Suara.com - Pemerintah mengakui masih ada ketimpangan sosial pada era kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Deputi II Bidang Kajian dan Pengelolaan Program Prioritas Kantor Staf Presiden RI Yanuar Nugroho mengatakan, adanya ketimpangan sosial akibat dampak dari beragam persoalan pembangunan infrastrukfur yang sejak lama tak terselesaikan.
"Iyalah masih (Ada ketimpangan), dan ini jangka panjang. Ini dampak dari masalah pembangunan yang cukup lama, dan pada zaman pemerintahan saat ini, kami mencoba untuk sedapat mungkin menanggapi beberapa persoalan ketimpangan," ujar Yanuar di Pisa Cafe, Menteng, Jakarta, Kamis (8/2/2018).
Pernyataan Yanuar menanggapi hasil survei International NGO Forum on Indonesian (INFID) terkait Indeks Ketimpangan Sosial 2017 sebesar 5,6 persen.
Adapun survei mengambil 2.250 partisipan di 34 provinsi selama dua bulan, yakni dari September hingga November 2018.
Yanuar menyebut, kepemimpinan Jokowi-JK fokus membangun infrastuktur di daerah dalam dua tahun pertama kekuasaannya.
Hal ini dilakukan agar akses menuju daerah terpencil dapat dijangkau, sehingga membuka keterisolasian warga.
"Kalau kami lihat, di dua tahun pertama memang fokus infrastruktur. Kenapa? Pertama membuka isolasi. Jadi tempat-tempat yang dtimpang ditanyakan mengapa daerah-daerah kaya sumber daya alam, tapi masih tetap miskin, karena salah satunya karena mereka terisolasi. Jadi tujuan adanya infrastruktur membuka isolasi," jelasnya.
Baca Juga: Maarif Award 2018, Mencari Sosok Pejuang Kemanusiaan di Pelosok
Karenanya, dampak pembangunan infrastuktur tersebut, tak langsung dirasakan warga. Namun, dampak positif proyek itu bisa dirasakan pada 5 sampai 8 tahun sejak pembangunan selesai.
"Tapi kami tahu, pembangunan infrastruktur itu dampaknya tak bisa hari ini dibangun, besok ketimpangan langsung turun. Itu tak bisa, butuh waktu biasanya 5 sampai 8 tahun baru kelihatan dampaknya, tapi yang pertama dibuka dulu isolasinya," ucap Yanuar.
Tak hanya itu, Yanuar menambahkan, pada dua tahun terakhir kepemimpinan Jokowi JK, pemerintah fokus pada pemerataan kesejahteraan.
Adapun fokus pemerintah terkait pemerataan kesejahteraan yakni pertama fokus pada pendidikan, kemudian kesehatan dan sanitasi dasar air bersih.
"Karena itu, setelah tiga tahun, infrastruktur tetap akan jalan terus, tapi fokusnya ditingkatkan ke pemerataan. Terutama soal kesehatan, pendidikan, sanitasi dasar, air minum, air bersih,” tandasnya.
Untuk diketahui, dari angka 5,6 persen indeks ketimpangan sosial tahun 2017 hasil survei INFID, ada 10 sumber ketimpangan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
Terkini
-
Jembatan Krueng Tingkeum Dibuka, Aktivitas Ekonomi Bireuen Mulai Bangkit
-
Pimpinan DPR Gelar Rapat Koordinasi Besar di Aceh, Matangkan Langkah Pemulihan Pascabencana 2026
-
Malam Tahun Baruan di Bundaran HI? Simak Aturan Main dari Mas Pram Agar Gak Kena Macet
-
Sumatra Tak Lagi Tanggap Darurat, Separuh Kabupaten/Kota Diklaim Telah Masuk Masa Transisi Pemulihan
-
Mensesneg: 24 Perusahaan Pemegang HPH dan HTI Diaudit Kementerian Kehutanan
-
Antisipasi Cuaca Ekstrem Saat Perayaan Malam Tahun Baru 2026, Pemprov DKI Lakukan Ini
-
KPK Ungkap Alasan Hentikan Penyidikan Kasus Tambang Nikel Konawe Utara
-
Lebih 'Merdeka' di Balai Kota, Pramono Anung Blak-blakan: Jujur, Enak Jadi Gubernur
-
Fraksi Partai Nasdem Dukung Pilkada Lewat DPRD: Sesuai Konstitusi dan Pancasila
-
DPR Desak KPK Jelaskan Penghentian Penyelidikan Kasus Aswad Sulaiman Secara Transparan