News / Internasional
Senin, 12 Februari 2018 | 08:41 WIB
Warga Lebanon dan Palestina menggelar aksi protes bersama di Beirut, untuk pembebasan Ahed Tamimi, gadis berusia 16 tahun yang ditangkap Israel karena melakukan aksi perlawanan, 26 Desember 2017. [Anwar Amro/AFP]
Baca 10 detik

Suara.com - Enam puluh persen anak-anak Palestina yang ditahan di penjara Israel mengalami penyiksaan fisik dan psikologis.

Hal tersebut diungkapkan organisasi nonpemerintah Kelompok Tahanan Masyarakat Palestina, yang dikutip Anadolu Agency, Senin (12/2/2018).

Dalam sebuah pernyataan, kelompok tersebut mengatakan bahwa anak-anak di bawah umur terkena "Penyiksaan fisik dan psikologis melalui beberapa cara, termasuk penahanan pada jam-jam malam dan pemukulan".

"Anak di bawah umur juga dikenai ancaman dan pengakuan yang diambil dari mereka di bawah tekanan; Mereka dijaga berjam-jam tanpa makanan atau minuman dan diinterogasi dalam waktu lama; Mereka juga menghadapi penghinaan langsung dan kata-kata cabul yang dilontarkan pada mereka." kata pernyataan itu lagi.

Pernyataan berdasarkan kesaksian dari tiga anak yang ditahan di Penjara Ofer di Tepi Barat.

Ketiga bocah itu ialah Mustafa al-Badan (17), Faisal al-Shaer (16) dan, Ahmed al-Shalalda (15).

Dalam kesaksiannya, mereka mengatakan dianiaya selama penahanan dan interogasi di tangan pejabat Israel.

Israel saat ini memenjarakan sekitar 6.500 warga Palestina, termasuk 350 anak-anak.

Termutakhir, Israel menahan seorang bocah perempuan berusia 16 tahun bernama Ahed Tamimi. Gadis cilik itu ditangkap dan ditahan setelah menampar satu tentara zionis, yang menembak sepupunya.

Baca Juga: Agar Tak Ketahuan, Arman Kurung Adik Kandung yang Dinikahinya

Ahed kekinian menjadi simbol perlawanan kaum muda Palestina terhadap penjajahan Israel.

Load More