Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi menahan anggota Komisi A DPRD Kabupaten Kebumen Dian Lestari untuk 20 hari kedepan. Dian ditahan karena diduga terlibat dalam kasus dugaan suap terkait proyek di Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah Tahun 2016 Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
"Tersangka DL ditahan di Rutan KPK untuk 20 hari pertama," kata juru bicara KPK Febri Diansyah di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (13/2/2018).
Politikus PDI Perjuangan tersebut ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK pada tanggal 17 Oktober 2017 lalu. Penetapan tersangka terhadapnya merupakan bagian dari pengembangan operasi tangkap tangan yang dilakukan KPK sebelumnya di Kebumen.
Sebelum Dian, KPK sudah menetapkan lima orang sebagai tersangka. Mereka adalah Ketua Komisi A DPRD Kebumen Yudhi Tri Hartanto, Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pariwisata Sigit Widodo, Sekretaris Daerah Adi Pandoyo, Komisaris Utama PT Otoda Sukses Mandiri Abadi Hartoyo, dan penyuap Basikun Suwandhin alias Ki Petruk.
Febri mengatakan Dian diduga secara bersama-sama dengan Yudhi, Sigit, dan Adi menerima hadiah atau janji dari Hartoyo dan Basikun.
"Itu terkait dengan pembahasan dan pengesahan aturan proyek di dinas pendidikan, pemuda, dan olahraga atau Disdikpora dalam APBD Kabupaten Kebumen tahun anggaran 2016," katanya.
Febri mengatakan pada saat itu DPRD meminta penganggaran untuk pokok-pokok pikiran DPRD. Kemudian hal itu disebut sebagai Pokir.
"Hingga disepakati total anggaran pokir saat itu adalah Rp10,5 miiar. Kemudian bagian dari anggaran Pokir tersebut untuk komisi A dialokasikan Rp1,95 miliar yang dituangkan dalam kegiatan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kebumen," kata Febri.
Ada pun kegunaan uang yang tersebut di Disdikpora adalah program wajib belajar sembilan tahun untuk pengadaan buku dan alat tulis siswa sebesar Rp1,1 miliar. Kemudian program pendidikan menengah Rp100 juta dan program wajib belajar dasar sembilan tahun, untuk pengadaan alat praktik dan peraga siswa Rp750 juta.
"Peran DL diindikasikan mengurus dan mencarikan fee pada pihak yang menjadi pelaksana dari anggaran Pokir DPRD di komisi A itu," kata Febri.
Dian diduga menerima uang Rp60 juta dari Basikun sebagai bagian dari fee pengadaan buku yang diambil dari anggaran pokir DPRD Kabupaten Kebumen.
Atas perbuatannya, Dian disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 Undang-undang Nomor. 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor. 30 Tahun 2001 tentang pemberantasan Tipikor juncto Pasal 55 ayat 1 kesatu KUHP. Dian merupakan tersangka keenam yang diproses dalam kasus ini.
Dalam pengembangan lebih lanjut, KPK telah menetapkan Bupati Kebumen Mohamad Yahya Fuad sebagai tersangka. Selain itu, KPK juga menetapkan seorang swasta yang merupakan tim sukses Yahya berinisial HA dan Komisaris PT KAK berinisial KML sebagai tersangka. Mohamad dan HA diduga bersama-sama menerima hadiah atau janji.
Sedangkan KML diduga telah memberi atau menjanjikan sesutu agar penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat atau berhubungan dengan pengadaan barang jasa di kebumen tahun ajaran 2016.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting