Suara.com - Muhammadiyah mendorong Presiden RI Joko Widodo untuk segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus penyiraman air keras terhadap Penyidik KPK Novel Baswedan.
“TGPF itu penting karena polisi setelah 10 bulan ini tidak menunjukan perkembangan penyidikan yang positif,” ungkap Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat.
Dahnil menyampaikan jika penyerangan dan teror terhadap Novel bukan hanya penyerangan secara pribadi. Namun merupakan penyerangan terhadap agenda penyerangan korupsi.
Ia menilai jika Novel diserang sebagai aparatur negara yang berkomitmen tinggi melawan korupsi. Jadi, jelasnya, penyerangan terhadap Novel itu sebenarnya adalah sebuah penyerangan terhadap cita-cita bersama seluruh rakyat Indonesia.
“Sama seperti saya disini juga ingin kita punya Indonesia yang bersih sehingga menyerang dan mengancam novel, itu seperti merampas dan meneror cita-cita kita sebagai bangsa,” jelasnya.
Selain itu, dirinya menilai ada keterlibatan jenderal sehingga itu yang menjadi halangan dan hambatan agar kasus dituntaskan sesegera mungkin.
“Karena penyidik itu pangkatnya AKBP. Mau menyidik orang yang high profile person. Nggak akan sampe. Dan faktanya setiap penyidikan yang ditangani polisi terkait dengan orang-orang yang high profil. Atau yang biasa kami sebutkan jeruk makan jeruk,” terangnya.
Menurut Dahnil, karena itulah mengapa Muhammadiyah mendorong TGPF. Ya, jangan sampai TGPF diterjemahkan sebagai upaya menegasikan presiden.
Ia menambahkan jika TGPF ini juga membutuhkan komitmen Presiden. Kalau Presiden tidak punya komitmen, untuk mengungkap kasus ini maka tidak ada artinya. Menurutnya, jika presiden abai akan hal ini, itu bisa jadi kuburan untuk Jokowi.
Baca Juga: Gantikan Buwas, Jokowi Lantik Heru Winarko sebagai Kepala BNN
Karena jelang tahun politik, justru kalau Jokowo abai terhadap kasus novel ini, kemudian tidak meng-endorse dan mengupayakan supaya segera diungkap, baginya hal tersebut bisa jadi kuburan politik untuk Jokowi sendiri.
“Karena janji utama Jokowi ada dua. Yang paling penting yaitu penanganan masalah HAM kemudian perlawanan terhadap korupsi. Itu janji dan kampanye Jokowi dulu,” tandas Dahnil.
Tag
Berita Terkait
-
Kasus Kerangka Kwitang Janggal, Komisi III DPR Usulkan Pembentukan TGPF
-
Muhammadiyah dan Gus Mus Kompak Tolak Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Nasional
-
Muhammadiyah Tolak Keras Gelar Pahlawan, Gus Mus Ungkit 'Dosa' Soeharto ke Kiai Ponpes
-
Muhammadiyah Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Jasanya untuk RI Tak Terbantahkan
-
SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta Gelar Career Day Bersama UGM, UNY, dan UPN
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka