Suara.com - Menteri Komunikasi dan Informatika RI Rudiantara menargetkan seluruh kabupaten/kota di Indonesia terhubung jaringan internet dengan kecepatan tinggi pada 2019 sehingga semua orang bisa mengakses informasi di manapun.
"Pemerintah mempunyai kebijakan keberpihakan dan targetnya 2019 semua kabupaten/kota di Indonesia sudah terhubung dengan yang namanya jaringan tulang punggung internet kecepatan tinggi," kata Menkominfo acara peresmian Grha Suara Muhammadiyah di Yogyakarta, Minggu.
Menurut Menteri, kebutuhan informasi dengan didukung jaringan internet kecepatan tinggi saat ini memang sebuah keharusan, menyusul peralihan sarana informasi dari media cetak, elektronik, maupun televisi kepada media online dan media sosial.
"Karena perubahan ke media sosial itu secara teknologi kita akan terus membangun infrastruktur TIK (teknologi informasi dan komunikasi) sehingga orang bisa mengakses informasi, bisa memanfaatkan teknologi dimanapun berada di Indonesia," katanya.
Rudiantara menyebutkan, saat ini sudah hampir 90 persen kabupaten/kota se-Indonesia tersambung dengan internet sehingga hingga 2019 pembangunan infrastruktur sarana penunjang TIK di daerah yang belum tersedia diharapkan sudah selesai.
"Termasuk di Papua itu ada 30 kabupatan/kota di Papua dan Papua Barat yang tidak ada sama sekali infrastruktur jaringan tulang punggung internet kecepatan tinggi itu sudah dibangun oleh pemerintah," kata Menkominfo.
Menteri melanjutkan, dengan adanya jaringan internet dengan kecepatan tinggi itu selain memudahkan masyarakat mengakses informasi, juga menjadikan perubahan daerah itu sendiri yang sebelumnya belum menjadi bisa mengikuti perkembangan informasi.
"Saya pernah minta izin mau ke Universitas Muhammadiyah yang ada di Merauke, Papua, dan perubahan ini mengakibatkan perubahan konten terutama dari validitas ketangguhan konten itu sendiri," katanya.
Apalagi, lanjut Menteri, seperti diketahui bersama bahwa konten di media sosial tersebut banyak yang tidak benar atau hoax, bahkan konten yang tidak dapat dipertanggungjawabkan itu bertebaran di dalam percakapan media sosial.
Baca Juga: Dimas Anggara Dipolisikan Kasus Penganiayaan
"Kalau saya menerima informasi di grup apalagi percakapan saya itu hanya buka tutup, buka tutup sehingga boleh dikatakan setengahnya (dari konten yang bertebaran di medsos) itu tidak berkualitas. tidak memberi manfaat, lebih banyak mudaratnya," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta