Suara.com - Keberadaan media online dan media sosial (medsos) memiliki peran penting bagi masyarakat terkait dengan pelaksanaan kampanye pemilihan kepala daerah (Pilkada). Hal ini disampaikan pengamat politik Universitas Ngurah Rai Denpasar Luh Riniti Rahayu.
"Saya amati keberadaan media online dan media sosial memiliki peran penting di era globalisasi dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah, sebab masyarakat sebagian besar memiliki telepon seluler," kata dia, Senin (26/2/2018).
Ia mengatakan dengan keberadaan telepon seluler tersebut memungkinkan sosialisasi atau kampanye menggunakan sarana tersebut, karena mudah dan bisa cepat diterima masyarakat.
"Jadi dengan cara kampanye lewat media online pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, maupun bupati dan wakil bupati memudahkan berkampanye. Tapi saya harapkan berkampanye seperti itu mematuhi aturan dan beretika, sebab banyak terjadi ada berita bohong (hoaks)," ujar mantan komisioner KPU Provinsi Bali itu.
Ia mengemukakan dalam medsos masyarakat juga harus berhati-hati membaca berita tersebut, karena dalam dunia politik kemungkinan kampanye hitam bisa terjadi.
Melalui medsos, katanya, setiap pendukung ingin mendapatkan simpati dari calon yang diusungnya.
"Oleh karena itu saya berharap kepada masyarakat untuk berpikir kritis dan cermat dalam menyikapi berita-berita atau pesan yang diungguh lewat media sosial tersebut. Sebab dalam media sosial itu, siapa saja bisa membuat dan mengunggah postingan tanpa batas," ucapnya.
Begitu juga pengunggah berita atau informasi, kata dia, agar memperhatikan etika dan aturan mengeposkan berita atas setiap kejadian.
Jika mereka melanggar aturan atau menebar kebencian, katanya, bagi yang merasa dirugikan bisa melapor ke pihak kepolisian dengan ancaman jeratan undang-undang IT.
Baca Juga: PDIP Ungkap Alasan Umumkan Capres Melalui Medsos
"Maka berhati-hatilah jika menyampaikan pesan di media sosial, bagi masyarakat yang merasa dirugikan bisa melaporkan ke pihak kepolisian. Oleh karena itu berkampanye harus mengikuti etika dan aturan," ujar perempuan yang juga pengiat lembaga swadaya masyarakat itu.
Riniti mengatakan keberadaan media online sebagai media berita pasti membuat berita sesuai dengan kaidah jurnalistik.
Namun, ujarnya, tidak jarang ada juga media online membuat berita-berita provokatif.
Ia mengatakan masyarakat harus cermat membaca berita semacam itu, sehingga hajatan Pemilu dan Pilkada tidak ternoda.
"Masyarakat dituntut cermat dan cerdas dalam membaca berita-berita di medos maupun media berjaringan, karena banyak juga ada berita yang tendesius dan provokatif. Karena itu saya harapkan masyarakat harus mampu menjaga kedamaian. Begitu juga tim pemenangan dari pasangan calon juga harus mampu menjaga suasana kondusif," katanya. [Antara]
Berita Terkait
-
Vine Hadir Kembali dengan Nama Baru, Anti Konten AI
-
Bikin Laporan ke Bareskrim, Bule Rusia Polisikan Dua Akun Medsos Diduga Penyebar Fitnah
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta
-
Beraksi Siang Bolong! Jambret Bersenjata di Bekasi Gagal Rampas Rp450 Juta Usai Kepergok Warga
-
Adultifikasi di Medsos Bikin Anak Kehilangan Masa Kanak-Kanak
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional