Suara.com - Peristiwa tragis yang dialami satu keluarga di Tangerang, memiliki cerita sendiri bagi para tetangga yang berada di sekitar rumah korban. Para tetangga masih tidak menyangka apa yang terjadi.
Seperti kisah salah seorang tetangga yang menggunggah pesan untuk Mutiara Ayu, gadis kecil berusia 11 tahun, yang menjadi salah satu korban pembunuhan yang dilakukan ayah tirinya, Mukhtar Effendi (60). Patria (43) menunjukan postingan ungkapan kesedihan dia, di sebuah akun pribadi miliknya. Kepada suara.com, ia menunjukan tulisan dengan background berwarna hijau. Isi dari postingan tersebut sangat memiris hati pembacanya.
“Mutiara gadis kelas SD yang penuh ceria, kematianmu sangat tragis.... Semoga kamu tenang disana nak, kita tidak tahu kapan ajal kita akan datang," tulisnya.
“Saya nulis ini sambil nangis, bener deh,” ungkap Patria sembari menunjukan isi tulisan postingan tersebut kepada suara.com, di depan rumahnya, Selasa (13/2/2018).
Dia mengenang Mutiara yang akrab disapa Tiara itu sebagai anak yang ceria dan periang.
Foto: Curhatan tetangga untuk Mutiara Ayu korban pembunuhan di Tangerang. [Suara.com/Lili Handayani]
“Anaknya manis, periang. Sore-sore sering main di depan rumah bareng anak-anak kecil yang lain,” ujarnya yang tinggal berhadapan rumah dengan korban.
Dirinya sangat menyayangkan kenapa hal tersebut sampai terjadi.
Baca Juga: Korban Pembunuhan Sadis di Tangerang Sempat Tanya Lowongan Kerja
“Tiara itu kan masih anak-anak sekali. Kenapa sampai tega ikut dibantai? Masa depannya masih panjang. Memang keji pembunuhnya itu,” ungkap dia dengan nada kesal.
Mungkin, lanjutnya, dia tidak akan melihat lagi sosok anak baik, wajah ceria gadis manis tersebut bermain didepan rumah dan yang kerap menyapanya saat akan pergi bersekolah pagi hari.
“Saya pasti rindu ya. Orang tiap hari liat dia main depan rumah sambil bercanda dan ketawa-ketawa. Suka main sama saya juga,” ujarnya.
Rumah korban pembantaian sadis ibu dan kedua anaknya yang terjadi di Jalan Taman Kota Permai Rt 06 Rw 12 Kec Periuk Kel Periuk, Tangerang, Banten kini menjadi saksi bisu.
Sudah tak ada lagi penghuni disana. Tak ada lagi percekcokan kecil yang kerap terjadi di kediman milik Emma dan ketiga anaknya.
Dari pantauan suara.com, garis polisi masih terbentang menghalangi pagar hitam rumah mungil tersebut. Nampak pula beberapa helai pakaian masih tergantung dalam pekarangan di muka rumahnya, juga tumpukan patung-patung display pakaian yang merupakan kebutuhan untuk korban berdagang.
Berita Terkait
-
Korban Pembunuhan Sadis di Tangerang Sempat Tanya Lowongan Kerja
-
Tersangka Pembunuhan Sekeluarga di Tangerang Tempramental
-
Efendi Bantai Sekeluaga karena Istri Sirinya Diam-diam Beli Mobil
-
Sekeluarga Tewas Berpelukan, Suami Siri Emma Jadi Tersangka
-
Teriakan 'Astaghfirullah' Sebelum Keluarga Emma Tewas Berpelukan
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO