sini mau lihat langsung dari teleskopnya si harapannya kalau bisa. Kalau lihat streaming kan kayak kurang. Semoga cuaca bisa cerah si malam ini," katanya.
Kepala Satuan Pelaksana Teknis Pertunjukan dan Publikasi Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, Eko Wahyu Wibowo, mengatakan proses gerhana bulan terjadi dari pukul 17.51 WIB dan akan berakhir pada 23.08 WIB.
Khusus gerhana bulan total dari pukul 19.51 WIB sampai 21.07 WIB. "Puncak totalnya itu pukul 20.29 WIB," kata dia.
Pengunjung yang sudah melakukan registrasi akan mendapat kesempatan sekitar 2-3 minit untuk menggunakan teleskop.
Rifka (48), salah satu warga yang ikut antri. Dia ingin ikut menggunakan teleskop.
"Antri untuk registrasi. Anak dikasih tugas sekolah," ujar Rifka kepada Suara.com.
Rifka berharap cuaca mendukung sehingga bisa leluasa nonton gerhana.
"Setelah registrasi mau ulang lagi, mau manggil anak lagi di rumah. Mulainya setengah tujuh kan katanya," kata dia.
Rifka punya anak. Anaknya yang duduk di bangku kelas 4 SD ditugaskan untuk memantau fenomena alam secara langsung.
"Dikasih tugas sama gurunya lihat supermoon. Anak saya sekolah di PSKD Kwitang. Untuk tugas sains," kata dia.
Tini, warga Jakarta Utara, juga ikut ngantri. Dia ingin menyaksikan fenomena alam yang terjadi hanya 150 tahun sekali.
"Ya sengaja saja mau ke sini. Saya baca informasi kalau alat teleskopnya ada beberapa ya di sini, banyak. Ini kan alatnya khusus untuk astronomi," kata perempuan berusia 31 tahun.
"Ke sini mau lihat langsung dari teleskopnya si harapannya kalau bisa. Kalau lihat streaming kan kayak kurang. Semoga cuaca bisa cerah si malam ini," katanya.
Kepala Satuan Pelaksana Teknis Pertunjukan dan Publikasi Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, Eko Wahyu Wibowo, mengatakan proses gerhana bulan terjadi dari pukul 17.51 WIB dan akan berakhir pada 23.08 WIB.
Khusus gerhana bulan total dari pukul 19.51 WIB sampai 21.07 WIB. "Puncak totalnya itu pukul 20.29 WIB," kata dia.
Pengunjung yang sudah melakukan registrasi akan mendapat kesempatan sekitar 2-3 minit untuk menggunakan teleskop.
Komentar
Berita Terkait
-
Fakta dan Mitos Gerhana Bulan yang Masih Hidup di Masyarakat Indonesia
-
Langit Maluku Utara Akan Menyala! Saksikan Gerhana Bulan Total Malam Ini
-
Gerhana Bulan di Indonesia 7-8 September, Kemenag Serukan Salat Khusuf: Ini Niat dan Tata Caranya
-
Ibu Hamil Harus Mandi saat Gerhana Bulan Total 'Blood Moon'? Ini Faktanya
-
Link Live Streaming Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
Terkini
-
KPK Cecar Kabiro Humas Kemnaker Soal Aliran Uang Hasil Pemerasan K3
-
Forum Debat Mahasiswa Semarang: Suarakan Kebijakan Publik dan Masa Depan Indonesia
-
Kuasa Hukum Beberkan Alasan: Penetapan Nadiem Makarim Sebagai Tersangka Dinilai Cacat Hukum
-
Dua Sekolah Internasional di Tangerang Selatan Dapat Teror Bom, Saat Dicek Ternyata Nihil
-
Tebuireng Disebut Jadi Contoh Bangunan Pesantren Ideal oleh Menteri PU
-
Biaya Hanya Rp 75 Ribu, Ini Daftar Lokasi SIM Keliling DKI Jakarta Hari Ini
-
Kementerian PU Akan Mulai Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny yang Ambruk, Berapa Perkiraan Biayanya?
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka