Suara.com - Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Nurhayati Assegaf mengatakan munculnya wacana poros ketiga menjelang Pilpres 2019 merupakan hal biasa dalam sistem demokrasi. Apalagi, konstelasi politik hingga saat ini masih sangat cair.
Poros ketiga yang muncul ini tidak mendukung Joko Widodo atau pun Prabowo Subianto. Tapi mencari alternatif calon pemimpin Indonesia.
"Kalau ada wacana poros ketiga itu hal yang biasa saja. Bukan hal yang luar biasa. Di tahun politik ini yang sangat dinamis sangat cair," kata Nurhayati di DPR, Jakarta, Kamis (8/3/2018).
Nurhayati menjelaskan selalu ada sosok yang paling menonjol di awal. Namun, menjelang hari pendaftaran muncul sosok lain yang juga memiliki potensi.
Nurhayati mengatakan semakin banyak calon akan semakin baik untuk proses demokratisasi di Indonesia.
"Kalau sekarang, misalnya seperti di daerah, yang istilahnya (melawan) kotak kosong, sebetulnya membuat masyarakat tidak punya pilihan. Saya berharap masyarakat yang hanya memilih satu calon tidak terjadi banyak Golput, karena merasa tidak banyak diberikan pilihan," tutur Nurhayati.
Namun demikian, ia tidak setuju jika poros ketiga yang dimaksud lantas diidentikkan dengan nama agama tertentu. Misalnya poros partai Islam. Hal itu justru akan semakin menciptakan jarak di antara sesama rakyat Indonesia.
"Saya kira nggak ada sebetulnya (poros partai Islam). Itu yang saya kurang cocok. Kalau sekarang kemudian dimunculkan Islam dan non-Islam. Kita dari awal sudah sepakat dengan Bhineka Tunggal Ika. Dan umat Islam disini mayoritas dari dulu tidak pernah ada masalah," ujar Nurhayati.
"Saya ingatkan kita juga punya Partai Damai Sejahtera, Parkindo, dan itu terbuka. Kalau kemudian sekarang muncul ini, jangan sampai kembali lagi Islam dan non Islam. Itu yang tidak boleh," tambah Nurhayati.
Baca Juga: Fahri Hamzah: Kalau Kembali Duel dengan Prabowo, Jokowi Kalah
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Pramono Anung Kukuhkan 1.005 Pelajar Jadi Duta Ketertiban: Jadi Mitra Satpol PP
-
Hormati Putusan MK, Polri Siapkan Langkah Operasional Penataan Jabatan Eksternal
-
Istana Pastikan Patuhi Putusan MK, Polisi Aktif di Jabatan Sipil Wajib Mundur
-
Polemik Internal Gerindra: Dasco Sebut Penolakan Budi Arie Dinamika Politik Biasa
-
KPK Usut Korupsi Kuota Haji Langsung ke Arab Saudi, Apa yang Sebenarnya Dicari?
-
Boni Hargens: Putusan MK Benar, Polri Adalah Alat Negara
-
Prabowo Disebut 'Dewa Penolong', Guru Abdul Muis Menangis Haru Usai Nama Baiknya Dipulihkan
-
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Sektor Energi hingga Kebebasan Sipil Disorot: Haruskah Reshuffle?
-
Hendra Kurniawan Batal Dipecat Polri, Istrinya Pernah Bersyukur 'Lepas' dari Kepolisian
-
400 Tersangka 'Terlantar': Jerat Hukum Gantung Ratusan Warga, Termasuk Eks Jenderal!