Suara.com - Blusukan Gubernur Jateng nonaktif Ganjar Pranowo di Kota Tegal Minggu (4/3) dengan menyambangi Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Kraton, Tegal. Dikejutkan oleh seorang kakek penghuni Rusunawa. Di tempat tersebut, Ganjar ditagih untuk melunasi kontrakan.
"Pak Ganjar, tolong, saya mau diusir dari rusunawa," kata kakek yang bernama Karno (73).
Ganjar awalnya bingung dan tak paham maksud kakek itu. Ia meminta kakek itu lebih mendekat dan menerangkan lebih jelas.
"Jadi bapak ini mau diusir karena tidak mampu membayar angsuran? Sudah menunggak berapa lama?" tanya Ganjar.
Karno sudah 3 tahun menempati rusunawa tersebut. Biasanya uang sewa dibayar oleh anaknya.
Namun setelah sang anak diberhentikan dari pekerjaannya, kiriman uang sewa Karno berhenti.
"Total tunggakan ya kira-kira ada kalau Rp 5 juta, sejak 2016," kata Karno.
Ganjar kemudian memanggil pengurus rusunawa dan memastikan tunggakan sewa rumah Karno akan ia tanggung.
"Bapak tidak perlu khawatir, hari ini saya selesaikan administrasinya," kata Ganjar.
Baca Juga: Berstatus PNS, Istri Ganjar Diingatkan Tak Aktif Ikut Kampanye
Ganjar menyatakan, persoalan yang dialami kakek Karno banyak sekali di Jateng. Untuk itu lah pada periode pertama kepemimpinannya di Jateng menerbitkan Kartu Jateng Sejahtera.
Pemegang kartu berhak menerima uang santunan sebesar Rp 250 ribu per bulan. Dalam setahun, warga yang menerima KJS lebih dari 12 ribu jiwa.
"Orang seperti Pak Karno ini harus kita data, golongan warga yang tidak mampu maka harus mendapatkan jaminan," katanya.
Menurut Ganjar, Rusunawa di Jateng masih dibutuhkan namun harus layak huni, termasuk sistem pengelolaan dan perawatannya harus dijaga.
"Saya ingin memastikan rusunawa-rusunawa di Jawa Tengah itu layak huni. Saya siap mengusahakan, jika butuh bantuan untuk pengelolaan dan perawatannya," tukasnya. (Ambar)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO