Suara.com - Dianti Dyah Ayu Cahyani Putri meninggal dunia, setelah 9 jam terkubur di bawah tanah yang longsor di Jalan Perimeter Selatan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Senin (5/2/2018) pukul 17.30 WIB.
Putri baru berhasil dievakuasi pada Selasa (6/2) dini hari, pukul 02.50 WIB. Ia meningal dunia saat dirujuk dari Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang ke RS Mayapada Hospital, Selasa pagi pukul 06.43 WIB.
Perempuan berusia 24 tahun itu sebenarnya tak sendirian, ketika harus berupaya menghidu udara yang sedikit di dalam mobil Honda Brio tatkala sudah tertimbuh tanah.
Ketika itu, ia bersama rekan sekerjanya di PT GMF Aero Asia, yakni Mukhmainna Syamsuddin (25).
Saat petugas evakuasi berhasil mengeluarkan Putri dari dalam mobil yang tertimbun itu, Mukhmainna masih berada di dalamnya. Mukhmainna baru bisa dikeluarkan tiga jam kemudian.
Putri masih bisa bernafas meski tersengal-sengal dan mampu berbicara walau tersendat-sendat, ketika dibopong petugas sesaat setelah diangkat dari timbunan tanah.
Ketika baru berhasil dikeluarkan, satu kalimat yang terlontar dari mulut Putri adalah, “Mukhmainna bagaimana?”
"Iya, sewaktu berhasil dievakuasi, dia bertanya nasib temannya bagaimana? Petugas yang membopong menjawab, tenang saja, temannya akan selamat juga, masih proses evakuasi,” tutur Gatot Tjahjono, ayah Putri.
Namun, selang tiga jam, pertanyaan Putri itu menjadi ironi. Sebab, kondisi Mukhmainna setelah berhasil dievakuasi kekinian cenderung stabil. Sementara Putri, meninggal dunia.
Baca Juga: 11.450 Orang Jadi Korban Banjir Jakarta, 6.532 Jiwa Mengungsi
Selalu Pulang Bareng
Direktur Keuangan PT GMF Aero Asia, Insan Nurcahyo, mengatakan Putri dan Mukhmainna adalah rekan sekerja dan akrab di luar kantor.
“Memang biasanya pulang kerja jam lima sore itu, ia bersama temannya mukhmainna naik mobil,” kata Insan di rumah duka.
Putri ternyata baru bekerja sekitar delapan bulan di anak perusahaan Garuda Indonesia, PT GMF Aero Asia.
"Prestasi dan dedikasinya bagus, Putri diangkat pada 1 Februari setelah enam bulan masa percobaan," kata Direktur Keuangan PT GMF Aero Asia, Insan Nurcahyo di rumah duka.
Ia mengatakan, Putri yang merupakan lulusan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Jurusan Akuntasi ini, mengalami retak pada bagian leher dan sempat dilarikan kerumah sakit sebelum akhirnya meninggal dunia.
Insan mengatakan, Putri bekerja sebagai finansial analisis sudah sekitar tujuh bulan menginjak ke delapan bulan di anak perusahaan PT Garuda Indonesia tersebut.
"Dia anak yang baik, solehah. Setiap Senin Kamis selalu puasa," katanya.
Puasa saat Tertimbun
Jenazah putri diserahkan dari pihak PT GMF Aero Asia yang diwakili Direktur Keuangan Insan Nurcahyo kepada pihak keluarga yang diwakili Sobrani Indra.
Dianti Dyah Ayu Cahyani Putri Binti Gantot Cahyono merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Jenazah Putri dimakamkan di Pemakaman Umum Kampung Cengkok di Kompleks Perumahan tersebut.
Di kalangan tetangganya, putri merupakan anak yang baik, ramah dan solehah dan pulang ke rumahnya di Serang seminggu sekali selama bekerja di Jakarta.
"Anaknya baik, ia terbiasa puasa Senin, Kamis. Bahkan saat terkena musibah kemarin dalam keadaan puasa," kata Ketua RT 01 Perumahan Kota Serang.
Tag
Berita Terkait
-
Jeritan Putri saat 9 Jam Bertahan Hidup di Bawah Longsor Bandara
-
Jakarta-Banten Kembali Gempa, Tapi Hanya 3 detik
-
Warga 3 Kecamatan di Sukabumi Masih Mengungsi karena Dampak Gempa
-
Waspada, Cuaca Buruk Hantui Banten, Jawa Tengah dan Yogyakarta
-
Mensos Meluncur ke Lokasi Terdampak Gempa Jakarta-Banten di Lebak
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
KPK Wanti-wanti Kemenkeu soal Potensi Korupsi dalam Pencairan Rp 200 Triliun ke 5 Bank
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah
-
Dukungan Mengalir Maju Calon Ketum PPP, Mardiono: Saya Siap Berjuang Lagi! Kembali PPP ke Parlemen!
-
KPK Beberkan Konstruksi Perkara Kredit Fiktif yang Seret Dirut BPR Jepara Artha
-
Peran Satpol PP dan Satlinmas Dukung Ketertiban Umum dan Kebersihan Lingkungan Diharapkan Mendagri
-
Jadilah Satpol PP yang Humanis, Mendagri Ingatkan Pentingnya Membangun Kepercayaan Publik
-
Sempat Copot Kepsek SMPN 1, Wali Kota Prabumulih Akui Tak Bisa Kontrol Diri
-
Mendagri Dukung Penuh Percepatan Program MBG, Teken Keputusan Bersama Terkait Lokasi SPPG di Daerah
-
Penjaringan Ketua DPC PDIP Brebes Dinilai Tak Transparan, Pencalonan Cahrudin Sengaja Dijegal?
-
Bikin Riuh, Dito Ariotedjo Tiba-Tiba Tanya Ijazah Erick Thohir ke Roy Suryo